Part 2

652 98 8
                                    

TWO GODDESSES

|

BTS x NCT x Others
Family, Brothership, Fantasy

|
|
|

Part 2

|
|
|


Author pov

Malam itu kota masih terlihat ramai meskipun sudah hampir tengah malam. Masih banyak orang yang berlalu lalang meskipun hawa dingin sedikit menganggu. Tapi sepertinya tak menganggu sama sekali seseorang yang tengah berdiri di atap gedung tingkat dua yang terlihat lebih bersih dari gedung kecil disekitarannya. Atapnya bersih dan juga terlihat ada satu bangku besar sebagai tempat duduk atau hanya tempat berbaring.

Seseorang itu nampak tenang menikmati semilir angin yang melingkupi dirinya. Jas hitam miliknya tersampir dibahunya, kemeja putih yang ia pakai masih terlihat rapi meskipun 2 kancing teratasnya ia lepas. Matanya menerawang langit malam yang tampak terang menunjukkan keindahannya. Namun nampaknya keindahan itu tak membuatnya senang. Ia menghela napas dan beranjak duduk dibangku panjang tersebut, menyandarkan tubuhnya yang lelah setelah acara di rumahnya berakhir. Acara pemakaman ibunya.

2 tahun lalu ia sudah kehilangan ayahnya. Ayah yang ia hormati, yang mengajarkan arti kehidupan padanya. Ayah yang merawatnya sepenuh hati, memberikannya kasih sayang, menjaganya selama ini. Hidupnya bahagia meskipun ia bukanlah keluarga berada, mendiang ayahnya seorang pekerja pabrik, sedangkan ibunya memiliki toko kue kecil di rumah. Ia tidak meneruskan sekolahnya untuk membantu ekonomi orang tuanya. Dan ia tidak menyesalinya, meskipun terkadang ayah dan ibunya sering menyuruhnya untuk lanjut sekolah, tapi ia tidak mau karena ia tau kebutuhan mereka harus lebih diutamakan.

Ia senang dengan kehidupannya meskipun terkadang sedikit kesulitan saat menjalaninya. Setidaknya itu membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat saat ia dewasa nanti. Hingga malam itu ayahnya pulang tidak dengan sepedanya lagi. Sebuah mobil membawanya, mengantarkannya ke rumah dalam keadaan tenang. Kecelakaan di pabrik yang membuat nyawanya harus terenggut. Membuatnya harus kehilangan sosok seorang ayah yang begitu sangat dikaguminya, bekerja tanpa lelah untuk menghidupi keluarganya, senyum yang selalu merekah seolah tak menunjukkan beban kehidupan yang dipikulnya. Meskipun ia sadar anak yang ia rawat bukanlah anaknya sendiri.

Ya. Meskipun mereka seperti orang tuanya sendiri tapi tak membuat mereka menyimpan kebenarannya. Karena sepahit apapun, kebenaran tetaplah kebenaran. Dan hal itulah yang membuatnya sangat mengagumi sang ayah.

Hidup berdua dengan sang ibu tak membuatnya kesulitan. Ia bekerja di salah satu minimarket dekat rumahnya untuk membantu sang ibu. Sempat dilarang, tapi ia ingin membantu sebagai bentuk balas budi karena sudah merawatnya dengan tulus. Saat mendengarnya sang ibu menangis haru.

“Kau anakku. Sampai kapanpun kau tetap anakku”

Kata-kata itu selalu terngiang ditelinganya dan membuatnya terus berjuang sekuat tenaga untuk kehidupan mereka berdua. Hingga pada saat itu, ia pulang dan melihat sang ibu kesakitan sambil memegang dadanya.

“Mama”

“Huang...Renjun...”

Renjun terduduk disamping sang ibu yang tengah menahan sakit.

“Mama kita ke rumah sakit”

“Tidak..nak..”

“Tapi..”

TWO GODDESSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang