Part 5 - Something about Beauty

95.3K 12.6K 963
                                    

Seandainya Marquess of Blackmere adalah orang yang ramah, ingin rasanya aku memintanya bercerita tentang Mama yang dulu.
Sayangnya dia bukan. Tapi aku bersyukur ia berubah pikiran dan menerima kami. Seperti yang kutulis tempo hari, ia adalah orang baik karena ia orang yang dipercaya Mama. Dan aku tidak ragu lagi sekarang.

Catatan harian Kaytlin de Vere

==============================

"My Lord, Her Ladyship, Dowager Marchioness of Blackmere telah tiba."

Kepala pelayannya muncul di depan pintu saat Raphael baru saja memasuki ruang kerjanya setelah kembali dari London. Sudah dua hari berlalu sejak ia menampung kedua gadis yang ia terima sebagai wali itu dan dua hari pula ia memilih menghabiskan waktu di tempat lain bersama teman-temannya.

Ia tidak ingin menampung kedua gadis itu sebagai anak perwalian, tapi entah kenapa ia teringat pada Josephine sehingga berubah pikiran.

Raphael mengenal Josephine yang jauh lebih tua darinya. Josephine memang sudah dewasa, tapi ada jiwa anak-anak yang seakan tidak ingin wanita itu lepaskan. Wanita itu katanya sering diejek perawan tua oleh beberapa lady. Raphael menganggap orang-orang yang menggunjingkan Josephine hanya iri karena Josephine sangat cantik. Banyak pria yang sebetulnya melamar Josephine, tapi tidak ia terima.

Setahun kemudian, seorang earl tua melamar Josephine. Orangtua Josephine memaksa Josephine menerima. Josephine sangat sedih dengan hal itu. Setelah berpikir berulang kali, akhirnya Raphael memutuskan akan melamar Josephine karena ia berpikir itu satu-satunya jalan untuk menyelamatkannya. Ia bergelar marquess yang berada satu tingkat di atas earl. Pasti keluarga Josephine lebih memilihnya. Setidaknya untuk bertunangan lebih dulu, dan Raphael akan menikahinya nanti setelah ia cukup umur. Ia tidak tahu apakah ia mencintai Josephine, tapi yang jelas ia menyayangi wanita itu.

Hanya saja sebelum sempat melakukan rencananya, Josephine kawin lari dengan seorang pemuda. Raphael sangat menyayangkan kejadian itu dan ia mengutuk pria tidak tahu diri yang tidak memikirkan nasib Josephine. Josephine berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Apalagi sekarang, setelah dua puluh tiga tahun berlalu ternyata Raphael hanya mendapati bahwa Josephine telah tiada. Ia semakin membenci pria itu.

Sebenarnya kedua anak Josephine tidak bersalah dan tidak berhak menanggung kebencian Raphael terhadap suami Josephine. Raphael sudah melihat Miss de Vere muda dan gadis itu memang mirip Josephine. Tapi ia merasa terganggu setiap kali melihat Kaytlin de Vere. Jadi lebih baik ia menjaga jarak terhadap mereka berdua sekaligus.

"Di mana Raphael? Raphael!! Raphael!!"

Raphael mendengar suara neneknya di ujung pintu ruang depan. Seperti biasa neneknya sungguh tidak sabaran. Neneknya adalah seorang Lady yang mentaati norma kesopanan di depan umum, tapi tidak di rumah. Menurutnya, aturan-aturan yang ada dalam pergaulan bangsawan sebagian besar sangat konyol.

"Aku di sini, My Lady. Tidak perlu berteriak begitu keras." Raphael mencium punggung tangan neneknya yang terbungkus dengan sarung tangan kulit.

" Raphael mencium punggung tangan neneknya yang terbungkus dengan sarung tangan kulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang