60. Please !

177 28 61
                                    


Kini terjalinlah beberapa percakapan diruangan Aerin
namun nyatanya Aerin hanya menjawab sesekali saja. Hanya ada suara Sinb yang kini terlihat berbicara kepada Aerin, Eunha sudah lebih dahulu tertidur karena kelelahan.


"Aerin-ah, kenapa kau melakukan hal seperti tadi ? Kau tau hal itu membuat Eonnie sedih," ucap Sinb lirih kepada Aerin yang kini memalingkan wajahnya menghindari tatapan Sinb.


"Aerin-ah, tataplah Eonnie ketika berbicara," bujuk Sinb yang kemudian ia menyunggingkan senyumannya karena Aerin kini menatapnya daripada sebelumnya seperti rnggan menatap Sinb.


"Aerin-ah, jawab Eonnie !" pinta Sinb dengan lembut, ia masih ingat pesan Dokter tadi.


"Sinb, Eonnie, kenapa kau menolong Aerin ? Seharusnya kau tidak datang, seharusnya kau tidak menolongku, seharusnya kau membiarkan aku mati Hiks,"


"Aerin-ah, jangan berbicara seperti itu !"


"Eonnie, tidak ada gunanya aku hidup, aku sebentar lagi aku juga akan mati, percuma kau menolongku tadi,"


"Anniya, kau harus tetap sehat, kau harus bertahan hidup, kau tak boleh menyerah seperti itu !"

"Percuma Eonnie, penyakitku sudah stadium 3 dan aku hanya menunggu malaikat maut menjemputku. Percuma aku menjalani semua ini, hanya sia-sia saja." jelas Aerin dengan tenang dan suara rendah, sedangkan air mata terus saja terjatuh.


Kemudian Sinb lebih memilih menaiki ranjang Aerin dan memeluknya sembari ia menangis karena ucapan Aerin yang mengingatkan dirinya kepada adik perempuannya, ia pernah tertekan karena kehilangan, yang kini selalu membekas didalam hatinya.

"Aerin-ah, Eonnie tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Cukup Eonnie saja yang kehilangan, aku tak ingin Yerin Eonnie juga merasakan kehilangan, aku tak ingin dirinya bersedih."


"Sinb Eonnie, kau tau, semuanya akan kembali kepada Tuhan dan begitu juga dengan diriku. Aku bukan siapa-siapa bagi kalian, aku tak berarti apapun, aku hanya merepotkan semua orang yang aku temui. Yerin Eonnie mungkin tak masalah saat aku pergi, karena dia memiliki kalian, memiliki sahabat yang masih berarti untuknya, daripada diriku. Aku harap Eonnie selalu bersama Yerin Eonnie, apabila Aerin sudah tiada."


"Hiks, Aerin-ah, jangan seperti itu, itu semua tidak benar, hiks, kau sangat berarti bagi kami,"

"Aniyaa, Eonnie jangan menangis, aku dengar dari teman-temanku bahwa kau adalah perempuan yang kuat, lalu mengapa kau menangis ? Jangan menangis karena perkataanku, jangan. Itu semua hanya sia-sia."

"Aerin-ah, semangatlah, kau harus bertahan, kau harus sembuh, Eonnie akan selalu mendukungmu,"

"Aniyaa, semangat hidupku telah hilang Eonnie, dengan aku mati bukankah semua bebanku hilang ? Aku hanya kesialan semata Eonnie. Kau tau bukan, orangtua kandungku menjualku, lalu Eomma Appa jung bertengkar dan perusahaan bangkrut, orangtua Eunha Eonnie direpotkan karena kehadiranku, Yerin Eonnie sibuk sekali dengan dunianya, aku mendapatkan sakit Leukimia, lalu kalian bertengkar dengan keluarga kandungku, bahkan diusir dengan jahat, itu semua karena aku, aku Jung Aerin, pembawa sial. Dengan aku mati maka semua akan baik-baik saja."


"Tidak, tidak, itu semua salah, kau tidak bersalah sama sekali. Aerin-ah, kumohon jangan katakan hal seperti itu lagi."

"Semuanya benar Eonnie, jangan menghiburku, itu percuma."


[2/2]  Thanks Yerin Eonnie [ Gfriend FF By.wyohana406 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang