Brian Kang

190 16 2
                                    

"Eh Jeongyeon belom pulang," ujar seseorang melihat Jeongyeon yang sedang asik berbincang dengan satu perempuan dan satu laki-laki.

Jeongyeon menoleh, lalu menghela napasnya pelan melihat orang yang memanggil namanya itu. Dia menatap langit sebentar, lalu tersenyum paksa.

"Ah iya Pak Suho. Ada apa ya?" Jeongyeon salim pada Suho. Nayeon dan Guanlin yang melihat kepala sekolahnya datang itu, ikut salim kepada Suho.

"Kamu ekskul taekwondo?"

"Iya Pak," ucap Jeongyeon. "Udah tau gue pake baju kayak gini, masih nanya aja," gerutu Jeongyeon dalam hati.

Suho mengangguk-anggukan kepalanya. "Saya pikir kamu anak balet. Cocok loh, sama paras muka kamu yang cantik. Badan kamu juga bagus. Kamu ga mau pindah ekskul balet aja?"

"Enggak Pak. Makasih."

"Serius? Sayang banget. Pindah aja."

Jeongyeon menatap kepala sekolah ini dengan tatapan benci. Kenapa Pak Suho memaksa untuk masuk ekskul balet? Apakah Pak Suho pelatih baletnya? Lagipula bakatnya ada di taekwondo, bukan balet. Sia-sia sabuk merah yang dia peroleh jika dirinya pindah ke ekskul balet.

"Maaf pak, ga bisa. Bakat Saya taekwondo, bukan balet. Lagipula Saya udah usaha di taekwondo buat dapet sabuk merah," ucap Jeongyeon dengan penekanan saat mengucap 'Bakat Saya taekwondo.'

Suho menatap Jeongyeon sembari tersenyum miring. "Baiklah. Saya tidak memaksa."

"Tidik mimiksi, tidik mimiksi. Dasar bantet! Daritadi maksa, tolol. Kenapa dia bisa jadi kepsek sih?!" ujar Jeongyeon dalam hati.

"Yaudah Pak. Saya istirahat dulu." Suho mengangguk, lalu segera berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Jeongyeon langsung menuju Nayeon dan Guanlin yang sedang berdebat. Meskipun tadi ada acara nangis bombay peluk-pelukan, tetep aja berantem. Jeongyeon yang melihat itu langsung memisahkan mereka berdua dengan mendorongnya, lalu Jeongyeon langsung duduk di depan koridor kelas sembari menutup mukanya frustasi. Nayeon dan Guanlin yang sedang berdebat itu melihat Jeongyeon heran.

Nayeon menghampiri Jeongyeon, lalu ikut duduk di sebelah kirinya, "Lah lo kenapa anjir." Guanlin pun ikut menghampiri dan duduk di kanan. "Asik banget tuh daritadi berduaan sama kepsek," ujar Guanlin menggoda. Jeongyeon yang mendengarnya langsung menjambak Guanlin.

"Sakit anjing!"

"Kenapa Jeong?" tanya Nayeon khawatir. Jeongyeon menggelengkan kepalanya. "Itu kepsek bajingan, maksa maksa gue pindah ekskul balet. Sabuk gue udah merah masa gue pindah? Dasar kampret!"

"Terus masa dia nyuruh gue jadi pacarnya?! Udah sinting kali ya?! Bego!" Jeongyeon menceritakan semuanya kepada Nayeon.

"Kok ga lo terima?! Kan Pak Suho ganteng!" cecar Guanlin ikut menimbrung.

"Guanlin!" Nayeon menjewer kuping Guanlin. Guanlin hanya bisa merintih kesakitan. Nayeon kembali beralih ke arah Jeongyeon, "Ga usah diladenin itu kepsek. Rumor yang gue denger, kepsek itu pernah macarin Irene, Bae Irene anak IPS itu loh. Pacaran cuma 3 hari karna katanya makin hari Irene makin tepos."

"HAHAHAHAHAH anjing kasian banget," ujar Guanlin tertawa terbahak-bahak sambil guling-guling. Nayeon yang melihatnya langsung menampar pipi Guanlin, "Sinting! Itu diliatin banyak orang!"

I Love You Since Day 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang