BAB 24 TIDUR BERSAMA

42.8K 4.3K 257
                                    




Aku sudah 25 tahun ya, sudah mempunyai mantan pacar juga. Jadi aku juga nggak terlalu polos dan lugu soal hubungan suami istri. Nah, tapi tetep aja grogi, orang ini kan kenalnya sama si Bapak Abyan ini kan cuma hitungan hari, dan aku benar-benar belum terlalu dekat dengannya. Meski dia sudah sering kali mencium keningku, hanya saja aku masih belum bisa kalau harus...

Ah aku merinding membayangkan apa yang semalam terjadi. Eh. Bukan.. bukan terjadi loh... semalam itu setelah Abyan berbisik di telingaku, aku malah terjatuh dari atas kasur. Ya kan kasurnya ukuran single bad. Nah tubuh Abyan aja gede tinggi gitu, mana bisa hayo buat tidur berdua denganku. Jadi alih-alih bermesraan aku malah menangis karena pinggangku sakit. Alhasil semalam aku dan Abyan akhirnya pulang ke apartemennya. Dengan alasan kamarnya lebih luas.
Astaga lagi kan.

Tapi ya mau gimana lagi, aku kan memang sudah jadi istrinya jadi ya aku manut aja. Terus akhirnya juga aku tidur di dalam kamar, Abyan merasa bersalah karena telah membuatku kesakitan. Dia tidur di kamar sebelah. Paginya aku meringis malu saat mendapati dia sudah ganteng dan duduk di depan meja makan, dengan hidangan sarapan yang membuat perutku lapar. Ah menikah sama orang lebih tua itu enaknya di manja gini.

"Eh, Mbak pengantin baru kok udah masuk aja?"
Aku yang baru melangkah masuk ke dalam ruanganku langsung di sambut oleh Burhan. Dia menyeringai lebar. Untung orang kantor belum ada yang tahu, kayaknya baru grup weka-weka saja yang tahu pernikahanku. Angga mau mengumumkan pernikahanku siang ini, dan menyebar undangan untuk resepsi 2 hari lagi. Huft. Rasanya tuh masih kayak nggak percaya aku sekarang sudah nyonya.

"Husst. Kerjaan gue numpuk."

Aku melangkah ke kubikelku tapi di tengah jalan dihadang oleh Hafidz.

"Ru, lha kok udah masuk aja. Duh Adek cayang di apain semalam ama Pak Aby? Di bolak-balik?'

Semprul kan itu orang. Aku menggeplak lengannya dan membuat dia terkekeh. Saat aku masuk ke dalam kubikelku, Hafidz dan Burhan malah berbisik-bisik, otomatis aku langsung menoleh ke arah mereka.

"Jangan gibahin gue."

Mereka berdua tampak salah tingkah tapi masih terkekeh.

"Jalannya kok kayak gitu princess..."

Itu celetukan Burhan.

"Aduh, aku nggak kuat bayangin, Biru di....anu..."

Dan seketika juga aku mencopot sepatu flatku dan melayang ke arah mereka. Nah mereka langsung lari tunggang langgang. Malesin tahu.

Aku masuk ke dalam kubikel dan duduk di sana, pinggangku masih terasa sakit nih. Abyan mengatakan aku istirahat saja. Tapi ini kerjaan bener-bener nggak bisa ditinggal.

GRUP WEKA-WEKA

Mr Aby : Hafidz sama Burhan... tolong jagain Biru ya. Dia kesakitan.

Hafidz : Owh,sakit kenapa Pak? Ini saya habis kena timpuk sepatunya Biru padahal

Burhanudin : Sakit ya Pak? Aduh. Bapak nggak maksa Biru kan? Duh maaf loh ini pak

Miko : Biru kenapa?

Jono : Apa perlu saya kasih ramuan jamu biar Mbak Biru nggak sakit Pak?

Aku langsung melotot membaca pesan di grup. Baru juga padahal mau membuka macboox ku eh ini malah Abyan sendiri yang buat pengumuman. Ih dia itu. Dan Hafidz serta Burhan sudah nongol lagi di depan kubikelku. Ini untung Ela masih belum masuk. Ckckckck pasti tambah heboh.

Angga : Mom, perlu periksa?

Roni Rahardian : Waduh, Biru kamu nggak pingsan lagi kan?

JODOH RASA DURENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang