Keluarga kecil yang berhasil mereka pertahankan, sehun, yeri, jinyoung, dan sekarang udah lahir si kecil seoyon."mah dasi papah yang item yang ada putih-putihnya mana ya?" teriak sehun dari atas tangga.
Yeri yang sedang menyuapi seoyon menolehkan kepalanya, masih seperti itu, sehun masih suka berteriak menanyakan barang-barangnya tiap pagi padahal yeri sudah sering memberi tahu tempatnya dan tidak akan pernah di pindah kan.
"kan aku udah bilang semua dasi-dasi di laci bawah lemari" kata yeri kesal.
Lalu melanjutkan kegiatannya, oh seoyon anak perempuan mereka yang saat ini sudah menginjak umur 2,5 tahun sedang lucu-lucunya sedang aktif-aktifnya.
Si sulung jinyoung sekarang sudah menginjak kaki di bangku kelas 2 sekolah dasar, yeri bersyukur jinyoung menjadi anak yang pintar dan ramah.
"enggak ada mah udah aku cari" sehun masih teriak-teriak.
"brisik banget sih" kata yeri lalu menaruh tempat makan soyeon.
"tunggu ya sebentar" kata yeri pada seoyon, gadis kecil itu masih fokus pada kue di tangannya.
"abang jagain adeknya sebentar ya" kata yeri pada jinyoung.
"iya mah"
Yeri berjalan menyusul sehun ke kamar mereka.
"yaampun pah, kalo nyari barang itu pelan-pelan baru juga di beresin kemarin udah acak-acakan lagi" kata yeri kesal.
"dasi aku gaada sayang" kata sehun.
Yeri berjongkok mencari dasi yang di maksud suaminya.
"ini bukan?" tanya yeri sambil melihatkan dari yang ada di tangannya.
"iya tadi aku cari engga ada" kata sehun.
"jelas enggak ada kamu ngeberantakin bukan nyariin" kata yeri.
"beneran aku cari udah berkali-kali" kata sehun.
"kamh nyarinya pake mulut pah" sehun tidak mebantah lagi takut-takut nanti yeri tambah kesal lalu membiarkannya tidur di luar.
Sehun mendekat ke arah yeri, lalu mulai memasangkan dasi.
"cantik banget istri aku kalau lagi kesel" kata sehun lalu mencium bibir istrinya sekilas.
"diem!! Mau di pasangin ga?!"
"iya, ngambek mulu"
"udah tuh cepet sarapan" kata yeri.
"iya sayang"
Sehun dan yeri turun bersama.
sehun mencium kepala jinyoung dan seoyon lalu duduk di kursi sebelah jinyoung.
Yeri melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi.
"seoyon makan apa nak? Belepotan gitu hm?" tanya sehun lembut sambil mengambil dua helai roti tawar lalu mengoleskan selai coklat di atasnya.
Yeri menuangkan kopi di cangkir lalu menyimpan di sebelah sehun.
"abang kemarin belajar apa?" tanya sehun lada anak sulungnya.
"belajar buat hiasan dinding dari semen putih pah" kata jinyoung.
"udah jadi belum hiasannya papah mau lihat" kata sehun.
"belum, masih abang tinggal di sekolah nanti kalau udah kering, di cat, terus di nilai, tapi hasilnya boleh di bawa pulang" jelas jinyoung.
"yaudah, nanti papah pasangin di dinding kamar abang" kata sehun.
Yeri memperhatikan interaksi keduanya, setiap hari entah sebelum berangkat sekolah atau sebelum tidur ia pasti mengajak ngobrol dan bermain anak-anaknya.
Membuat hatinya menghangat.
"pah nanti pulang beliin abang puding coklat yang deket kantor papah" kata jinyoung.
"boleh, nanti papah bawain" kata sehun.
"adek mau papah beliin apa?" tanya sehun.
"alon, alon" kata seoyon.
"iya nanti papa bawain macaroon ya" jawab sehun.
Yeri berjalan keluar, mengecek apa mobil sekolah jinyoung sudah tiba atau belum, memang jinyoung setiap hari di antar jemput oleh mobil sekolah, biar di jalan juga dia berinteraksi dengan teman yang lain tidak hanya yang satu kelas dengannya.
"abang sarapannya udah selesai? Itu jemputannya udah di depan" kata yeri.
"udah mah, pah abang sekolah dulu" jinyoung mencium tangan sehun.
"iya, jangan nakal ya bang, perhatiin gurunya" kata sehun lalu mencium kepala jinyoung.
"dadah adek abang pergi dulu" kata jinyoung melambaikan tangan pada seoyon, seoyon membalasnya
Yeri mengantar jinyoung sampai depan gerbang.
"hati-hati turun nya nanti bang" kata yeri.
"iya abang sekolah dulu" lalu menyalami tangan mamanya, yeri mengusap lembut kepala anaknya.
Yeri kembali masuk kedalam rumah melihat sehun sedang menggendong seoyon.
"udah mau berangkat pah?" tanya yeri.
"iya mah" kata sehun, mereka berjalan beriringan keluar.
"aku berangkat dulu ya, hati-hati di rumah, kalau ada apa-apa langsung kabarin aku" kata sehun, lalu menyerahkan soyeon pada yeri.
"iya" kata yeri lalu mencium tangan suaminya.
Tak lupa sehun balik mencium kening sang istri.
"papa berangkat ya nak" kata sehun menyodorkan tangannya agar dicium seoyon.
Seoyon menerima tangan sehun lalu menciumnya walau belum benar, sampai tangan sehun basah oleh liurnya.
Sehun mencium gemas pipi gembul sang anak.
A/N
Siang temen-temen...
Aku bosen banget jadi iseng-iseng buat ini, semoga kalian suka yaaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Bk;Osh [SELESAI]
FanfictionPunya guru kok bangsat.... Ambyar kalo gini mah - kyr Lucu juga - osh