22. Goodbye {pt.1}

1.7K 168 8
                                    

Junu's POV

Ayolah noona, kau pasti bisa bertahan lebih lama. Aku akan melakukan apa pun untukmu.


Flashback

"Junu."panggil Juan noona.

"Ada apa noona?"tanyaku.

"Apa benar appa mencarikan donor jantung untukku?"tanya Juan seperti menerawang sudut kosong di depannya.

"Tentu, dokter Laurent membantu appa mengusahakan operasi transplantasi jantung untukmu."jawabku.

"Tapi bagaimana kalau aku harus kembali?"tanya Juan noona yang sedikit tidak aku mengerti.

"Kau pasti kembali sehat."sahutku asal.

"Jadi aku akan kembali ke Munich?"tanya Juan noona lirih tanpa menatapku. Aku hanya mengangguk.

"Junu, bisakah kau melakukan sesuatu untukku?"pintanya.

"Tentu."jawabku.

"Bisakah aku bertemu dengan teman-temanku?"tanya Juan noona.

"Bukankah Soon Hee noona dan yang lain selalu mengunjungimu?"tanyaku.

"Bukan itu."ujar Juan noona.

"Lalu?"tanyaku.

"Teman-teman sekolahku dan agensi."ujar Juan.

"Tapi kau masih sakit noona."tolakku dengan halus.

"Tapi aku tidak punya banyak waktu, bagaimana seandainya besok atau sekarang aku harus mati? Aku tidak akan bisa lagi bertemu atau bahkan menyapa teman-temanku."ujar Juan noona yang mulai keras kepala.

"Noona, jangan bicara seperti itu."ujarku.

Flashback Ends


Ayolah noona, Jia bahkan sama sekali belum bertemu dengan selama tiga tahun ini jadi kau harus bertahan hidup.


3rd Person's POV

Untuk memecah rasa bosan yang dirasa Taeyeon mencoba memainkan handphonenya. Tanpa diketahui oleh siapapun, Taeyeon memotret koridor rumah sakit yang ramai dengan dokter dan pasien yang berseliweran dan mengunggahnya.

"Yak! Taeyeon sunbae mengunggah sesuatu di akun Instagramnya."tiba-tiba Baekhyun berteriak heboh ketika mereka, member EXO sedang berada di ruang practice mereka.

"Di mana ini?"tanya Lay memandangi foto yang dipostkan oleh Taeyeon.

"Sudah tau itu rumah sakit, lihat ada perawat dan dokter."ujar Luhan sambil menunjuk orang-orang berpakaian putih di layar handphonenya.

"Dia menandai akun Juan, apa yang dimaksud menunggu adalah menunggu Juan?"tanya Sehun.

"Jadi SNSD noonadeul menjenguk Juan?"sahut Chen.


-----


"Ada yang bergolongan AB negatif di sini?"tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruang UGD.

"Saya."ujar Soo Man.

"Tolong ikut saya."ujar dokter tersebut.

Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya dokter dan Soo Man kembali.

"Pasien membutuhkan donor jantung segera. Sampai saat ini pasien menggunakan alat bantu jantung buatan untunk mendukung kinerja jantungnya. Kami hampir saja kehilangan nyawa pasien tapi sepertinya Tuhan menginginkan pasien hidup lebih lama meskipun saat ini ia masih dalam masa kritisnya."jelas sang dokter.

"Apa memungkin melakukan operasi transplantasi jantung di rumah sakit ini?"tanya Johann

"Kami sedang mengusahakan pedonor."ujar dokter tersebut.

"Sekarang ada di mana dia?"tanya Junu.

"Pasien dirawat di ruang ICU karena keadaannya yang kritis. Kami melarang anda masuk karena pasien masih membutuhkan perawatan intensif di setiap waktunya."jelas sang dokter lebih rinci.

"Taeyeon, lebih baik kalian kembali."ujar Soo Man pada Taeyeon dan kawan-kawan. 

"Junu sebaiknya kau juga pulang bersama Jia."ujar Johann yang ditujukan kepada Junu. Junu pun mengangguk dan menggendong Jia di punggungnya.

"Junu-ssi, lebih baik kau pulang bersama kami, kami akan mengantarmu."tawar Jessica.

"Kamsahamnida."ucap Junu.

"Apa dia adikmu?"tanya Hyoyeon.

"Iya."

"Berapa umurnya?"tanya Sunny yang sedari tadi gemas dengan wajah imut Jia.

"Tujuh tahun"

"Dia sangat cantik."puji Tifanny.

"Sudah berapa lama Juan noona bergabung di agensi ini?"tanya Junu.

"Kurang lebih dari enam bulan mungkin?"jawab Yoona.


-----


"Kamsahamnida, telah mengantar kami."ucap Junu dengan tulus sambil membungkukkan badan.

"Sama-sama, kami selalu menunggu kabar Juan untuk ke depan."ujar Taeyeon yang terlihat dari  kaca jendela.

"Tentu."ujar Junu kemudian berjalan menuju apartemennya sedangkan para member SNSD melanjutkan perjalanan mereka menuju kantor agensi.

Di dalam apatemen, Junu meletakkan Jia yang tengah terlelap di ranjang ibunya yang sudah lama tidak ditiduri kemudian berjalan menuju kamar Juan yang tidak terlalu luas.

Gitar bass milik Juan masih tersimpan rapih di kotaknya bersandar di sudut ruangan yang didominasi dinding putih dan interior kayu.

Junu pun memulai pencarian barang-barang Juan yang mungkin berharga. Ia menelusuri laci-laci yang ada bahkan hingga celah-celah buku dan kaset juga ia telusuri.

Di sebuah laci terdapat kamera Juan yang tersimpan rapi di wadahnya. Dilihatlah foto-foto jepretan  Juan saat perjalanan kemarin.

Sepintas Junu hanya memandangi foto-foto itu bergantian. Lalu tiba-tiba nampak sebuah lampu neon menyala di atas kepala Junu.

Ia memikirkan sebuah ide.













//tbc//


Boyish Trainee «✔»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang