Saat bell pulang sekolah sudah berbunyi, aku keluar kelas seperti biasa aku melaksanakan belajar tambahan bersama Aksa. Hari ini aku tak semangat mengikutinya tak seperti hari kemarin-kemarin.
"Ada belajar tambahan?" Tanya Farel.
"Iya"
"Yaudah aku tungguin ya"
"Agak lama loh, nggak apa-apa emang?"
"Ngga apa-apa, apasi yang nggak buat kamu" Gombal Farel.
"Yeh, buaya dasar" Ledekku.
Aku dan farel berjalan menuju perpustakaan, beberapa Minggu lagi aku akan pergi ke Jerman untuk olimpiade.
Aku melihat Aksa yang sedang duduk di dalam perpustakaan.
"Aku tunggu sini ya" Ucap Farel.
Aku mengangguk.
Aksa yang melirikku dari dalam perpustakaan, aku juga sempat meliriknya namun ku alihkan pemandangan. Aku berjalan masuk ke dalam perpustakaan, dan duduk di samping Aksa.
"Apa mungkin aku bisa jauhin dia?" Batinku.
Aksa yang fokus dengan earphone di telinganya, Soal dan materinya pun belum di bagikan oleh Bu Ella.
Tak lama Bu Ella memasuki perpustakaan, "Siang, ini soal dan materi untuk Aksa, dan ini untuk Danita. Kalau sudah selesai kumpulkan di sini saja ya, ibu ada acara dulu" Ucap Bu Ella.
"Iyabu" Balasku.
Aku mulai mengerjakan soal dan memahami materi, benar saja materi dan soal-soalnya makin kesini makin susah.
Sedangkan Aksa mengerjakan dengan santai, sambil mendengarkan musiknya.
Aku tak fokus, mataku selalu tertuju ke Aksa bukan ke soal.
"Fokus Danita Fokus!" Ucapku sambil memegang kepala.
Aku berusaha fokus, dan lanjut mengerjakan soal-soal dari Bu Ella.
Ada beberapa soal yang benar-benar aku tak mengerti, aku kebingungan sekali. Ingin rasanya menanyakan soal ini ke Aksa siapa tau di tahu jawabannya, tetapi aku ingat aku disuruh menjauh darinya. Hftt ya Tuhan gimana ini.
Aksa melirikku, ia tahu aku sedang kebingungan dengan soal ini.
Aksa menarik lembaran soal milikku, ia melihat dan memahami terlebih dahulu soal yang sulit. Tak lama ia menuliskan jawabannya di lembaran soalku.
Aku terus menerus menatapnya dengan kagum, selain tampan dia juga pintar.
"Benar kata Aileen kali ya, aku sama dia nggak bisa bersama?"
"Tapi...."
"Ah apasih Danita!"Batinku.
Selesainya Aksa menyodorkan kembali lembaran itu kepadaku, "Jangan ngeliatin terus begitu, ntar tambah suka lagi" Godanya karena aku masih terus menatapnya.
"Hah? Apasi" Ucapku langsung mengalihkan pemandangan, dan mengambil lembaranku.
"Eh? Ini..."
"Kamu bisa ngisinya, aku kok nggak bisa ya" Keluh ku sambil melihat Soal-soal ku yang sudah di isi Aksa, entah jawabannya benar atau tidak tetapi menurutku jawabannya Akurat dengan soal.
"Gue udah pernah pelajari soal itu," Jawab Aksa.
"Soal sesusah ini udah pernah kamu pelajari?"
"Bagi gue nggak susah kalau ngerjainnya dengan teliti, fokus sama soal-soalnya."
"Apa tadi aku nggak fokus ya makanya nggak bisa?" Tanyaku kepada diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melupakanmu, Ingat Cinta Lagi.
Teen FictionDanita arabell adalah gadis biasa dari desa yang pindah ke kota Jakarta, biasaanya di desa ia di juluki sebagai "Kembang desa" apakah saat ia pindah ke kota julukan itu berubah menjadi "Kembang kota" atau sudah tiada julukan lagi untuknya?, dan Aksa...