I'm Alone 30

1.6K 55 9
                                    

"Rey apa lo gak mau berstatus yang lebih dengan gue?" Gue berucap sendiri sambil mengaduk-ngaduk spaghetti yang sudah gue makan setengahnya.

Jika sebelumnya gue gak pernah berharap sama seseorang mungkin sekarang gue berharap sama seseorang, entahlah kenapa gue berani naruh harapan sama dia?

Dia gak pernah ngecewain gue sebelumnya, jadi mungkin gue berani berharap sama dia, tapi... Apa gue pantas buat mengharapkan ini? Ya sudahlah biarkan saja, gue gak bisa terlalu dalam buat berharap, karena harapan gue gak pernah kenyataan.

Tingtong.

Gue berjalan ke arah pintu, karena barusan gue mendengar suara bel berbunyi yang gue rasa ada orang yang menekannya di luar. Gue setengah kaget saat membuka pintu ternyata yang datang adalah dia.

"Ngapain lo ke sini?"

"Main," jawab dia sambil berjalan masuk.

"Tumben gak bilang?"

"Harus bilang?" Bukannya jawab dia malah tanya balik, nyebelin banget kan dia.

"Gak juga sih." Gue berjalan ke arah kulkas dan mengambil sebuah minuman untuknya.

Gue bingung kenapa mood gue bisa tiba-tiba naik saat dia ada? Gue merasa bahwa bahagia itu sederhana, cukup ada dia gue merasa bahagia. Gue dan dia menghabiskan waktu dengan kegiatan yang tak ada manfaatnya. Gue dan dia hanya bersenang-senang.

Toktoktok

Gue mendengar pintu diketok dari luar.

"Gue buka pintu dulu ya." Reynard hanya menganggukan kepalanya dan akhrinya gue berjalan untuk membuka pintu. Kali ini gue jauh lebih kaget dari sebelumnya saat melihat siapa yang berdiri di balik pintu.

Mau ngapain mereka ke sini? Pertanyaan itulah yang langsung muncul di pikiran gue saat melohat mereka berkunjung ke apartemen gue.

Gue kaget saat tiba-tiba Mamah langsung memeluk gue dengan begitu erat saat gue baru membuka pintu. Gue yang bingung mendapatkan pelukan dari Mamah hanya bisa terdiam dan kemudian membalas pelukannya. Gue mendengar isak tangis Mamah pecah saat berada dalam pelukan gue, ralat saat sedang memeluk gue.

"Mah, kenapa?" Itulah yang bisa gue pertanyakan sekarang, tapi Mamah masih terlelap dalam pelukannya.

"Pah, Mamah kenapa?"

"Mamah sayang kamu," jawab Papah yang kemudian ikut memeluk gue. Sebenarnya ini ada apa sih? Kenapa mereka tiba-tiba seperti ini? Gue gak paham.

"Udah Mah gak usah nangis terus sekarnag kita duduk yu." Gue berjalan lebih awal mengajak mereka untuk duduk.

Gue mengernyit bingung sambil menatap ke arah Reynard. Mereka sama sekali tidak keberatan akan kehadiran Reynard di sini. Gue berjalan mengambil beberapa gelas air putih.

"Mah, Pah, minum dulu." Setelah mereka duduk, mereka akhirnya meminum, minuman yang sudah gue siapkan.

"Ada apa ya Mah?" Gue masih gak paham akan semuanya.

"Mamah mau minta maaf sama kamu," ucap Mamah dengan nada yang begitu sedih. Gue kaget banget denger ucapan Mamah barusan.

"Buat apa Mah?"

"Selama ini mamah belum bisa jadi mamah yang baik buat kamu, mamah belum bisa bahagiain kamu," ucap Mamah yang kemudian air matanya ikut mengalir.

"Sekarang mamah mau memperbaiki semuanya, mamah mau bahagiain kamu, mamah mau rawat kamu, mamah mau anggap kamu sebagai anak mamah."

"Kamu anak mamah Peyvitta, kamu anak mamah," ucap Mamah dengan air mata yang sedari tadi terus mengalir. Gue masih menatap bingung mereka semua.

"Papah juga mau jaga kamu, papah juga mau belain kamu, papah mau mencona untuk menuruti kemauan kamu, papah mau jadi papah yang benar buat kamu," ucap Papah. Gue semakin bingung dengan semua ucapan mereka, kenapa mereka tiba-tiba seperti ini?

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang