PROLOG 01

115K 5.1K 152
                                    

"Biruuu... "

Teriakan itu membuat aku berdiri begitu saja. Padahal mesin fotocopy masih terus brrjalan. Duh pagiku kacau kalau seperti ini. Kubenarkan rok tutu yang aku pakai dan menyisir rambut yang sejak tadi tidak mau bekerjasama. Rambutku itu tipe yang susah diatur. Bukan rambut iklan shampo yang lurus dan licin itu. Bukan sama sama sekali. Rambutku terkesan ikal kalau boleh di perhalus dari kata keriting. Pokoknya kayak mie yang sering kalian makan saat malam-malam tanggal tua itu.

"Iya, Mbak. Siap grak."

Aku menegakkan diriku dan terkesiap saat di depanku bukan Mbak Dita, bosku. Tapi bos dari bosku alias si gebetan, calon bapak dari anak-anakku tercinta. Ah padahal aku baru saja membayangkannya loh, saat memfotocopy file yang di suruh Mbak Dita tadi.

"Ayu Biru Haqiqi kan?"

Dia melangkah mendekat. Aroma parfum mahalnya sudah tercium oleh hidungku yang mancung ini, tapi bukan ke depan. Mancung ke dalam. Aku ini memang terlahir mungil dan apa-apanya memang mungil. Yah maklum, Mamaku saja juga mungil. Bahkan kalau kita jalan berduaan dikira anak kembar yang baru lulus SMP. Duh derita mempunyai tubuh mungil. Padahal usiaku saja sudah 25 tahun. Usia yang sudah mendekati deadline menikah untuk cewek. Tapi yah karena kemungilanku ini, jadi suka kena marah calon mertua gitu. Tiap cowokku bawa kau ke rumah mereka, pasti ditanyain, 'Kamu baru lulus smp? Atau kamu bolos sekolah ya Dek?'

Nah aku udah bosan diperlakukan seperti itu. Aku udah kerja di perusahaan yang bergerak di bidang periklanan ini. Jadi copywriter di sini, termasuk bagian inti karena dari akulah ide-ide kreatif berupa sebuah tulisan yang akan mendeskripsikan sebuah produk dan menarik untuk di iklankan. Nah Mbak Dita ini adalah Direktur kreatif, dan kami di departemen kreatif ini dibawahi olehnya.

"Eh iya Pak, bener. Saya Biru."

Aih kok lututku rasanya lemas ya? Sebenarnya aku baru 1 tahun ini bekerja di sini, sehingga baru ini juga berkomunikasi langsung dengan pemilik perusahaan ini. Pria seksi yang tampan. Selama satu tahun ini aku hanya bisa meneteskan air liur, saat dia memimpin meeting besar, maksudnya seluruh departemen dikumpulkan dan dialah yang menjadi pusatnya. Aku paling hanya di bagian paling belakang dan sibuk bergibah cantik dengan Ela. Art Director di sini yang dipasangkan denganku kerjanya. Bagaimana kami selalu bermimpi mempunyai suami macam Angga Dwiarya Lukito ini. Uh Namanya saja sudah gagah seperti itu. Khas Indonesia sekali dan memang orangnya sesuai. Gagah, kulitnya enggak terlalu putih sih, tapi juga enggak terlalu gelap. Yang sedang-sedang saja kalau kata Ela. Usianya yang masih muda yaitu 28 tahun sudah sangat membuat semua cewek di tiap departemen yang ada di perusahaan periklanan ini pasti berteriak histeris. Termasuk aku. Pokoknya aku siap dibuahi olehnya. Aku kan sudah masuk dalam usia produktif sebagai seorang wanita.

"Kamu dengar saya?"

Aku mengerjapkan mata saat mendengar pertanyaannya. Aduh aku barusan melamun pastinya. Dia sudah menyipitkan matanya, yang malah makin terlihat tampan. Duh aku jadi pingin lari ke toilet karena ada yang berdesir di bawah sini.

"Owh iya, iya Pak."

Dia malah kini mengulas senyumnya; gigi rapi, putih dan membuat semua wanita klepek-klepek.

"Kamu melamun pasti? Saya bilang nanti pulang kerja, kamu ikut saya ke rumah."

Mataku langsung membelalak mendengar ucapannya. Ini nggak salah kan? aku mau di bawa pulang? Buat apa? Khayalanku sudah liar kemana-mana. Bisa-bisa aku jadi karakter dalam sebuah novel yang sekarang lagi hits, itu dinikahi sama CEO ganteng. Aduh emaaakk, anakmu ini kok beruntung banget ya?

"Owh..rumah Bapak?"

Akhirnya aku Kembali mendarat di bumi. Dan Pak Angga ini tampak tersenyum lagi melihat kegugupanku. Shit. Kenapa si gugup ikut sekarang ini?

"Bukan, tapi rumah Papa saya."

Astaga.

Jantungku sudah bergelantungan tak karuan, eh maksudnya berdegup kencang. Ini beneran mimpi jadi kenyataan. Gara-gara aku suka membaca novel-novel seperti itu akhirnya impianku kesampain juga. Aku mau di lamar Pak Angga dan di bawa ke Papanya. Fix. Aku cewek paling beruntung di dunia ini.

BERSAMBUNG

Aku repost ulang deh kan lagi rame surprise weddingnya nah ayuk ramein lagi lapak emak bapaknya terutama yang kangen grup weka weka

JODOH RASA DURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang