I'm Alone 19

795 48 12
                                    

Bukan sesuatu yang aneh lagi bagi gur jika sekarang gue sedang menikmati bersitan datah yang sedang mengalir di sertai dengan lampu kamar yang mati, ralat yang dimatikan.

Gue pikir gue gak bakalan ada lagi di posisi yang sama dengan posisi gue sebelum kenal dia, tapi sekarang ternyata gue kembali lagi ke masa itu. Terlalu menyakitkan buat gue, gue udah terlanjur merasakan kebersamaan kemaren.

Gue terlelap di dalam rasa sakit yang kini tengah mengalir darah, gue tengah menikmari bagaimana darah segar ini keluar dari tubuh gue. Belum sempat gue tertidur, gue kembali tersadar karena mendapat sebuah notifikasi yang masuk.

Retta

Vitt,

Lo besok mau gak anterin gue,
gue ganti deh masalah
bensinnya, mau kan?.

Emang kenapa?

Motor gue masih di bengkel,
gue kemaren habis balapan,
tapi jatoh dan lo tahu sendiri
mungkin kelanjutannya seperti apa.

Oke besok pagi gue jemput.

Oke besok gue share lokasinya.

Hari yang menyebalkan akan gue akhri, gue mau tidur sekarang. Berharap agar besok hari gue gak jauh lebih menyebalkan dari sekarang, haha harapan orang normal bukan?.

07:09.

Retta

Share a location.
Gue tunggu di sini.

Serah sih mau jam berapa
lo jemput gue, gue santuy.
Paling lo yang telat.

Iya bawel.

Hehe.

Geu bersiap dan berjalan keluar dari area apartemen gue. Gue menuju ke tempat di mana Retta berada sekarang. Gue melihat dia sudah berdiri di sana dengan helm full face yang ia simpan di sikutnya.

"Yey gojek gue datang," ucapnya setengah berteriak.

"Suka hati lo."

Di tengah perjalanan gue dan dia sama seperti makhluk hidup pada umumnya yang bakalan melakukan interaksi. Setelah bacotan tak jelas sudah gue dan dia lakukan kini giliran gue yang menanyalan hal yang masih menjadi misteri di otak gue.

"Lo udah punya pacar?"

"Kepo lo," ucap dia sambil tertawa di ujung kalimatnya.

"Gue gak mau nanya lagi!"

"Yah ngambek, punya. Gue punya pacar," jawab dia.

"Namanya?"

"Rey," ucap dia dengan santai, namun membuat hati gue bergejolak.

"Dia anak motor juga?" Gue gak mau membuat dia curiga akan semua pertanyaan gue.

"Anak motor sih, tapi dia lebih hobby di mobil," jelas dia. Cukup membuat gue yakin kalau ini jawaban dari sesuatu yang ingin gue dapatkan.

"Jadi anak mobil?"

"Anak bokap nyokapnya," ucapnya datar.

"Gak lucu!"

"Kapan-kapan gue temuin deh kalian."

"Udah sampai turun lo!"

"Gila galak amat," ucap dia menyeringai gue yakin dia gak tersinggung akan nada bicara yang sudah gue ucapkan barusan.

I'm AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang