Ah sial!

364 30 12
                                    

Bell Pulang sekolah telah berbunyi, semua berbondong-bondong keluar kelas. Aku dan Aksa melaksanakan belajar tambahan, seperti hari-hari sebelumnya. Kini olimpiade tinggal 2 hari lagi, tak sabar rasanya aku pergi keluar negeri.

Seperti biasa Bu Ella memberi tugas, tugas hari ini berbeda dengan sebelumnya, hari ini Bu Ella memberi tugas banyak sekali sampai berlembar-lembar, materi yang harus di pelajari pun ada 3 buku paket tebal, hari ini memang hari terakhir aku dan Aksa menjalani tugas tambahan seperti ini. Hari-hari esok sudah tak ada lagi pulang sekolah melaksanakan belajar tambahan seperti ini.

"Kalau sudah taruh saja di ruang kepala sekolah ya, ibu mau mengurus tiket pesawat beserta tiket penginapan untuk kalian nanti pergi ke Jerman" Ucap Bu Ella.

"Ibu berharap banget sama kalian, semoga kalian bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah ini" Lanjutnya.

"Insya Allah, kami akan memberikan yang terbaik, dan kami akan berusaha semaksimal mungkin supaya mendapatkan juara" Balasku.

Aksa terdiam tak mengeluarkan satu suara pun.

Bu Ella pergi meninggalkan perpustakaan,kini hanya ada aku dan Aksa.

Keheningan terjadi di antara kita berdua, aku yang fokus mengerjakan soal-soal, begitupun dengan Aksa.

"Lo ada Tipe-X ngga?" Tanya Aksa, kebingungan mencari Tipe-X.

"Ada, bentar aku ambil"

Aku membuka tas ku untuk mengambil Tipe-X, aku membuka tas dan untuk kedua kalinya mendapatkan sebuket bunga lagi.

Aku mengambil Tipe-X dan juga buket bunga tersebut dari tas. "Nih" Ucapku memberikan Tipe-X kepada Aksa tanpa menoleh ke arahnya.

"Lo udah?" Tanya Aksa, tanpa melirihku masih fokus dengan pelajaran dan Tipe-X nya.

Tak ada jawaban dariku, Aksa heran akhirnya ia menoleh ke arahku. Terlihat aku sedang sibuk membaca kertas yang terselip kan d buket itu.

Dengan cepat Aksa merebutnya dariku, dan membacanya, BERAPA KALO GUE INGETIN, JAUHIN AKSA ATAU LO AKAN TAU AKIBATNYA! , Lagi-lagi isi surat itu menyuruhku untuk menjauhi Aksa.

Aksa mengerutkan keningnya,mengepal surat itu, lalu membuangnya bersama dengan bunga.

"Itu dar, dari siapa?" Tanyaku.

"Udah dua kali aku dapet buket kayak gitu" Lanjutku.

"Orang iseng paling" Jawabnya, Aksa tak mau aku ketakutan.

"Udah nggak usah dipeduliin" Lanjutnya.

Aku mengangguk, mengiyakan.

Kami melanjutkan mengerjakan tugas, beberapa soal sudah terselesaikan.

***********

Hari sudah begitu larut, aku benar-benar sudah lelah, sangat lelah.

Ponselku berbunyi, ada yang menelfonku. Aku melihat dari layar ponsel bertulis nama Farel, saat aku ingin mengambil dan mengangkat telfon itu, Aksa dengan cepat mengambil ponselku duluan dan mengangkatnya.

Farel:halló Arabell, Lagi dimana?
Farel: belum pulang? Udah hampir larut loh
Farel: Gue jemput ya, Lo lagi dimana?

Terdengar Suara farel dari telepon itu, Aksa sengaja melospecer agar aku dapat mendengar.

Nggak perlu

Farel: ini siapa?
Farel: Arabell mana?

Aksa, dia aman sama gue

Melupakanmu, Ingat Cinta Lagi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang