49. Birthday Pt.2

175 32 18
                                    


Di ruang rawat inap milik Aerin terdapat Sinb yang terlihat menenagkan Aerin setelah bangun dari mimpi buruknya. Sinb juga membaringkan dirinya di ranjang rumah sakit yang lumayan lebar itu sehingga cukup untuk dirinya dan Aerin.

Sebelumnya Sinb sedang mencharger Ponselnya namun tak lama itu terdengarlah suara tangisan bahkan seperti jeritan.

Sinb sangatlah terkejut melihat Aerin yang tampaknya mengalami mimpi buruk yang membuat dirinya berguling dan berpindah posisi dengan gelisah seperti itu, bahkan apabila juga Sinb terlambat sebentar saja maka tubuh Aerin sudah terjatuh beserta tiang infus  yang terhubung dengan tangan Aerin.

Langsung saat itu Sinb berlari dan menahan tubuh Aerin serta menyadarkan dari mimpi buruk yang pastinya akan berakibat buruk juga. Mereka lupa untuk menaikkan pelindung ranjang rumah sakit yang sebelumnya sempat mereka turunkan.

Sinb cukup terkejut saat mendapati bahwa Aerin langsung memeluknya sambil menangis ketakutan.

"Eon…niee, Aerin takut hiks," Ucap Aerin sambil memeluk Sinb dengan kuat, "A…Aerin-ah, tenanglah nee ? Eonnie akan menemanimu, kau kembalilah tidur, pasti kau sangat mengantuk." Ucap Sinb sambil mengusap punggung Aerin yang terbalut baju pasien. Dia Hwang Eunbi memiliki sifat yang keras diluar tapi didalam sangatlah baik, dia menyembunyikan semua kelemahan mentalnya dibalik kekuatan fisiknya sehingga orang lain seakan turut tertipu dengan penampilan luarnya.

Sinb kembali mengenang masalalunya yang paling berat, saat ia merasakan sesuatu yang mengganggu hatinya setelah memeluk Aerin, dimana ia juga pernah kehilangan seseorang yang sangat ia cintai sejak kecil, itu membuatnya menjadi pribadi yang seperti laki-laki sejak kejadian yang membuat dirinya sangat hancur seakan Tuhan tak pernah membelanya. Sikapnya juga berlanjut hingga ia dewasa, membuatnya cukup tangguh untuk berlindung dibalik kesedihannya.

Aerin hanya dapat memeluk Sinb waktu itu sambil menangis, ia tak kuasa untuk menahan mimpi buruknya seorang diri. Badannya terus gemetar dan matanya terus saja mengalirkan kristal bening.

"Aerin, berbaringlah, jangan takut nee ? Eonnie disini." Kata Sinb kepada Aerin yang masih saja memeluknya dan membalas dengan gelengan kepala, Sinb kemudian mencari cara lain, "Aerin-ah, tenanglah, sekarang baringkan dirimu lalu Eonnie akan membantumu tidur, kau harus banyak istirahat, apakah kau mau minum air ?" Lalu dijawab anggukan oleh Aerin, sehingga melepaskan pelukannya itu.

Setelah Aerin minum ia membaringkan tubuhnya di ranjang rumah sakit  yang sebelumnya ia duduki. Namun tangannya menghentikan tangan Sinb yang akan menaikkan pelindung ranjang miliknya. "Eonnie, temani Aerin."

"Iya, Eonnie akan menemanimu, tapi pelindung ini harus dinaikkan dahulu, atau kau akan jatuh seperti sebelumnya," Jelas Sinb yang kemudian akan menaikkan pelindung sisi bagian lainnya, namun kembali dicegah oleh Aerin, "Eonnie, temani Aerin, tidur disini hiks."

"Mwo ? Tidak.…tidak itu tempat untukmu dan hanya pasien saja yang diperbolehkan tidur disitu. Eonnie akan menunggumu disini saja sambil diduk." Jelas Sinb, yang tidak tahu lagi harus berbuat seperti apa.

"Eonnie, hiks...Aerin takut hiks…Aerin tidak bisa tidur hiks.….Eonnie temani tidur disini." Kata Aerin dengan diiringi isakan kecil dari mulutnya, tentunya itu membuat Sinb semakin merasa bersalah hingga akhirnya ia memutuskan untuk berbaring diranjang yang ukurannya cukup lebar untuk menampung dirinya dan Aerin karena Aerin juga sangatlah kurus.

"Eonnie hiks, ja…jangan pergi, Aerin takut." Kata Aerin yang kembali mengingat tentang mimpi yang sebelumnya, ia sangat ketakutan dan memerlukan seorang teman malam ini.

"Tidurlah, Eonnie akan disini menemanimu." Ucap Sinb sembari merapikan rambut Aerin dan menatanya dengan cukup baik, saat Aerin mulai terlelap Sinb kembali mencium dahi Aerin sambil mengusap pucuk kepala Aerin dnegan kasih sayang, malam ini tepatnya ia kembali merasakan bagaimana berbuat seperti seorang kakak setelah sekian lama. Walau ia juga sudah berlaku sebagai kakak untuk Umji, hanya kali ini Sinb lebih merasakannya bersama Aerin mengingat umur mereka yang terpaut cukup jauh.

Sinb menatap Aerin dengan teduhnya, bahkan tangannya mengusap pucuk kepala Aerin tanpa henti dan membiarkan Aerin terlelap kembali menuju alam bawah sadarnya.

Beberapa saat kemudian kelima member Gfriend itu masuk dengan perlahan namun kemudian juga mengejutkan Sinb.

"SINB-YAA, SAENGIL  CUKHAE !" Ucap kelimanya dengan ceria, begitu juga dengan Yuju yang sebelumnya sempat membasuk mukanya ditoilet agar tidak mengantuk.

"Shutttt…." Kata Sinb sambil menaruh jari telunjuknya didepan mulut, untuk menghentikan aksi mereka agar tidak semakin ramai, mengingat Aerin baru saja tertidur.

"OMO, Sinb-ya kenapa kau disitu ?" Tanya Yerin dengan penuh selidik, sedangkan Sinb mulai terbangun dari posisinya dengan perlahan agar tidak membangunkan Aerin yang baru saja terlelap, "Eonnie, Terimakasih atas kejutannya !" Kata Sinb dengan pelan namun juga terdengar ceria.

Kemudian mereka memberi hadiah ciuman kepada Sinb secara bergantian walau Sinb berulang kali menghapus bekas ciuman itu dengan telapak tangannya, tapi tetap saja namanya juga Gfriend mereka akan mengulagi hal itu karena gemas dengan reaksi yang diberikan oleh Sinb.

Mereka bernyanyi, memotong kue dan memberikan ucapan ulangtahun kepada Sinb dengan cara mereka sendiri ditengah malam ini.

Sekitar satu jam semuanya sudah berlalu, kini giliran waktu mereka untuk beristirahat. Sofa-sofa yang sebelumnya mereka duduki sudah dilebarkan untuk mereka tidur malam ini, karena sofa diruangan VVIP ini merupakan sofa sekaligus Kasur agar para anggota keluarga dapat beristirahat dengan tenang. Selimut bahkan bantal juga tersedia diruangan tersebut semuanya disediakan didalam almari serbaguna yang sudah terletak rapi.





















THANK YOU FOR READ, VOTE AND COMMENT AT MY STORY !!!!

BERSAMBUNG EPS 50

➡➡➡➡

[2/2]  Thanks Yerin Eonnie [ Gfriend FF By.wyohana406 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang