Part 5

590 95 23
                                    

TWO GODDESSES

|

BTS x NCT x Others
Family, Brothership, Fantasy

|
|
|

Part 5

|
|
|

Author pov

Pagi menjelang dan matahari mulai menunjukkan sinar terangnya. Suasana pagi di desa jelas berbeda dengan di kota. Berbeda dengan kota yang mungkin sudah ramai orang yang beraktifitas, di desa sebagian orang masih berada di rumah. Memang ada yang sudah berangkat bekerja, sekolah, atau lainnya. Namun jelas suasana disini tidak seramai di kota. Belum lagi suasana yang dekat dengan alam, membuat udara si desa lebih segar daripada di kota.

Renjun yang memang tidak tidur dan membersihkan rumah, sudah rapi dan duduk diam di teras rumah. Ia melihat keadaan desa yang belum terlalu ramai, mungkin karena rumahnya yang berada di ujung, jadi ia tidak begitu melihat apa yang tetangga manusianya lakukan. Renjun berniat menuju minimarket yang ia lihat tidak jauh dari rumahnya untuk membeli keperluan rumah. Meskipun ia tidak memakannya, setidaknya ia harus bersikap seperti manusia pada umumnya. Untuk persediaan darah, Renjun membawa beberapa kantung dari Jilin, bibinya yang mengurusnya. Karena memang selain kedua orang tua angkatnya, hanya bibinya yang membantu Renjun untuk mendapatkan makanan utamanya itu.

Selang beberapa saat Renjun bisa melihat paman Han yang keluar dari rumah. Renjun beranjak berniat menyapa tetangganya itu.

“Selamat pagi paman.”

Paman Han yang melihat Renjun tersenyum, “Selamat pagi Renjunie. Bagaimana istirahatmu tadi malam?”

Renjun balas tersenyum kecil, “Cukup nyaman, paman. Paman Han mau kemana?”

“Aku ingin menemui temanku. Kau mau kemana?”

“Ke minimarket paman.”

Paman Han tersenyum, “Mau ikut denganku? Sekalian aku ajak keliling desa.”

Renjun sebenarnya tidak terlalu suka bersosialisasi, apalagi dengan manusia. Bahkan saat di Jilin dulu ia jarang keluar rumah. Namun melihat paman Han yang sepertinya sangat bersemangat dengan terpaksa ia mengangguk, “Baiklah paman.”

Paman Han segera menuju garasi dan meninggalkan Renjun untuk mengambil mobilnya. Beberapa saat kemudian sebuah mobil berhenti di dekat Renjun.

“Mau belanja dulu, atau kita keliling sebentar?”

“Terserah paman saja.” paman Han tersenyum mendengarnya. Setelah Renjun masuk, mobil itu segera melaju.

Renjun menikmati acara pengenalan desa oleh paman Han. Banyak tempat yang ditunjukkan padanya, termasuk kantor polisi, klinik, bahkan ada taman juga. Dilihat dari banyaknya rumah dan bangunan yang ada, ini bahkan bukan lagi desa, tapi seperti kota.

Mereka berhenti di minimarket yang dekat dengan taman. Paman Han membiarkan Renjun masuk sendiri dan menunggu di mobil. Tak banyak yang Renjun beli. Hanya beberapa snack, makanan kaleng, peralatan mandi, dan juga beberapa barang lain yang sekiranya manusia butuhkan.

“Sudah?”

“Sudah paman.”

“Aku akan mengajakmu ke perpustkaan. Bagaimana?”

“Boleh.”

Paman Han tidak terlalu peduli meskipun Renjun menjawab semua yang ia katakan dengan singkat. Paman Han mengira kalau Renjun menjawab begitu karena ia masih belum cukup nyaman bersamanya, atau memang karena Renjun tak terlalu suka bicara.

TWO GODDESSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang