17. Broken Heart

3K 222 16
                                    



Akibat terlalu terbawa emosinya Jieun pun mengendarai mobilnya dengan sangat cepat. Kedua matanya  tak lagi fokus, bahkan hanya untuk sekedar memerhatikan jalan raya di depannya pun tidak.

"dasar pria sialan, mengapa kau harus mengandung. Aku membencimu, Jimin-ssi"

Jieun memelankan laju kendaraannya, kantor Yoongi kini sudah berada di tepat di hadapannya. Tangannya terkepal erat, berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarahnya yang mungkin sebentar lagi akan meledak karena terlalu larut dalam emosi.

Sementara itu, di dalam  ruangan Yoongi sedang sibuk menata berkas-berkasnya di atas meja, menyusunnya agar terlihat jauh lebih rapi. Dahinya mengerut saat menyadari ada keributan kecil yang terjadi di luar ruang kerjanya. Karena tidak ingin di buat penasaran Yoongi pun segera beranjak dari tempatnya, membuka pintu ruang kerjanya lebar-lebar agar bisa lebih leluasa melihat keadaan sekitarnya.

"apa-apaan ini, Apa yang sedang terjadi disini?" Yoongi menatap satu persatu karyawannya, alhasil tak ada satupun dari mereka yang mau mengaku. Yoongi menghela nafas dengan raut wajah yang kentara begitu emosi apalagi setelah ia melihat sosok gadis mungil yang kini tengah bertolak pinggang di depannya.

"aku benar-benar penasaran, sebenarnya seperti apa kau mengarahkan bawahanmu hingga mereka bersikap tidak sopan padaku seperti ini. Bagaimana bisa mereka semua mau mengusirku dari kantormu?" ucap Jieun sambil menatap sinis ke seluruh karyawan Yoongi, benar-benar tidak habis pikir karena ini adalah kali pertamanya ia di perlakukan layaknya sampah.

"tidak ada yang salah, aku hanya melarang untuk menerima siapapun tamu   yang akan berkunjung hari ini, seperti yang kau lihat hari ini aku sangat sibuk dan sama sekali tidak punya waktu untuk mendengar omong kosong." Yoongi dengan penuh percaya dirinya mengatakan hal itu, ia tahu pasti sebentar lagi wanita itu akan mengajukan protes padanya karena barangkali saja ia tersinggung mendengar ucapannya barusan.

Jieun melotot, ia tahu betul maksud Yoongi mengatakan hal itu padanya namun bukan jawaban itu yang ia harapkan untuk ia dengar dari mulut pria itu melainkan ada hal lain yang jauh lebih penting dari sekedar omong kosong belaka.

"apa? a-apa kau bilang? apa kau baru saja menyinggungku, begitu?" Yoongi memutar bola matanya saat melihat wanita muda itu mulai berjalan ke arahnya dan sesuai dugaannya wanita itu tanpa basa basi langsung menarik kerah bajunya, membuat tubuhnya sedikit terangkat namun bukan berarti posisi kaki Yoongi dalam keadaan menggantung di udara seperti halnya yang biasa terjadi dalam drama-drama korea. Lagipula mana mungkin Jieun yang memiliki tubuh mungil seperti itu bisa dengan mudahnya membuat tubuhnya terangkat ke atas. Melihat wanita itu memberikan pelototan mata padanya sedikit banyaknya membuat Yoongi tertawa di tempatnya. Lucu, bukannya menakutkan malah hal itu lebih terlihat seperti sebuah lelucon untuknya. Selamanya tidak akan pernah ada orang yang bisa membuat seorang Min Yoongi ketakutan apalagi bertekuk lutut, sebuah pengecualian bagi Park Jimin. Yah, hanya pria manis itu yang mampu membuat Yoongi lemah bahkan saat Jimin memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dan memilih Jungkook untuk menjadi pendamping hidupnya Yoongi hanya bisa pasrah, menerima semua keputusan yang telah di ambil oleh Jimin dan membiarkan Jimin bersanding bersama pria lain di atas pelaminan. Sungguh besar pengorbanan Yoongi waktu itu, satu-satunya yang ada di dalam pikirannya saat itu adalah bagaimana caranya membuat Jimin bahagia dan setelah  menunggu selama beberapa bulan ia pun akhirnya menemukan jawabannya. Jimin membuat sebuah pertemuan yang pada awalnya membuat Yoongi kegirangan. Ia sempat berpikir jika pria itu berniat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali namun nyatanya apa yang ia harapkan tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan . Sekitar 20 menit lamanya mereka hanya duduk tanpa memulai pembicaraan. Sesekali  pria mungil itu akan melempar senyuman manis padanya namun hal itu hanya bersifat sementara saja karena setelahnya ada satu orang pria lagi yang Jimin undang untuk bergabung di acara pertemuan kali terakhir mereka pada malam itu.


Jungkook, yah Pria itu adalah Jungkook. Pria yang datang dengan mengenakan setelan jas hitam lengkap  dengan seikat bunga mawar di sebelah tangan kanannya. Jungkook terlihat begitu tampan hingga membuat harapan Yoongi sedikit demi sedikit terkikis. Pria dengan senyum menawan itu sempat menyapanya dan kemudian segera mengambil posisi duduk tepat di sebelah kursi Jimin. Duduk bersanding layaknya sepasang kekasih sementara Yoongi merasa dirinya bukanlah siapa-siapa. Ia tak ubahnya orang asing yang secara tidak sengaja duduk di antara deretan pasangan yang hadir dan memenuhi restoran pada malam hari itu. Yoongi menunduk, matanya  berkaca-kaca karena sudah tidak sanggup lagi melihat interaksi manis antara Jimin dan juga Jungkook. Rasa-rasanya Yoongi ingin menghilang. Melenyapkan diri dari permukaan bumi agar dirinya tidak lagi merasakan sakit hati ini. Bagaimana tidak patah hati bila Pria yang masih ia cintai sampai detik  ini dengan terang-terangannya di cium tepat di depan matanya. Yah, mungkin hanya berjarak 10 menit saja semenjak kedatangan  Jungkook hingga pria itu memberanikan dirinya untuk melamar Jimin. Hati Yoongi hancur, harapannya pun ikut di hancurkan bersamaan dengan hatinya.

"Hyung dan semua orang yang ada di sini malam ini akan menjadi saksi. Jimin-ah, mungkin ini terlalu cepat tapi sungguh aku tidak bisa berlama-lama lagi untuk menjadikan dirimu milikku . Hanya milikku seorang."

"Jungkook, K-kau melamarku. Jangan bercanda , Jungkook-ah." Jungkook mengelus wajah pria yang belum genap 6 bulan ini ia pacari.

" aku serius, Jimin-ah. Apakah wajahku terlihat seperti orang yang sedang bercanda saat ini, tidak bukan?" Jimin menatap mata Jungkook dan setelahnya ia pun menggelengkan kepalanya.

"jadi kau serius melamarku? Jungkook...Hiks...Hiks.." Jungkook mengangguk dan menjelang beberapa detik setelahnya Jimin pun melakukan hal yang sama. Menganggukan kepala sebagai tanda ia menerima lamaran Jungkook. Jungkook yang girang pun langsung saja mencium bibir Jimin di hadapan semua pengunjung restoran termasuk Yoongi yang kini hanya bisa mematung di tempatnya.

Yoongi diam, tak mampu lagi untuk mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan sejak awal kedatangannya kemari ia sama sekali belum pernah mengajak Jimin untuk berbicara. Pria yang menjadi alasan bagi Yoongi untuk bisa menyempatkan diri hadir bahkan di saat rapat penting perusahaannya sedang berlangsung.


Yoongi hanya bisa tersenyum kecil , perlahan mundur dan menghilang di antara banyaknya pengunjung restoran dengan hidangan layaknya hotel berbintang lima.  Yoongi senang saat melihat perubahan ekspresi wajah Jimin, pria mungil itu nampak begitu bahagia karena di lamar oleh Jungkook dan sudah pasti kehadirannya disini hanya akan menjadi penganggu bagi hubungan Jimin dan juga Jungkook.


Sedikit banyaknya Yoongi merasa iri pada Jungkook karena pria itu telah berhasil memiliki pria yang selama 5 tahun terakhir ini telah menjadi bagian hidupnya.


Jimin terlihat begitu cantik dengan setelan kemeja putihnya malam ini. Yoongi benar-benar iri, jika saja ia bisa lebih duluan memenangkan hati Jimin mungkin saat ini bukan Jungkooklah yang melamar Jimin melainkan dirinya.




Tbc.

ADORABLE FAMILY•KOOKMIN/JIKOOK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang