Eyes

141 15 2
                                    

Sudah sebulan lebih. Hari-hari berlalu dengan cepat. Dunia terasa lebih berbeda. Bahkan cuaca pun tidak bagus. Matahari tidak muncul selama 1 bulan ini. Setiap hari, langit menangis.

Daniel tentu sudah sembuh. Melakukan aktivitasnya kembali seperti biasa di sekolah. Menyibukkan diri di eskul basket, bersama Guanlin. Dan persis seperti dugaan Jihyo, Nayeon malah semakin tergila-gila dengan Daniel sehingga terus mengintainya.

Perempuan bernama Jihyo tidak berubah kok. Sifat bawel dan cerianya masih sama. Justru dirinya sekarang lebih rajin. Yang biasanya setiap istirahat hanya makan di kantin, kini setelah dari kantin ia selalu ke perpustakaan. Tidak hanya istirahat, saat pulang sekolah juga.

Bagaimana dengan hubungan mereka berdua sekarang? Masih berjauhan. Bahkan mereka tidak pernah berkontakan lagi. Keduanya tak saling memblokir namun memang tidak ada yang mengirim pesan dari salah satu pihak. Apakah mereka akan kembali seperti semula?

"Woy!"

Daniel terkejut ketika seseorang berseru kencang sambil menepuk pundaknya. Ia menoleh, lalu mendengus pelan. Siapa lagi kalau bukan Lai Guanlin?

"Apaan sih."

"Diem aja lo. Kesambet apaan?" tanya Guanlin sambil cekikikan padahal tidak ada yang lucu menurut Daniel. Daniel hanya diam tidak menanggapi Guanlin.

Guanlin menarik tangan Daniel agar dia bangkit dari kursinya, lalu merangkulnya sambil berjalan keluar kelas. "Temenin gue. Perpustakaan," ucap Guanlin singkat.

"Ngapain? Gaya lo, kayak mau baca buku aja."

"Besok harus ngumpulin pr fisika, kan? Gue belom ngerjain. Emang lo udah?"

"Kenapa harus ke perpus? Kan di rumah bisa."

"Gue pengen cari sensasi baru."

Setelahnya mereka berdua diam, sampai akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan yang cukup besar. Pintu depannya terdapat tulisan "Perpustakaan".

Mereka berdua memasuki perpustakaan. Sepi sekali. Kira-kira hanya ada 10 orang disana. Daniel yang jarang ke perpustakaan hanya bisa melongo menatap sekeliling ruangan tersebut, karna perpustakaan ini sudah lebih bagus sehabis di renovasi.

"Nah, gue cari buku tentang rumus dulu ya. Lo tungguin gue," ujar Guanlin yang langsung pergi ke arah rak buku pelajaran meninggalkan Daniel.

"Guanlin tung—,"

Ucapan Daniel terhenti. Matanya mengarah ke sosok yang lain, bukan Guanlin. Seseorang yang dilihat Daniel itu sedang duduk manis membaca buku, sendirian. Otak Daniel menyuruh agar dirinya segera pergi dari perpustakaan, namun hatinya berkata untuk menghampiri seseorang itu.

Park Jihyo.

Tiba-tiba saja Daniel tersenyum melihat Jihyo dari jauh. Tatapan matanya sendu. Daniel rindu sekali dengan perempuan tersebut. Ah Jihyo tertawa. Terlihat manis sekai di mata Daniel. Walaupun Daniel tidak medengar tawa Jihyo, tetapi ia merasakannya.

"Cie ngeliatin siapa tuh," ujar Guanlin menepuk pundak Daniel. Daniel terkesiap. "Liatin apa?!" teriak Daniel pelan. "Ayo ah buruan kerjain."

Guanlin menempatkan meja, dan sialnya meja itu ada di depan meja Jihyo. Daniel sedikit ragu, namun akhirnya ia duduk juga. Melupakan Jihyo sejenak, kini pikirannya penuh dengan rumus.

I Love You Since Day 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang