8. Angry Mochi😤

3.9K 289 38
                                    









"Jungkook-ah?" panggil Jieun dengan nada yang penuh emosi saat melihat Jungkook malah asyik menyuapi Jimin dan tidak menganggap keberadaannya sama sekali. Seharusnya tadi Jieun sudah hampir pulang tapi Jungkook menahannya, memintanya untuk ikut makan siang bersama-sama dengan keluarga Jungkook.

"Iya, ada apa Jieun-ah, apa kau butuh sesuatu?" Jungkook berhenti menyuapi Jimin, ia lalu membalikkan badannya menghadap Jieun.

"Bisa tolong ambilkan aku saladnya?"
ucap Jieun dengan suara yang sengaja di lembut-lembutkan , matanya melirik ke arah semangkuk salad yang kini berada persis di hadapan Jimin. Sebenarnya ia ingin bilang pada Jungkook bahwa rasa saladnya sangat enak tapi mengingat siapa yang membuat semua makanan ini jadilah Jieun mengurungkan niatnya itu, tidak ingin yang di puji malah jadi besar kepala.

Jimin merotasikan bola matanya, benar-benar  merasa jengkel karena sedari tadi Jieun selalu menganggu acara suap-menyuapnya bersama Jungkook. Jadi sebelum Jungkook berhasil meraih mangkuk salad yang ada di depannya Jimin buru-buru mengambilnya duluan dan memberikannya kepada Jieun. "Aku rasa kau punya tangan sendiri, jadi lain kali bisakah kau mengambilnya sendiri?" Jimin membulatkan matanya kearah Jieun, memberikan kode agar wanita itu tidak  membuat acara piknik keluarganya jadi kacau, benar-benar penganggu.

Jieun menerima semangkuk salad itu dengan wajah malas, tadinya ia benar-benar berharap Jungkook yang akan mengambilkan salad itu untuknya, namun tak di sangka-sangka ternyata sang pawangnyalah yang memberikannya.

"ah...Iya, maafkan jika aku membuat kalian kerepotan" Jieun menundukkan kepalanya, berharap jika setelah ini Jungkook akan memarahi istri macannya itu namun hal yang sebaliknya malah tunjukkan oleh  Jungkook, ia menjawab perkataan Jieun dengan nada yang terkesan santai ia bahkan mengatakannya sambil mengelus-ngelus sayang kepala sang istri yang dimana hal itu membuat Jieun naik pitam.

"ah bukan apa-apa, Jieun-ah. Lagipula sudah seharusnya kami memperlakukanmu dengan baik, kau adalah tamu kami, bukan begitu sayang?" Jimin yang sibuk menertawakan Jieun di dalam hatinya pun kaget ia buru-buru menganggukkan kepalanya " ah..iya, suamiku benar. Tidak perlu sungkan begitu , Nona Jieun. Kalau kau mau kau bisa ikut piknik kami lagi, aku tidak keberatan kok" Jimin memaksakan senyumnya, Jieun bahkan dengan jelasnya melihat pria mungil itu menggertakkan giginya namun saat Jungkook melihat kearahnya pria itu langsung memasang senyum terbaik, cih. Benar-benar munafik.

"Tawaran yang bagus, tapi sepertinya tidak lagi. Lagipula bukankah orang-orang akan menganggapku sebagai penganggu jika terlalu sering bersama keluarga kalian?" Jieun menyeringai kearah Jimin yang dimana di balas Jimin dengan santainya. "tidak juga, itu tergantung kau saja. Jika memang kau tidak berniat melakukan hal buruk kepada keluarga kami, aku rasa tidak apa-apa." Jungkook melirik Jieun, merasa tidak enak mendengar apa yang istrinya itu katakan, apalagi bila melihat reaksi yang di tunjukkan oleh rekan kerjanya itu kentara sekali bahwa ia merasa tersinggung dengan ucapan Jimin.

"Jimin-ah, aku rasa sebaiknya kita pulang saja, lagipula kasihan anak-anak sudah ketiduran begitu. Dan untuk Nona Jieun sebelumnya terima kasih banyak karena kau mau meluangkan waktumu untuk bergabung bersama keluarga kami." Jungkook mengatakan hal itu sambil menepuk bahi Jieun yang dimana hal itu membuat Jimin cemburu lain lagi dengan Jieun yang tersenyum manis karena merasa Jungkook memperhatikannya.

"seharusnya aku yang harus mengucapkan terima kasih padamu, Jungkook-ah.  karena kau dan keluargamu mengizinkan aku untuk ikut bergabung, padahal ini acara keluarga kalian. Aku jadi merasa tidak enak karena menganggu kalian."
Jimin emosi, ingin sekali ia meninju wajah sok manis itu andai Jieun adalah seorang pria tapi sayangnya Jieun adalah seorang wanita dan bukan tandingannya juga. Jimin hanya akan menggunakan tangannya jika saingannya sebanding, begini-begini ia juga pria sejati.

"jangan berbicara seperti itu, kau tahu bukan kalau kita ini teman baik?"
Jungkook tersenyum manis membuat pipi Jieun jadi merona namum sayangnya apa yang Jieun tampilkan diluar berbanding terbalik dengan isi hati dan pikirannya.

"aku tidak ingin kau jadi temanku, Jungkook-ah. Aku ingin kau jadi milikku, dia tidak pantas denganmu." ucap Jieun di dalam hati, ia benar-benar panas saat melihat Jungkook mengecup bibir Jimin, apa Jungkook sekejam itu padanya, tidak melihat bahwa ia ada di sini, apa mungkin mereka menganggapnya sebagai hantu, begitu?

"baiklah Jungkook-ah, aku rasa aku harus pulang sekarang. Sekali lagi terima kaeih atas semua."


"tentu saja, hati-hati Jieun-ssi." setelah mendengar hal itu Jieun pun  berlalu dari hadapan Jungkook, sementara Jimin yang sedang sibuk menggendong putrinya ke dalam mobil pun hanya bisa menyeringai, menatap sinis ke arah wanita yang kini sudah berjalan jauh dan hampir menghilang dari pandangannya.

"tidak akan kubiarkan kau merebut kebahagiaanku, jika kau tetap bersikeras melakukannya maka  cobalah dan aku yang akan membuatmu menyesal karena sudah ikut campur dalam urusan rumah tanggaku."



Tbc.

ADORABLE FAMILY•KOOKMIN/JIKOOK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang