Part 16.1 - Something About That Man

53.2K 8.4K 1.6K
                                    


Jangan lupa follow akun penulis untuk mendapatkan notifikasi update di wall.

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah

➰➰➰

Kaytlin memasuki kamar dengan linglung. Ia terduduk di sisi tempat tidur. Tidak setiap hari ia dicium oleh pria. Peter pernah menciumnya dulu. Meski akhirnya mereka tidak bersama, tapi ia jelas...menyukai Kaytlin.

Sekarang Kaytlin tidak mengerti mengapa Lord Blackmere bisa menciumnya. Apakah bisa seseorang mencium orang lain tanpa perasaan? Tapi setelahnya ia hanya mengatakan bahwa itu membuktikan Kaytlin sangat naif dan bodoh, lalu ia meninggalkan Kaytlin dengan semua pertanyaan.

"Ada apa denganmu, Kay. Kau seperti baru melihat hantu," tanya Lisette yang sedang membuka korsetnya dibantu Gretchen.

"A...aku hanya terkejut karena mendengar suara saat berjalan di lorong tadi." Kaytlin tidak mungkin menceritakannya pada Lisette.

"Pasti itu suara tikus," keluh Gretchen. "Para pelayan selalu memasang perangkap tikus dan tikus-tikus itu sudah berkurang tapi tidak pernah hilang. Selalu saja ada tikus yang tersisa."

"Kalau hanya tikus, Kay tidak pernah takut. Dulu ia yang selalu mengusir tikus di dapur," kata Lisette.

"Baiklah, kalau hanya tikus aku bisa tenang sekarang." Cepat-cepat ia menjauh ke sudut ruangan dekat toilet untuk membuka gaunnya.

Ia mengerang dalam hati. Mengapa semua ini harus terjadi? Lalu bagaimana ia harus menghadapi pria itu besok? Bagaimana?

➰➰➰

Setelah tiga jam berbaring nyalang di tempat tidur sementara Lisette sudah mendengkur di sisinya, Kaytlin memutuskan ia harus bersikap sewajarnya besok.

Akhirnya ia bisa tidur sekarang setelah mengambil keputusan.

Tapi bagaimana cara untuk bersikap sewajarnya? Bagaimana?

➰➰➰

Tidak ada yang berubah pagi itu, pikir Kaytlin.

Ia duduk di meja makan untuk sarapan pagi dalam keheningan bersama Lisette dan Dowager Marchioness sementara di luar hujan rintik-rintik membuat bau tanah menguar.

Lisette mengambil makanan dan mengunyah dengan gerakan anggun, hampir serupa dengan yang dilakukan Dowager Marchioness. Hal itu membuat Kaytlin kagum tapi sekaligus merindukan masa lalu di mana keluarganya selalu makan bersama di pagi hari dan mengoceh meski mulut penuh dengan makanan.

Tentu saja Josephine de Vere melarang mereka melakukan itu di luar rumah demi kesopanan. Hanya di dalam rumah, dengan catatan tidak ada tamu. Mereka memperbincangkan apa pun yang bisa diperbincangkan. Kadang tentang kejadian di desa, kadang membicarakan kemajuan Kaytlin atau Lisette dalam berlatih piano di gereja. Bahkan kadang ayah mereka membuka topik politik atau ekonomi di Inggris, dan mereka mendengarkan dengan takjub. Semua terjadi di meja makan mereka yang kecil yang menyatu dengan dapur.

Sekarang, semua terasa begitu sepi dengan hanya mereka bertiga duduk di sebuah meja panjang di tengah ruangan yang megah dan luas. Dowager Marchioness duduk di kepala meja, sedangkan Lisette dan Kaytlin duduk di sisi kanan saling bersebelahan.

Setidaknya Kaytlin merasa masih aman pagi ini, karena ia tidak akan bertemu dengan Lord Blackmere. Pria itu tidak pernah sarapan bersama mereka selama ini.

Kaytlin mengambil roti panggang dengan pencapit perak, lalu lanjut menaruh sebuah ham, beberapa selada, selembar keju, selembar ham lagi, dan seiris roti lain di atasnya sebagai penutup. Ia memotong roti itu menjadi beberapa bagian sedemikian rupa. Baru setelahnya Kaytlin menusuk dengan garpu dan memasukkannya ke mulut. Sebelumnya ia sempat tersenyum pada Lisette yang tercengang menyaksikan porsi makannya. Untuk menghadapi Lord Blackmere pertama-tama diperlukan sarapan yang banyak. Berpikir saja sudah membuatnya menghabiskan energi, apalagi nanti.

Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang