56. Maknae Line

169 28 20
                                    


Melihat darah berceceran dilantai, membuat Sinb semakin frustasi akan keadaan Aerin, ia mendapati jejak darah tersebut menuju kamar mandi. Ya, darah yang bercecer adalah darah yang mengalir dari tangan Aerin, karena ia melepas jarum infus secara paksa dan mengakibatkan kulitnya robek hingga mengeluarkan banyak darah.

Sinb kira pintu kamar mandi dikunci dari dalam, namun ternyata pintu tersebut hanya ditutup. Ia melangkahkan dirinya tergesa-gesa untuk masuk kedalam dan betapa terkejutnya is melihat hal itu, air matanya luruh seketika membanjiri wajahnya.

Sinb menghampiri Aerin tanpa menghiraukan Shower membasahi tubuhnya.

"AERIN-AH, WAE GURAE ? (ada apa)"

"YAKK, APA KAU GILA MELAKUKAN INI SEMUA HIKS ! PABOO ! JUNG AERIN PABO ! HIKS." Teriak Sinb tak tertahankan.

"Eon...Eonnie ?" Tanya Aerin lirih, kemudian setelah itu ia tidak sadarkan diri.

Ya, Sinb melihat Aerin meringkuk dibawah guyuran Shower dengan air yang di mode dingin, Sinb tak habis fikir akan kejadian ini, bisa-bisanya Aerin melakukan hal yang membahayakan nyawanya seperti sekarang ini.

Sinb mulai mematikan Shower tersebut, lalu ia langsung mengangkat tubuh Aerin yang sudah putih pucat seperti mayat hidup kali ini, belum lagi kini Aerin sudah tidak sadarkan diri. Karena sekitar 30 menit yang lalu, ia mencoba bunuh diri dengan mencabut jarum infus dan menyiksa dirinya dibawah guyuran air Shower yang amat dingin yang tentunya tidak sesuai untuk keadaannya saat ini. Aerin melakukan hal ituvkarena sesaat sebelum dirinya terlelap, ia kembali mengingat waktu dimana dirinya dan Nira saling berbagi cerita, dan itu membuat Aerin kehilangan akal sehatnya hanya untuk mati dan menyusul Nira.

Sinb tidak menghiraukan apapun saat ini, biarlah rambut dan sekujur tubuhnya basah, namun Aerin tetap harus diselamatkan. Dirinya tak masalah akan semua ini, mengingat Yerin yang selalu membantunya bahkan menyayanginya lebih dari pada saat Yerin menyayangi Aerin. Ia kembali teringat akan kejadian dimana pertama kali bertemu dengan Aerin, membuat rasa bersalahnya semakin menjadi.

Sinb saja mudah iri saat Yerin berdekatan dengan Idol ataupun member lain, bagaimana Aerin tidak iri saat Yerin tak pernah memiliki waktu untuknya, belum lagi beban kehidupan Aerin, hanya dirinya yang menanggung semua itu.

Ia menyadari, ada baiknya ia memperlakukan Aerin seperti adiknya sendiri, mengingat saat dirinya masih kecil ia sempat kehilangan adik perempuannya, yang entah diculik sampai dimana, ia bahkan tidak tahu bagaimana keadaannya hingga sekarang, masih hidup atau tidak ? Apakah mendapat kehidupan yang layak ? Adiknya masih terlalu kecil untuk berpisah dengan keluarganya, dimana saat itu Sinb berumur 8 tahun dan adiknya masih 3 tahun. Sangat sulit untuk gadis kecil yang berusia 8 tahun harus merelakan adik perempuan yang selama itu telah dinanti-nanti kelahirannya.

Sinb dengan cepat langsung membaringkan tubuh Aerin di Ranjang yang sempat berantakan tadi dan disambut keterkejutan oleh Umji.

"OMO ! AERIN-AH !"

"Umji-ah, cepat bantu panggilkan perawat, aku akan menggantikan bajunya." titah Sinb kepada Umji.

"Nee, Eonnie !" Ucap Umji semangat dan langsung melarikan dirinya keluar dari rawat inap menuju ruangan para perawat dan Dokter. Sinb yang menyadari kebodohan Umji langsung berteriak sebal sambil memukul dahinya.

"YAKK KIM UMJI PABO ! DISINI ADA BELL KENAPA HARUS PERGI KELUAR HAIS !" Ucap Sinb dengan sedikit berteriak atas kebodohan Umji yang terlalu bersemangat memanggil Dokter, padahal hanya tinggal memencet Bell dan tak perlu untuk bersusah payah memanggil Dokter. Terpaksa Sinb menekan Bell darurat untuk memanggil Dokter.




[2/2]  Thanks Yerin Eonnie [ Gfriend FF By.wyohana406 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang