10. Flashback

201 39 6
                                    

Waktu kini sudah menunjukkan pukul 07.00 dilihat dalam sebuah kamar, seorang gadis cantik berusia 14 tahun sedang bersiap untuk mulai berangkat kesekolah barunya dan tentunya mengawali semua dengan hal yang baru.

Gadis tersebut terlihat cantik dengan balutan seragam khas sekolah Hanlim, dengan seragam putih yang ditutupi oleh Rompi lengan panjang yang berwarna hitam yang senada dengan Rok hitam yang ia kenakan, jangan lupakan sepatu baru yang melekat dengan kaus kaki hitam.

Gadis tersebut sudah bersiap dengan kucir setengah pada rambutnya disertai poni setengah yang menutupi setengah dahinya. Hal itu membuatnya semakin cantik, ingatlah satu hal bahwa Aerin tidak mengenakan Make Up atau sejenis apapun untuk memolesi wajahnya, ia tidak menyukai hal-hal yang berbau dengan Alat kecantikan.

Saat Aerin hendak berjalan kearah pintu tiba-tiba ia merasakan sakit kepala yang luar biasa hebat, diiringi dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Dengan cepat ia langsung membasuh hidungnya dan menghentikannya dengan tissue, ia tidak ingin orang lain mengetahui keadaannya.

Tak berapa lama dari itu terdengarlah ketokan pintu dari luar, yang tidak lain adalah Bibi Yin selaku pembantu kepercayaan dikeluarga yang Aerin tempati.

"Non Aerin, ayo sarapan sudah ditunggu Tuan dan Nyonya disana !"
panggil Bibi Yin

"Baik bi, bentar lagi Aerin keluar !"

Setelah dirasa aliran darah dari hidungnya berhenti, Aerin langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar, meski rasa sakit dikepalanya belum juga reda. Ia tidak ingin membuat Tuan dan Nyonya dirumah ini menunggunya terlalu lama, ingat ia bukan tuan putri disini. Itu pemikirannya yang harus ia ingat setiap waktu.

Setelah beberapa saat sarapan pagi dikeluarga itu telah selesai. Aerin kemudian mulai berangkat sekolah bersama suami Nyonya Leta, karena katanya searah dengan perusahaan.

Sepeninggalnya Aerin serta suami nyonya Leta, kini tinggalah Nyonya Leta dirumah dan terlihat dia sedang membicarakan sesuatu dengan sahabat lamanya yang diketahui bernama Nyonya Sina. Mereka telah bersahabat sejak dibangku sekolah.

Dulu Leta dan Sina merupakan sahabat yang dekat disekolahnya SMA dan tentunya mereka bersahabat karena mendapati bahwa mereka memiliki banyak kesamaan, namun bedanya bahwa Sina adalah anak dari Keluarga miskin sedangkan Leta merupakan anak dari keluarga kaya.

Sina senang dapat bersahabat dengan Leta karena Leta tidak seperti teman yang lainnya, Leta memang anak dari Orang berada bahkan apapun yang dia kenakan memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan Sina saat bersekolah saja ia harus mati-matian belajar agar mendapat beasiswa, Sina sejak sekolah dasar berjuang untuk sekolah dengan giat belajar bahkan tiap hari harus membantu ibunya bekerja untuk menjualkan kue buatan ibunya guna membayar rumah kontrakan yang keluarganya tinggali. Karena sejak Ayah Sina meninggal, harapan satu-satunya dari keluarga itu telah tiada, bahkan adiknya juga selalu sakit-sakitan namun tidak dapat dilarikan kerumah sakit, mengingat bahwa harganya akan sangat mahal, jadi terpaksa harus menggunakan obat-obat herbal dari tumbuhan.

Saat masuk SMP, Sina mulai memiliki semangat yang lebih untuk mengikuti banyak lomba, agar mendapatkan hadiah, karena ibunya bingung saat mengetahui bahwa adik Sina menderita Kanker Otak dan Dokter menyarankan untuk segera melakukan Kemoterapi sebelum Kanker tersebut menyebar keseluruh tubuh, namun yang disayangkan bahwa ekonomi keluarganya sangat krisis sehingga sulit untuk mengumpulkan uang dalam jumlah banyak dalam waktu dekat, belum lagi harga untuk Kemoterapi yang sangat banyak.

Setelah beberapa lama uang Sina terkumpul, akhirnya ia mulai memberitahu kepada ibunya untuk membawa adiknya kerumah sakit namun tak lama dari itu saat mereka sampai dikamar adiknya melihat bahwa adiknya terus-terusan memuntahkan darah dari mulutnya.

Sesegera mungkin Ibu Sina memanggil tetangga yang cukup ia kenal baik untuk membantu anaknya menuju kerumah sakit.

Setelah beberapa menit menunggu dokter yang menangani adik Sina keluar, mereka kemudian diajak berbicara oleh dokter diruangannya.

Namun alangkah sedihnya, sungguh hati mereka sangat sakit saat mendengar hal itu. Dokter mengatakan bahwa Adiknya tidak dapat diselamatkan, karena kanker adiknya telah sampai pada Stadium 4 yang berarti memasuki tingkat akhir, dengan kanker yang telah menguasai tubuh adiknya dengan ganas.

Sina yang tidak percaya akan hal itu langsung saja menuju kekamar rawat milik adiknya yang sedang diurus oleh para perawat untuk dipindahkan keruang jenazah. Sina meronta-ronta saat itu, ia meresa menjadi kakak yang buruk karena tidak dapat memyelamatkan nyawa adiknya.

Leta mengetahui semua cerita dari Sina dan dia sangat bangga dapat memiliki teman seperti Sina, saat itulah mereka paham apa yang dinamakan persahabatan. Diingat lagi bahwa Sina juga sering membantu Leta dalam belajar sebagai ganti juga karena Sina selalu ditraktir oleh Leta, mengingat bahwa Sina memang murid emas disekolah tersebut.

"Persahabatan tidak memandang bulu, tidak peduli siapa sahabatmu asal ada kenyamanan, percaya, dan rasa saling melengkapi satu sama lain, itu sudah cukup." ~Diwapu

Terakhir kabar yang didengar Nyonya Leta bahwa sahabatnya Sina beserta keluarga barunya telah mencapai kesuksesan yang besar hingga perusahaan mereka menjadi sangat terkenal, entah apa sebabnya namun Leta berfikir bahwa itu tidak masuk akal karena sebelumnya perusahaan dari suami Sina sudah gulung tikar dan Sina mulai melahirkan anak dengan kekurangan biaya, bahkan dulu pernah meminjam uang kepada Leta untuk biaya kelahiran anak Sina yang kedua.

Yang membuat Leta terheran-heran adalah dalam kurun waktu yang dekat ia mendapati bahwa Sina sudah mengembalikan uang milik Leta serta melunasi semua administrasi dirumah sakit dengan baik tanpa kendala. Sina telah melahirkan anak perempuan dan memiliki satu anak laki-laki yang sibuk mencapai mimpinya dengan bantuan tinggal dirumah Paman dan bibinya. Entah bagaimana kabarnya anak Sina yang pertama ini, ia belum pernah pulang karena sangat sibuk dengan urusannya menjalani dunia barunya.

Kini Leta berbicara dengan Sina lewat ponselnya, untuk menyelesaikan kecurigaannya selama ini. Ia tahu tentang sina sudah lama, bahkan masih mengenalnya hingga sekarang.

"Anyeong Sina, bagaimana kabarmu?"

"Ahh, Leta aku baik-baik saja seperti biasa."

"Apa kau memiliki kesibukan hari ini, kalau tidak bisakah kita bertemu di sore nanti, di Mall tempat Kopi, seperti biasanya?"

"Ahh, aku tidak ada kesibukan, eoh baiklah nanti kita bertemu, kebetulan juga anakku juga merindukanmu, aku akan mengajaknya nanti."

"Ahh baiklah, sampai berjumpa nanti, anyeong."

"Nee, anyeong."

Tutttuttutut.....

Saat panggilan telepon itu terputus, Nyonya Leta langsung menunjukkan ekspresi wajah senangnya, karena akan mengungkap kebohongan yang selama ini sahabatnya sembunyikan. Kemudian ia mulai melangkahkan kakinya keluar rumah untuk melihat perkembangan Restorannya serta membantu para Karyawan disana, bosan bila harus dirumah terus. Saat itu juga Nyonya Leta bertemu dengan Sopir kepercayaan keluarganya yang sedang berbicara dengan beberapa tukang kebun.

"Paman, nanti tolong jemput Aerin di sekolah barunya jam 12 siang, karena saya baru saja mendapat kabar bahwa guru-guru akan mengadakan rapat mendadak. Lalu tolong antarkan Aerin saat sudah sore nanti ke Restoran saya ya, terima kasih." Ucap Nyonya Leta dengan lengkap kepada Sopir tersebut

"Baik Nyonya." Jawab Sopir itu

"Hati-hati dijalan Nyonyaa !" Kata pegawai kebun yang sedang beristirahat diteras kepada nyonya Leta yang mulai mengendarai mobilnya menjauh.

Pegawai di rumah itu sangat bersyukur bahwa mendapatkan majikan yang sangat baik dan sopan kepada pegawainya, sehingga mereka sudah seperti keluarga.





















THANK YOU FOR YOUR TIME

BERSAMBUNG EPS 11
➡➡➡➡
🌟🌟🌟🌟🌟🌟💜

[2/2]  Thanks Yerin Eonnie [ Gfriend FF By.wyohana406 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang