TWO GODDESSES
|
BTS x NCT x Others
Family, Brothership, Fantasy|
|
|Part 4
|
|
|Author pov
Hampir seharian Seokjin mengendarai mobilnya menuju kampung halaman orang tua angkatnya. Setelah beberapa kali berhenti di rest area, Seokjin akhirnya sampai di perbatasan kota. Seperti yang dikatakan ayahnya, kampung halaman mereka memang masih asri dan banyak pepohonan menjulang disekitarannya. Bahkan tempat ini bisa dikatakan dikelilingi hutan yang sangat luas, bahkan lebih luas dari perkampungannya sendiri. Maka dari itu setelah melewati kota yang ramai, Seokjin merasa kesunyian yang menenangkan saat memasuki hutan.
Meskipun kanan kiri yang ia temui adalah pohon besar, area jalan yang ia lewati sama seperti di perkotaan, hal yang sangat ia syukuri. Setelah beberapa saat melewati hutan, ia memasuki daerah pedesaan yang diperkirakan adalah kampung halaman ayahnya. Dan ternyata tempat ini sudah banyak dibangun rumah serta bangunan lainnya. Sepertinya desa ini juga mengalami perkembangan peradaban.
Ia memelankan laju mobilnya kala matanya melihat banyak anak-anak yang bermain dan berkeliaran di jalan. Nampak kebahagiaan masih terpancar meskipun hari akan segera berakhir. Memang Seokjin memasuki desa saat matahari hampir terbenam. Tapi meskipun desa ini dikelilingi banyak pepohonan, cahaya senja masih bisa menerobos dan semakin indah kala menerpa tempat ini.
Seokjin meneliti tiap rumah yang ia lewati dan menyesuaikan dengan alamat yang diberikan ayahnya. Hingga ia sampai pada beberapa rumah yang hampir berada diujung desa, lebih tepatnya ada 3 rumah. 2 rumah sederhana tapi cukup besar, dan 1 rumah berlantai 2 dengan halaman luas, dengan jarak dari 1 rumah ke rumah lainnya cukup jauh. Tapi Seokjin kira ia masih bisa saling mengenal antar penghuni rumah.
Setelah menatap 3 rumah itu bergantian, Seokjin mematikan mesin mobilnya. Alamatnya disini, tapi ia tidak tau rumah yang mana milik orang tuanya. Dan ia memilih menuju arah salah satu rumah sederhana.
“Permisi.”
Seokjin beranjak kesana karena ia melihat seseorang yang baru keluar dari rumah sederhana tersebut. Laki-laki yang ia perkirakan berumur diawal 40-an itu menatap Seokjin tersenyum, “Ada yang bisa saya bantu?”
Seokjin balas tersenyum dan melangkah mendekat, “Maaf sebelumnya paman. Saya ingin tanya mengenai alamat ini.” ucap Seokjin dan menyerahkan kertas pemberian ayahnya pada paman tersebut.
“Oh? Kau Kim Seokjin ya?” ucap paman tersebut terkejut.
Seokjin mengangguk, “Ne, saya Seokjin.”
“Ah, ayahmu memang sudah menghubungiku kemarin siang. Perkenalkan, nama paman Lee Hojun, pemilik rumah ini, sekaligus penjaga rumah ayahmu.”
Seokjin menghela napas lega, ia bersyukur sudah sampai ditempat tujuan, “Saya Kim Seokjin, paman. Terima kasih sudah menjaga rumah ayah saya.”
“Tak masalah. Kami dulu berteman baik disini sebelum orang tuamu pindah ke Seoul. Jadi sudah sewajarnya aku membantunya. Selamat datang disini ya, dan rumah ayahmu yang itu.” ucapnya menunjuk rumah sederhana lainnya. “Perabotannya masih utuh semua, dan ia juga menyuruhku untuk membelikan beberapa barang untuk membuatmu lebih nyaman tinggal disana. Ayo kesana, sekalian bawa mobilmu.”
“Terima kasih paman.” Hojun berjalan menuju rumah Seokjin, sedangkan Seokjin kembali mengemudi. Setelah sampai didepan rumah ia langsung memasukkan mobilnya ke garasi yang sudah dibuka oleh Hojun.

KAMU SEDANG MEMBACA
TWO GODDESSES
FantasiLunar dan Venus. Wajah Moon Goddess yang selalu bersinar saat kelahiran sosok pilihan. Dan kali ini 2 wajah itu bersinar bersamaan saat kelahiran dua laki-laki yang memiliki ras berbeda. Karenanya, mereka berdua dianugerahi keistimewaan karena memil...