6.Picnic

4.5K 339 26
                                    



"Jungkook-ah, bisa tolong  siapkan pakaian ganti untuk anak-anak? Jungkook yang baru saja selesai mandi pun kemudian menganggukkan kepalanya. Jimin tersenyum, ia sangat bersyukur karena kali ini suaminya itu mau menuruti perintahnya. mudah-mudahan setelah ini Jungkook akan lebih sering mendengarkan apa yang ia katakan, agar ia tidak perlu membuang-buang waktunya lagi hanya untuk memarahi Jungkook. Lagipula masih banyak hal lain yang bisa ia kerjakan dan tentu saja itu lebih penting.


Jimin baru saja akan  membuka pintu kulkas untuk memilah-milah bahan masakannya sampai ketika ia mendengar suara teriakan suaminya yang berasal dari dalam kamar anaknya. Jimin menghela nafasnya,  entah apalagi yang suaminya itu lakukan di dalam sana. Tidak ingin di buat penasaran, Jimin pun  kembali memutar langkahnya menuju ke kamar anaknya.

Jimin membuka pintu kamar anaknya dan betapa kagetnya ia ketika mendapati kedua anaknya itu malah bertengkar, menghambur-hamburkan pakaian mereka di lantai. Sementara Jungkook bukannya bertindak sebagai penengah untuk kedua anaknya, ia justru duduk santai memerhatikan kedua anaknya itu berkelahi. oke, sepertinya kesabaran Jimin sudah tiba di ambang batasnya, oleh karena itu Jimin pun segera melangkahkan kakinya mendekat kearah Jungkook memposisikan dirinya tepat di belakang suaminya itu. Sementara itu Jungkook belum sama sekali menyadari bahwa marabahaya sebentar lagi akan datang padanya. Dengan tangannya yang sibuk memilah-milah baju Jungmin, Jungkook pun  mengoceh tentang ini dan itu, pokoknya semua keluhannya di keluarkan, tidak jarang pula ia akan mengoceh, mengatakan sifat putrinya adalah  hasil foto kopi istrinya dan juga kakak iparnya, Yoongi.

"Jungmin ayo nak, jangan mau kalah dengan adikmu. tenang saja ayah disini."
Jungkook lebih terlihat seperti seseorang yang sedang mengadu domba ketimbang melerai pertengkaran yang terjadi di antara kedua anaknya. Jimin?
tidak usah di tanya lagi wajahnya sudah memerah total dari ujung telinga kiri hingga ujung telinga kanan. Nampaknya Jimin benar-benar murka dan mungkin saja setelah ini Jungkook akan bernasib sama seperti yang sebelumnya, yah kalau tidak benjol paling tidak akan ada hukuman yang akan Jungkook terima nantinya.

Jungmin dan Mingjun masih betah berebut mainan, tidak jarang mereka akan saling mendorong satu sama lain. Jungkook?
Yah heboh sendiri mirip suporter sepak bola.

" Cepat lepackan tanganmu. mainan ini  milikku. Aku akan mengadukanmu pada Eomma, lihat caja nanti Eomma pacti akan memalahimu." ucap Mingjun sambil mendorong-dorong wajah Jungmin kebelakang. Sementara Jungmin sebisa mungkin mempertahankan keseimbangan tubuhnya, salah sedikit saja bisa-bisa ia terjengkang ke belakang. Kekuatan adik perempuannya ini memang luar biasa, hampir setara dengan spider woman. Eh, salah maksudnya wonder woman. yang pahlawan-pahlawan super itu loh.

"Tidak, enak caja. Mainan ini adalah milikku. Appa yang membelikannya, iya kan appa?" mata Jungmin mulai berkaca-kaca apalagi kali ini adik perempuannya itu malah mencubit-cubit tangannya. Sungguh tega sekali. Hiks..."

"Benar apa yang di katakan oleh Jungmin, mainan itu memang adalah miliknya. Jadi mingjun harus  mengambil yang lainnya,ok?"

Mingjun tentu saja tidak mau mengalah,  di sini posisinya  kan adalah adik tapi kenapa  harus dia mengalah pada kakaknya itu, bukankah itu tidak adil untuknya.

Mingjun baru saja akan mencakar wajah Jungmin, namun tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghentikan pergerakan tangannya itu. Jungmin mendongakkan wajahnya, betapa kagetnya ia ketika mendapati ibunyalah yang kini mengenggam tangannya. Gerakan tangan mingjun terhenti tanpa kata ia pun kemudian menangis, sementara Jungkook hanya bisa mematung di tempatnya saat melihat Jimin berlalu sambil membawa mingjun keluar dari kamar.

                                    🌻🌻🌻

Jimin membawa putrinya itu ke kamar, ia kemudian mendudukkan tubuh mungil putrinya  itu di pinggiran ranjang. Mingjun madih belum bisa menghentikan tangisannya, ia benar-benar malu pada ibunya karena sebelumnya ia sudah pernah berjanji tidak akan terlalu sering berkelahi lagi dengan saudara laki- lakinya , Jungmin. Mingjun menggigit kuat bibir bawahnya, Jimin yang melihatnya jadi tidak tega, ia  buru-buru  memeluk tubuh mungil putrinya itu lalu mengusap- usap punggungnya.

"apa putri eomma lupa lagi dengan janjinya, hmm?"
Mingjun menganggukkan kepalanya, kali ini ia memang benar-benar lupa dengan janjinya itu.

"mingjun malah eomma, kalena Jungmin oppa tidak mau meminjamkan mainannya pada Mingjun.  Appa juga tidak mau membantu mingjun, Appa malah ikut memalahi mingjun dan membela Jungmin oppa. Huwaaa.... Appa  jahat...!!!"

"Sudahlah, biar nanti eomma yang marahi mereka, Ok?
Nah sekarang putri Eomma harus tersenyum. Biar apa?"

Mingjun tertawa, sebenarnya ia malu sekali mengatakan hal ini.

"Bial Mingjun tetap cantik"
ucap Mingjun dengan kedua rona yang kini hinggap di kedua pipinya. Benar-benar menggemaskan. Jimin tahu jika putrinya bukanlah anak yang nakal. Jadi jika ada orang yang berani mengatakan putrinya nakal maka Jiminlah yang akan turun tangan untuk memarahi orang itu.


Sementara itu di dalam kamar yang berbeda, Jungmin dan juga ayahnya hanya bisa mematung di tempatnya begitu melihat ke arah pintu kamar yang dimana sudah ada Jimin dan juga Mingjun, tataoan mata keduanya sama persis, seperti foto kopi saja. sepertinya Jungmin dan juga ayahnya harus  Bersiap-siap untuk menerima amukan dari Jimin.



Tbc.



ADORABLE FAMILY•KOOKMIN/JIKOOK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang