Abyan langsung memelukku begitu masuk ke dalam rumah.
"Kangen."
Aku tersenyum saat mendengar ucapannya itu. Padahal juga cuma nggak ketemu dari pagi sampai malam. Dia sudah mengatakan itu.
"Ehm mandi dulu. Udah aku siapin buat makan malam."
Abyan melepaskan pelukannya dan kini menganggukkan kepala.
"Siap! Ehm Angga ada kan?"
Kuanggukan kepala.
"Ada di kamar."
Abyan langsung mengecup pipiku dengan sayang.
"Makasih udah jadi Mommy siaga seharian ini. Dia kirim poto-poto kegiatan sehari. Udah dicancel semua?"
Abyan kini melepas kancing kemejanya satu persatu. Aku menganggukkan kepala.
"Tapi tadi pas di hotel ketemu ama Mita. Kayaknya Mita ama suaminya gitu. Aku kasihan, sama Angga."
Ucapanku membuat Abyan menghela nafas. Lalu, dia menatapku.
"Nanti aku bicara sama Angga."
Setelah mengacak rambutku dia masuk ke dalam kamar mandi. Aku tuh sangat sayang sama mereka berdua. Kasih sayang mereka itu benar-benar tidak ada duanya.
****
"Makanan siap! "
Aku berteriak dari meja makan. Memanggil Angga dan Abyan yang sejak tadi berbincang di depan televisi saat aku menyiapkan makan malam. Tapi tidak ada reaksi apapun. Lalu...
"Pah... Bukan seperti itu. Angga tadi hanya... "
"Kenapa bisa ada ini?"
Aku mendengar suara mereka saat mendekat dan menemukan Angga dan Abyan tampak tegang. Mereka saling menatap.
"Hei... "
Aku mendekati Abyan, dan kini duduk di sampingnya. Dia langsung menoleh ke arahku. Meraih jemariku dan menggenggamnya.
"Pa... Sejak Papa melamar Mommy. Sejak Papa menikahi Ayu Biru Haqiqi, Angga sudah bersumpah akan menganggap Ayu sebagai mama Angga. Papa kan tahu Angga sejak dulu kehilangan sosok Mama. Papa tahu itu. Jadi Papa tidak boleh mengira kalau Angga menginginkan Mom. Angga sayang sama Mom, sebagai istri dari Papa. Sebagai wanita yang akan membuat keluarga ini menjadi utuh. Tadi Angga cuma ingin tidak terlihat oleh Mita. Dan tidak tahu kalau ada orang yang memanfaatkan hal ini."
Aku terhenyak mendengar ucapan Angga. Ada apa ini?
Angga kini menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya. Bahunya bergetar dan dia menangis. Aku ikut menangis melihatnya. Abyan langsung melepaskan genggaman tangannya dan meraih Angga. Memeluk anak semata wayangnya itu.
"Maafkan Papa. Maaf."
*****
"Ulah siapa?"
Akhirnya setelah makan, kita bertiga duduk di ruang keluarga. Ada kesalah pahaman di sini gara-gara sebuah foto. Ternyata ada yang memfoto kami berdua aku dan Angga saat di hotel tadi. Dan foto itu menyebar di media online. Nama Abyan dan Angga tentu saja orang terkenal di dunia bisnis. Dan hal itu menjadi sasaran empuk para pencari berita. Ada yang menjual foto itu.
Aku menangis. Kenapa jadi seperti ini? Untung saja Abyan percaya dengan penjelasan Angga."Angga punya teman, yang bisa menghapus semua foto itu. Kita klarifikasi setelahnya."
Ucapan Angga membuat Abyan menganggukkan kepala. Tapi aku masih dalam pelukan Abyan. Aku tidak suka dengan judul di media online itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH RASA DUREN
RomanceAku Ayu Biru Haqiqi. Selalu mengimpikan mempunyai suami seorang pria muda, tampan dan berwibawa. Seperti Bosku di perusahaan tempat aku bekerja. Selama 1 tahun aku sudah memimpikan saat aku bisa memikat hatinya. Dan memang gayung bersambut, aku tiba...