bab 11

30 8 0
                                    

Peringatan: aku bukannya rakyat indonesia jadi jika ada kesalahan mohon dibetulkan ya - elna💜

➖➖➖

"Amat senang mereka udah ada pasangan" kata Jisoo setelah melihat Yoona yang bersama dengan Jaehyun sedang berbincang tentang sesuatu, Suho dan Irene yang sedang berantem seperti kebiasaannya, Kai dan Krystal tidak tahu ke mana, Omma Hee Ae dan appa Young Min yang menunjukkan kelakuan pasangan yang romantis, Heechul, Jaemin dan Dahee pula sedang mengambil gambar 'siblings goals' bersama-sama.

Jisoo menghela nafasnya lalu mengambil keputusan untuk duduk di buaian yang berada di bahagian belakang rumah agam keluarga Yoona. Dia duduk di atas buaian sambil menikmati angin malam. Dilihatnya Kai dan Krystal di sebelah tidak jauh darinya tetapi dia masih tidak dapat mendengar perkara yang dibincangkan mereka.

Dia memejamkan matanya lalu memori lama muncul dalam fikirannya.

5 tahun yang lalu,

"Paman, Jisoo tidak mau tunang sama dia. Jisoo masih muda. Berilah Jisoo masa untuk habiskan masa muda Jisoo dahulu" kata Jisoo tegas tidak setuju dengan permintaan pamannya untuk bertunang di seawal usia 15 tahun.

"Bantulah paman Jisoo. Paman perlukan uang. Ini aja satu-satunya cara untuk kita dapat uang" pinta pamannya dengan lembut.

"Dengan cara jual keponakan sendiri? Ada cari yang lebih baik dari inilah paman!" Balas Jisoo tidak percaya dengan pamannya yang sanggup menyuruhnya untuk bertunang seawal usia ini untuk uang?

Ibu dan ayah Jisoo telah meninggalkannya sejak dari dia berusia 5 tahun lagi. Bukan karena ibu dan ayahnya sudah meninggal dunia, tetapi memang karena ibu dan ayahnya tidak menyukai dengan kehadiran Jisoo dalam hidup mereka. Mereka lebih menyayangkan adik Jisoo dari diri Jisoo sendiri.

Ya, dia memang sangat berterima kasih kepada pamannya karena sanggup menjaganya seorang diri tanpa bantuan isteri maupun sesiapa, tetapi cara ini benar-benar salah. Jika dia diminta oleh pamannya untuk berbuat sesuatu yang lain dia tidak akan ada masalah tetapi ini untuk bertunang dengan cowok yang sama sekali tidak dikenalinya. Dia juga tidak tahu jika cowok itu semacam apa.

"Jika begitu paman minta maaf , tetapi kamu perlu keluar dari rumah ini" kata pamannya membuat Jisoo membeliakkan matanya tidak percaya.

"Kenapa paman? Hanya sebab itu paman sanggup halau Jisoo?"

"Maafkan paman. Paman sayangkan kamu tapi hanya ini aja solusinya. Paman dalam bahaya sekarang. Bila-bila masa sahaja penagih hutang akan datang kepada paman dan mungkin akan membunuh paman" pamannya berhenti seketika lalu mengambil uang di dalam lacinya, "ini untuk kamu. Ambil uang ini lalu larilah ke mana-mana"

Jisoo mengalirkan air matanya lalu memeluk pamannya, "tidak mungkin Jisoo akan tinggalkan paman disini. Kita bisa laporkan kepada polisi bukan?"

Pamannya menggeleng, "itu akan memperburukkan keaadaan aja Jisoo. Enggak apa-apa, paman ini udah tua. Cukuplah kamu tahu paman sayang akan kamu"

Jisoo menanggis dengan lebih kuat, tetapi dia ditolak oleh pamannya ke luar rumah. Pamannya tersenyum buat kali terakhir lalu menutup pintu dengan segera. Dia tidak mengerti kenapa pamannya begitu tergesa-gesa untuk menghalaunya keluar rumah. Dia dengan perlahan berjalan tetapi dikejutkan dengan bunyi letupan yang berasal dari rumah pamannya.

Dia terduduk sambil menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang baru berlaku. Dengan perlahan, situasi di sekelilingnya bertukar kabur, tetapi sebelum itu dia terlihat seorang cowok menyambutnya sebelum jatuh ke tanah tetapi sayangnya, dia tidak dapat melihat dengan jelas wajah cowok itu.

Keesokkan harinya dia terbangun di rumah sakit dan menghabiskan masanya selama beberapa hari disana. Setelah keluat dari rumah sakit, dia mengambil keputusan untuk pergi ke Pulau Jeju untuk menenangkan fikirannya.

Semasa dia di Pulau Jeju, dia tersesat tetapi untungnya dia bertemu dengan Yoona yang juga sedang tersesat. Sejak dari hari itu dia mula rapat dengan Yoona dan bertemu dengan Irene dan Krystal. Dia juga tinggal di 'rumah bintang Y&H' dan membuatkannya semakin rapat dengan mereka bertiga. Sejak itu, mereka berempat tidak dapat dipisahkan.

Tanpa sedar dia mengalirkan air matanya. Dia amat bersyukur dipertemukan dengan Yoona sewaktu dia dalam situasi yang sulit. Dia juga bersyukur tuhan memberi teman-teman sebaik Yoona, Irene dan Krystal kepadanya. Lebih bersyukur lagi apabila Hee Ae dan Young Min melayannya serta Irene dan Krystal seperti anak mereka sendiri. Heechul, Dahee dan Jaemin juga melayani mereka seperti mereka saudara kandung mereka juga.

"Hei cewek g— eh ngapain lo nangis. Aku baru aja mau tegur lo udah nangis" kata Jin panik, "sebentar ya" Jin berlari masuk ke dalam rumah lalu keluar semula sambil membawa kotak tisu.

Jisoo tertawa kecil yang membuatnya terlihat imut lalu mengambil kotak tisu daripada tangan Jin, "terima kasih"

Jin tergamam sebentar dengan tingkah Jisoo. Dia terkejut dengan perilaku imut Jisoo karena selama ini dia hanya melihat Jisoo yang galak sahaja.

"Lo kenapa?" Tanya Jisoo lembut setelah melihat Jin yang hanya diam. Dia juga tidak ngerti kenapa dia bertingkah lembut setelah mengingat tentang memorinya tadi.

"Enggak ada apalah. Ngapain lo nangis tadi?" Tanya Jin coba untuk mengalih topik.

"Teringat tentang memori lama aja" balas Jisoo singkat.

Jin hanya meiyakan tidak mau menanya lebih lanjut. Dia dan Jisoo tidak rapat mana sehingga Jisoo mau menceritakan tentang kisahnya kepada Jin.

Jin ternampak Jisoo memeluk tubuhnya sendiri mungkin karena kesejukan. Lalu dia melepaskan jaketnya dan meletakkannya di atas tubuh Jisoo.

Jisoo terkejut lalu menoleh ke arah Jin. Lebih terkejut lagi apabila wajah mereka berjauhan hanya 2cm sahaja. Mata mereka bertatapan beberapa minit sebelum Jin memutuskan tatapan mereka dengan cara batuk canggung. Jisoo juga hanya mengalihkan matanya ke arah lain.

Mereka canggung selama beberapa minit sebelum Jin memutuskan kecanggungan antara mereka, "aku mau nombor ponsel lo bisa enggak?"

Jisoo terkejut dengan pertanyaan Jin yang tiba-tiba, "untuk apa?'

"Kita berjiran, jika ada masalah nanti mudah" kata Jin tersenyum.

Jisoo hanyut sebentar di dalam senyuman manis Jin sebelum dia menyedarkan dirinya sendiri, "iya bisa. Mari ponsel lo"

Setelah saling bertukar nombor ponsel, mereka hanyut dalam fikiran masing-masing.

"Am i in love?"

















































Tbc
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Mohon divote ya gais. Maaf bab ini juga pendek karena aku mau fokus terhadap masa lalu teman-teman Yoona dahulu sebelum ke plot seterusnya. Yaa mereka semua udah saling bertukar nombor ponsel, eh bentar Suho dan Irene masih belum bertukar nombor ponsel...bab seterusnya yaa. Maaf juga karena tidak fokus kepada Yoona dan Jaehyun lagi..bentar ya nanti di bab mendatang akan ada lebih banyak moment mereka. Tetapi ingin aku ingatkan, BUKU INI BUKAN HANYA TENTANG JAEYOON SAHAJA TETAPI UNTUK SURENE, KAISTAL DAN JINSOO JUGA! take note ya gais!

Hari Jumaat jangan dilupa ya bab 2 virtual love. Oke bye jumpa untuk story ini di hari isnin depan ya.

Elnainthesky

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang