Jeongyeon berlari tergesa-gesa di koridor rumah sakit setelah mendapat line dari Daniel, bahwa Jihyo kecelakaan.
Sesampainya di depan UGD, Jeongyeon melihat Daniel yang mondar-mandir tak karuan. Raut wajahnya khawatir sekali. Sedangkan Guanlin tampak menenangkan Daniel.
"Jihyo kecelakaan kenapa? Kok bisa?" tanya Jeongyeon dengan nada bicara yang panik.
"Dia lagi nyebrang, tapi gak liat kanan-kirinya. Alhasil ada mobil yang nabrak Jihyo. Ada pendarahan kecil di kepalanya, kata dokter bisa sembuh. Lo tenang aja," jelas Guanlin.
"Gimana gue bisa tenang, Lin? Jihyo aja belum sadar," ujar Jeongyeon meratapi Jihyo dari luar pintu ruang UGD.
Seorang dokter ditemani suster keluar dari ruang UGD. "Kalian temen-temennya Jihyo? Jihyo ada pendarahan di kepalanya. Tapi sudah ditangani. Jadi kalian tenang saja. Dia belum sadar, namun kalian boleh masuk sekarang," ucap dokter tersebut membuat Jeongyeon, Guanlin, dan Daniel menghela nafasnya.
Jeongyeon buru-buru menghampiri Jihyo. Kepalanya di perban. Jeongyeon menangis. "Hyo bangun dong, Hyo. Perasaan tadi pagi lo main ke rumah gue, kenapa sorenya lo begini. Lo sih hari ini bolos! Coba kalo sekolah, pasti lo gak bakal kayak gini," isak Jeongyeon sambil memeluk Jihyo erat. Guanlin mengusap bahu Jeongyeon, berusaha menenangkannya.
Daniel sedaritadi diam terpaku. Ia merasa ini salahnya. Dia membiarkan Guanlin menyuruh Jihyo ke bar itu karna dirinya. Ia mengacak rambutnya frustasi.
—————
3 jam berlalu. Itu bukan waktu yang sebentar dan Jihyo belum sadar juga. Sedaritadi Daniel menunggu di samping kasur Jihyo, sampai lupa makan. Guanlin dan Jeongyeon sudah memaksa Daniel, tetapi dia bersikeras tidak akan makan sebelum Jihyo bangun.
Sehingga kini Daniel tinggal sendirian di ruang UGD tersebut. Jeongyeon dan Guanlin pergi ke kantin.
Daniel memegangi tangan Jihyo. "Jihyo... udah 3 jam lo belum sadar juga. Ayo bangun dong. Ada gue disini... ada Jeongyeon, ada Guanlin. Nanti kalo lo udah sembuh, kita pulang bareng lagi ya? Gue beliin es krim lagi, gue bikinin kartu ucapan maaf lagi, main ke rumah gue lagi... Gue bego malah bikin lo jadi begini. Maafin gue ya, Hyo," isak Daniel mulai menangis, menjatuhkan kepalanya di badan Jihyo. Pegangan tangannya semakin erat.
Tanpa disadari, tangan Jihyo mulai bergerak pelan.
"D-Daniel...?"
Daniel terkejut mendengar suara yang sangat ia kenal itu. "Jihyo? Jihyo...? Jihyo lo udah sadar?!" teriak Daniel antusias. Jihyo mengangguk sembari tersenyum kecil melihat muka Daniel yang basah oleh air mata. Dengan tangan yang masih gemetar, Jihyo mengusap air mata Daniel.
"Lo nangisin gue?" tanya Jihyo pelan sambil tertawa kecil. Daniel mendengus kecil "Siapa yang gak panik ngeliat orang yang gue sayang gak sadar-sadar selama 3 jam?"
"Maafin gue ya, Hyo. Gara-gara gue lo jadi begini," lanjut Daniel lagi membuat Jihyo menggelengkan kepalanya. "Bukan salah lo, Niel. Gue aja yang gak fokus pas lagi nyebrang. Gak usah salahin diri lo sendiri lagi, ya? Gue gapapa kok," ujar Jihyo sehingga Daniel pun merasa tenang.
"Niel."
"Ya? Mau makan?"
"Enggak. Enggak mau makan. Cuma mau nanya, tapi lo jangan marah ya,"
"Lo gak mau pacaran aja sama Nayeon...? G-gue sih bukan maksa, tapi gue kasian aja ngeliat lo," desah Jihyo membuat Daniel menghela nafasnya pelan.
"Jihyo, dari awal gue cuma suka sama lo. Gue tulus sayang sama lo sepenuhnya. Apa selama ini lo mikir kalo gue cuma pura-pura?"
"No... Gak gitu Daniel..."
"It's okay if you don't lov—"
"I tried Niel! I tried to love you back but i'm scared!"
Jihyo menekankan kata-kata yang diucapkannya. Sedikit keras namun pelan. Daniel mendadak diam.
"Selama ini gue usaha buat sayang sama lo balik... Tapi gue terlalu takut, Niel. Salah satu orang yang gue cintai tiba-tiba pergi gitu aja. Mama. Gue trauma. Gue takut kalo suatu saat gue udah bener-bener sayang sama lo, lo pergi ninggalin gue," ujar Jihyo menangis. Daniel memeluk Jihyo, membiarkan Jihyo menangis di pundaknya. Jihyo pun balas memeluk Daniel erat meski susah karna tangannya ada infus.
"Don't cry... Gue minta maaf," ucap Daniel pelan. Daniel melepas pelukannya lalu buru-buru mengusap air mata Jihyo. "Lo kalo nangis cantiknya kurang."
Jihyo tertawa kecil. "Ih gue mah cantik terus kali."
"Ya gue kan gak bilang jelek? Cuma 'kurang'"
"Cantik gue gak pernah kurang, tambah terus."
Daniel tersenyum melihat perempuan itu. "Jihyo."
"Hm?"
"Gak mau... nyoba official?"
Jihyo yang mengerti arah pembicaraan Daniel sontak terdiam. Setengah hatinya masih sedikit takut, namun setengahnya lagi penasaran dan rasanya ingin. "Tapi..."
"Gue janji, gue gak akan ninggalin lo. Gue bakal sayang sama lo selamanya. Kalo lo belum bisa cinta sama gue it's okay, gue akan nunggu sampe lo bisa. Kalo masih bingung gapapa, gue kasih waktu buat lo untuk mikirin semuanya. Gue bakal selalu nunggu."
"Ih Daniel serius serius amat," ucap Jihyo sengaja mengerjai Daniel, membuat Daniel lagi-lagi mendengus. "Jihyo mah gitu... gue beneran tau."
"Eum gimana ya?" Jihyo bingung sendiri sambil tertawa.
Daniel gugup menunggu jawaban Jihyo, sama gugupnya saat dia menunggu Jihyo sadar. Dia tidak tau harus senang atau sedih jika nanti Jihyo akan menerima maupun menolaknya.
"Okay gue mau."
"Hah?"
"Yaaaa mau pacaran."
"Beneran? Lo udah sadar sepenuhnya belum sih?"
Jihyo mencubit lengan Daniel pelan. "Ya udah lah!"
Daniel terkesiap tidak menyangka. Dia sontak memeluk Jihyo membuat Jihyo kaget. "Makasih banyak ya, Hyo. Gue tau pasti lo berat banget buat nerima gue. Gue beneran tulus sayang sama lo, gue janji gak akan sia-siain lo," ujar Daniel yang kini sedang berada di dekapan Jihyo.
Jihyo yang mendengar kata-kata Daniel tersenyum. Terlihat dari suara Daniel, Daniel sangat lega. Kini Jihyo sadar bahwa Daniel benar-benar serius kepadanya. Jihyo memeluk balik Daniel.
"Cepet sembuh ya pacarku."
"Daniel jangan gitu ih gue maluuuu."
Daniel tertawa melihat Jihyo yang mengomel. Tetapi di dalam hati keduanya, mereka berharap hubungan ini dijalani dengan hati yang benar-benar tulus agar hasilnya membahagiakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Since Day 1
Fanfiction"Aku akan selalu cinta kamu, dari hari pertama sampai selamanya." [ ©cwereals 2020 ] #1-danhyo (03.09.20)