15. Thanks, Honey

2.9K 255 19
                                    


Jimin terbangun dari tidurnya, segera menyalakan lampu tidur guna mencari dimana letak ponselnya yang berbunyi. Jimin mencoba bangkit dari atas tempat tidur, melepaskan tangan Jungkook yang sejak  semalam memang melingkari pinggang mungilnya. Saat pelukan itu terlepas Jimin sempat mendapati Jungkook meracau tak jelas di dalam tidurnya bahkan sesekali Jimin akan mendengar pria itu mengucapkan namanya, terlihat gelisah dengan aliran keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Jungkook hanya mengenakan celana piyamanya sementara tubuh bagian atasnya ia biarkan terbuka, Jimin terkekeh begitu menyadari  pandangan matanya tertuju ke arah perut dan dada bidang suaminya, Jungkook memang sangat seksi saat tidak mengenakan pakaian seperti saat ini namun hal itu begitu berbanding terbalik dengan ekspresi wajahnya yang terkadang Jimin akui mirip sekali dengan bayi. Jungkook benar-benar tipenya sekali karena selain tampan dan juga seksi, Jungkook juga memiliki sisi romantis dan juga humoris, lucu. Jimin suka Pria yang imut seperti Jungkook yah walaupun di luaran sana masih banyak yang jauh lebih baik dari Jungkook tapi tetap saja bagi Jimin, Jungkook adalah nomor satu. Pria pertama dan terakhir yang akan memiliki seluruh lingkup ruang dalam hatinya, tidak ada nama lain, selamanya hanya Jeon Jungkook yang mampu membuatnya jatuh cinta.

"mengapa kau terlihat begitu menggemaskan saat tertidur, Jungkook-ah?" bisik Jimin sambil mendaratkan kecupan di bibir Jungkook yang dimana aksinya itu langsung mendapatkan respon dari Jungkook, Pria itu tiba-tiba menarik pinggangnya dan membuat Jimin terjatuh di atas tubuh berototnya. Jimin yang kaget berniat bangkit namun Jungkook telah lebih dulu memblokir akses Jimin untuk kabur.

"mau pergi kemana, Sayang? bukankah tadi kau yang memulainya duluan jadi kumohon tolong lanjutkan lagi sayang. Cium aku. Tapi yang lama yah, ok?"

Jungkook mengerucutkan bibirnya ke depan, siap sedia kalau-kalau Jimin tiba-tiba menciumnya. " tidak, aku tidak mau. Kita berdua bahkan belum menggosok gigi, Jungkook-ah." satu alis Jungkook terangkat, tidak terima dengan apa yang baru saja Jimin katakan padanya.

"memangnya kenapa, bukankah kita berdua sudah sering melakukannya lalu apa salahnya?" Jimin menggeleng, berusaha mencari alasan agar kali ini Jungkook mau melepaskannya. Perlu di ingat walaupun hari ini adalah hari libur namun Jimin tidak ingin bermalas-malasan apalagi bangun terlambat. Jimin tahu apa yang akan Jungkook lakukan setelah ini jadi sebisa mungkin Jimin akan berusaha untuk membujuk Jungkook agar kali ini pria itu mau mengalah padanya.

"bukan begitu Jungkook-ah tapi kali ini aku benar-benar tidak bisa menciummu. Cium di pipi saja yah, ok?" Jimin baru saja akan mengeluarkan jurus andalannya aegyo namun gerakan tiba-tiba dan super cepat dari Jungkook langsung menghentikan aksinya. Jungkook menciumnya, bukan di pipi melainkan di bibirnya. Jimin yang menyadari hal itu langsung mendorong tubuh Jungkook ke belakang  membuat pria malang itu harus merelakan  bokong seksinya mendarat terlebih dahulu dan menghantam permukaan lantai. Jungkook berteriak dengan hebohnya hingga membuat Jimin meyakini suara teriakan Jungkook mampu membangunkan kedua anak dan tetangga sebelah rumahnya yang saat ini masih tertidur nyenyak.

"kenapa kau melakukan hal ini padaku, sayang. Bagaimana jika tulang ekorku remuk dan bokong seksiku ini berubah menjadi tepos. Apa kau mau tanggung jawab, hmm?" Jimin memutar bola matanya, jika sudah seperti ini maka bisa di pastikan pria itu akan merengek padanya layaknya seorang bayi.

"cup...cup...cup...Maafkan aku Sayang. Aku benar-benar tidak sengaja melakukannya."  Jimin turun dari atas tempat tidur dan langsung  menghampiri Jungkook yang masih setia mengelus-ngelus bokongnya.

"aku hanya ingin menciummu tapi kenapa kau malah mendorongku. Tega sekali kau padaku, Jimin-ah."

Jimin menggigit bibirnya, menatap Jungkook takut-takut, khawatir bila pria itu benar-benar merajuk padanya.

"pokoknya aku tidak mau tahu, sekarang juga kau harus menciumku!"

Mata Jimin membulat begitu menyadari jarak antara wajahnya dan juga  Jungkook begitu dekat bahkan bibir pria itu  sudah hampir menyentuh permukaan bibirnya jika saja ia tidak segera menutup mulutnya dan berlari ke toilet.

" sayang? kau kenapa, apa kau sakit?" ucap Jungkook sambil berlari menyusul Jimin dari belakang. Jimin yang berdiri di depan wastafel hanya bisa menggelengkan kepalanya, sebenarnya akhir-akhir ini ia mudah lelah  dan juga kurang nafsu makan tapi Jimin tidak pernah mengatakannya pada Jungkook karena tidak ingin membuat pria itu khawatir  padanya.

"sayang, apakah kau sakit? katakan padaku bagian mana yang sakit biar kita periksakan ke Dokter, hmm?" mata Jimin berkaca-kaca, saking bahagianya ia bahkan sampai bingung harus mengatakan apa pada Jungkook.

"kenapa kau menangis, sayang. Apakah kau sakit?"

Bibir Jimin bergetar, ingin mengatakan hal yang sebenarnya namun apadaya bibirnya seolah terkunci rapat.

"J-Jungkook-ah?"

Jungkook menatap lekat wajah istrinya, memegang pundak sempit itu dan kemudian mengarahkan sebelah tangannya untuk menghapus air mata Jimin.

"Iya sayang, ada apa? apa kau butuh sesuatu?"

"a-aku..."

"iya, kau kenapa, hmm?" pipi Jimin di elus dengan lembut setelah tangisan itu mereda Jungkook langsung membawa Jimin keluar dari kamar mandi dan mendudukkannya di ranjang. Kedua tangan Jimin di genggam, pandangan mata mereka saling bertemu dan di saat itulah Jimin mencoba memberanikan dirinya.

"Ayo katakan padaku, sebenarnya apa yang terjadi. Apakah kau sedang tidak enak badan, perlu ku panggilkan Dokter?" ucap Jungkook sambil merapikan ujung rambut Jimin yang tadinya menghalangi pandangannya untuk memandangi wajah cantik istrinya itu.

"Jungkook-ah, hiks...hiks..."

" iya sayang. Katakan apa yang terjadi, jangan membuatku khawatir."

"a-aku, aku hamil Jungkook-ah. Lihat! aku hamil." Jimin tidak kuasa menangis tangisnya begitu Jungkook memeluk tubuhnya dengan erat, menghujani seluruh wajahnya dengan kecupan dan tak hentinya merapalkan kata terima kasih pada Tuhan.

Jimin senang, ia bahagia melihat respon positif dari Jungkook. Ia mengandung buah cintanya bersama Jungkook  dan hanya kurun waktu 9 bulan mereka akan kembali menimang seorang bayi. Jimin tidak sabar, ingin menyampaikan kabar bahagia ini kepada kedua anaknya, keluarga besar mereka dan juga teman-teman dekatnya. Mereka semua harus tahu perihal hal ini. Jimin membalas pelukan Jungkook namun kemudian memberitahu Jungkook agar tidak memeluk tubuhnya dengan kencang. Jimin tidak ingin kehilangan calon buah hatinya lagi hanya karena kecerobohannya dan juga Jungkook. Cukup sekali saja karena Jimin tidak ingin hal yang sama terulang kembali.

"terima kasih. Terima kasih banyak sayang, terima kasih." ucap Jungkook sambil  menangis dan mencium perut Jimin.


Tbc.

ADORABLE FAMILY•KOOKMIN/JIKOOK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang