27| Manipulasi (2).

467 107 45
                                    

"Sudah tidur ya?" hal pertama yang Taeyung lakukan setelah tiba di hotel yang ada di Osaka dan mendapatkan wifi adalah menelepon Soyun. Meski di Osaka telah menunjukkan waktu pukul dua belas lebih dua puluh menit-tengah malam.

Dia masuk ke sebuah kamar di mana terdapat tiga tempat tidur king size yang bisa menampung mereka bertujuh untuk tidur.

Namjun dan Hobi sedang mengobrol dengan manajer Sejin di depan pintu. Membahas sesuatu yang sepertinya sangat penting untuk penampilan TVS besok. Jin dan Jongkuk sedang di kamar mandi. Yang satu sedang menggosok gigi, yang satunya lagi sedang mencuci muka. Sementara Jemin dan Yungi sudah lebih dulu tidur setelah mencuci muka, gosok gigi dan mengganti pakaian secara kilat.

"Tadi sudah. Sekarang bangun karena Oppa meneleponku."

"Kau menangis?"

"Aniya. Suaraku serak karena aku mengantuk."

"Geojitmal hajimara. Kau pasti menangis karena artikel hari ini kan?" Taeyung melepas jaketnya kemudian menuju balkon. Dia tidak ingin mengganggu Jemin dan Yungi yang sudah tidur. "Apa kau bertemu Gil Suk hari ini? Apa dia melakukan hal buruk padamu?"

"Kami tidak bertemu. Tapi aku yang meneleponnya tadi siang."

"Untuk apa? Kau tahu kan dia berbahaya?"

"Aku mengatakan kalau aku ingin keluar dari Violet dan akan membayar dendanya setelah keluar dari rumah sakit."

Taeyung mendengar Soyun mulai terisak di seberang sana.

"Kalau begitu kau bisa bergabung dengan Jin Hit Label. Kau mungkin akan masuk agensi yang sama dengan Jifren. Tapi mengapa artikelnya mengatakan kalau kau keluar dari dunia entertain? Mereka bahkan mengatakan kau memiliki gangguan mental dan masalah kesehatan lain. Apa hal semacam itu layak dikonsumsi publik? Apa kau benar-benar ingin berhenti menyanyi?"

"Aku tidak tahu mengapa Gil Suk PD-nim membuat berita semacam itu. Aku tidak pernah mengatakan kalau aku ingin berhenti menyanyi."

Jadi itu alasan Soyun menangis? Andai saja Taeyung ada di sana, ia pasti akan memeluk gadis itu dan menenangkannya seperti biasa.

"Oppa, aku tidur dulu ya. Oppa juga harus segera tidur."

"Baiklah."

"Oppa, mungkin besok dan lusa aku tidak bisa menghubungimu. Aku menon-aktifkan ponselku dan akan melakukan hal-hal yang menenangkan pikiran seperti membaca buku, melukis dan mengecat kuku. Ini saran yang diberikan Dokter Shin."

"Jadi kapan aku bisa menghubungimu lagi?"

"Saat Oppa sudah tiba di Korea."

"Arrasseo."

"Oppa."

"Hm?"

"Gomawo."

Kening Taeyung berkerut. Mengapa Soyun mengucapkan terima kasih? Gadis itu bahkan menangis lagi.

"Terima kasih telah menguatkanku selama ini dan tidak pernah meninggalkanku meski tahu masa laluku. Aku benar-benar bersyukur karena Tuhan mengirim Oppa dalam hidupku. Aku sering takut mengenai banyak hal. Tapi ketakutan itu selalu sirna karena ada Oppa."

"Jangan berterima kasih. Aku yang harusnya bersyukur karena memilikimu."

"Oppa harus jaga kesehatan di sana. Jika ada waktu luang meski hanya tiga puluh menit, gunakan untuk tidur. Dan jangan makan sembarangan."

"Kau juga jangan terlambat minum obat dan jangan memikirkan hal-hal buruk."

Setelah mengucapkan selamat tidur, percakapan mereka berdua berakhir. Taeyung segera masuk ke dalam kamar dan menutup pintu balkon.

NOAH (new version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang