Part 15 - Something About the Reason

88.4K 10K 3.3K
                                    

Maaf bangettt. Aku php kemarin karena ini panjang banget dan aku masuk angin kmrn 😅😅. Alasannya nggak banget tapi beneran aku sedang masuk angin. Aku udah berusaha nih nggak tidur supaya bisa up pagi ini. Semoga suka ya. Setelah up aku langsung bobo. Hidup ini adalah perjuangan 😷

Aku biasa proses editing berkali2 tapi ini cukup sekali karena aku ngantuk banget. Nanti kurevisi lagi.

〰️〰️〰️〰️

Jangan lupa tekan bintang ⭐️
Jangan lupa komen.

Jangan lupa follow akun penulis : Matchamallow

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

PART 15 | SOMETHING ABOUT THE REASON

Raphael Fitzwilliam berani menjamin bahwa ia tidak akan menerima gangguan dari makhluk bernama Kaytlin de Vere lagi. Sepertinya ia sudah cukup membuat wanita itu tidak akan mendekatinya. Terbukti saat ia melewati ruang tengah pagi tadi di mana neneknya beserta kedua Miss de Vere ada di sana. Kaytlin melihatnya sejenak, lalu menyadari itu Raphael, wanita itu langsung membuang muka dengan alis berkerut.

Lalu kejadian berikutnya terjadi beberapa menit setelahnya, saat ia berpapasan lagi dengan kedua bersaudara de Vere itu di koridor. Lisette de Vere membungkuk pelan dan mengangguk dengan formal. Begitu pula Kaytlin, padahal biasanya wanita itu tersenyum riang tanpa sebab saat melihatnya.

Itu yang ia pikirkan, sebelum Kaytlin de Vere membuka pintu ruang kerjanya dengan tiba-tiba. Tanpa mengetuk ataupun bertanya padanya apakah ia boleh masuk.

"My Lord, aku tidak bisa melakukan ini terus menerus sementara kita masih berada dalam satu rumah yang sama! Aku tidak bisa menahannya!" sembur Kaytlin dengan tatapan berapi-api. Raphael hanya bisa terperangah untuk sejenak. Orang yang mendengar kata-kata Kaytlin tadi bisa menyimpulkan yang tidak-tidak jika mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Dehaman dari kepala pelayan menyadarkan mereka bahwa ia masih ada di sana. Raphael hampir saja mengumpat.

"Apakah ada hal lain yang bisa kulakukan untuk Anda, My Lord?" Tanya kepala pelayan dengan profesional tidak peduli kejadian aneh yang baru saja melintas.

"Kau boleh pergi sekarang."

Raphael mengawasi sampai kepala pelayannya pergi sebelum kembali lagi pada Kaytlin si wanita ambigu dan ingin tahu. Wanita itu hanya beruntung tidak ada Derek dan George. Jika ada mungkin Raphael sudah mengusir wanita itu sejak menginjakkan kaki pertama kali melewati pintu ruang kerjanya. Lagipula jika ia mengusir Kaytlin sekarang, bisa saja ia melakukan hal lain yang lebih memalukan lagi nantinya. Lebih baik Raphael menuntaskannya saja. "Apa yang sebenarnya ingin kaukatakan, Miss de Vere?"

"Seharusnya tidak terjadi permusuhan."

"Seharusnya itu saja yang kaukatakan tadi." Raphael menyeringai.

"Aku memutuskan untuk memaafkan Anda."

Raphael pikir tidak ada hal yang lebih absurd lagi yang bisa dilakukan oleh Kaytlin. Ternyata ada, dan inilah dia. "Aku tidak ingat pernah meminta maaf."

"Benar, Anda memang tidak meminta maaf, dan apa yang Anda katakan sebenarnya sangat keterlaluan. Ayahku adalah orang yang sangat baik dan ia mencintai Mama serta menyayangiku dan Lisette," jelas Kaytlin lalu melanjutkan dengan nada cerah dan bijak. "Tapi memusuhi Anda adalah tindakan kekanak-kanakan. Mama pernah mengatakan memaafkan orang lain adalah suatu hal yang dewasa. Jadi aku memaafkan Anda."

Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang