I'm Alone 15

946 45 14
                                    

Hari semakin berganti, gue gak bisa menyuruh Reynard buat menjauh dan gue nampaknya tak bisa jika harus mengacuhkan Reynard. Ada rasa yang berbeda yang menempati hati ini saat gue bersama dengan Reynard.

Sifat dinginya menjadi suatu hal yang bisa membuat gue terdiam dan tak berani membantah apapun yang ia ucapkan. Bahkan kemarahan Reynard adalah satu hal yang sangat gue takutkan sekarang.

"Lo punya kembaran?" tanya Reynard setelah ia duduk di kursi di samping gue. Kali ini gue sama dia lagi duduk di taman belakang sekolah, jangan di tanyakan kenapa gue milih duduk di sini!.

"Punya."

"Kenapa lo gak bareng sama dia?" tanya Reynard lagi.

"Sakit." Ucapan itu keluar tanpa gue sadari.

"Sakit kenapa?" tanya dia khawatir, namun tetap dengan wajah datarnya.

"Sakit, saat lo tanya kenapa gue gak bareng dia." Gue sambil mencoba mengukir senyuman palsu di ujung kalimat gue.

"Sorry..." ucap dia lirih, "Tapi kenapa?" tanya dia lagi, gue bingung apa gue harus cerita sama dia tentang semuanya, tentang alasan kenapa gue dan dia gak bareng?.

"Cerita aja," ucap Reynard sambil mengusap punggung tangan gue.

"Apa alasan yang bisa meyakinkan gue buat nyeritain semuanya sama lo?!" Percayalah seberapa lama gue bareng sama dia, gue masihlah Peyvitta yang dulu.

"Gue gak punya alasan," ucap dia datar, perkataannya barusan membuat hati gue mengiyakan untuk menceritakan semuanya. Entahlah di saat yang lain bilang gak akan menceritakan semua yang gue ucapkan, tapi dia justru mengucapkan tak punya alasan, namun kenapa itu semua membuat yakin buat menceritakan semuanya pada dia.

Gue manarik napas gue dalam-dalam, dia hanya memandang sambil terus mengelus-ngelus punggung tangan gue, gue merasakan bahwa dia seolah berkata 'it's okay believe me'.

"Kalau lo mau tahu jawabannya, gue tunggu di apartemen gue jam 7 malam." Gue gak yakin dia pengen tahu tentang masalah gue, tapi ya biarkan.

"Ok, sekarang ke kelas," ucap dia datar, gue gak bisa nolak, ucapannya barusan seolah perintah buat gue, akhirnya gue mengikuti dia dan berjalan menuju ke kelas.

*****

Malam tiba, gue gak yakin dia bakalan datang. Mau dia datang atau pun enggak itu gak bakalan berpengaruh buat gue bukan?.

Tingtong. Ah sial dia dateng.

"Dateng juga lo" Ucap gue setelah membuka pintu dan ternyata yang datang uyu Reynard, dia tidak menjawab dia hanya melangkah masuk.

"Atas dasar apa lo oengen tahu cerita gue?" Ranya gue sambil menyimpan orange juice di atas meja.

"Yang jelas bukan sekedar ingin tahu" Ucap dia, oke jawaban yang menurut gue oke, karena dengan jawaban seperti itu berarti gue yakin dia bukan ingin tahu masa lalu gue.

"Oke, gue gak bakalan minta lo buat janji supaya gak nyebar ini sama yang lain" Ucap gue santai, gur gak minta dia buat janji, karena kasian kalau nanti dia kesulitan buat menuhinya, secara dari pengalaman gue dulu, gue curhat dan mereka curhatin lagi curhatan gue, bingung bukan? Apalagi gue yang jalanin, gue jauh lebih bingung.

"Gue juga gak bakalan janji buat hal itu" Ucap dia santai, oke jawaban yang lagi-lagi berbeda, ntah kenapa hati gue semakin yakin untuk menceritakan masa lalu gue.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang