9. Dont interesting

3.4K 282 25
                                    




Malam ini adalah malam minggu, biasanya jika malam panjang seperti ini Jungkook akan memilih untuk kerja lembur di kantornya  dan pulang  hampir tengah malam di mana ketiga orang yang ia sayangi sudah terlarut dalam tidur mereka.

Jieun mengulas senyum manisnya, hari ini ia  sengaja untuk kerja lembur juga, hitung-hitung agar ia bisa lebih lama menghabiskan waktunya dengan Jungkook, sebenarnya ada beberapa rekan kerja prianya yang terang-terangan menawarkan diri untuk mengajaknya makan malam bersama namun dengan tegas di tolak oleh wanita bertubuh mungi itu, Jieun berdalih jika malam ini ia akan pergi berkencan dengan kekasihnya yang baru belakangan ini ia ajak berkenalan. Bohong. Semua hal yang di ucapkannya adalah kebohongan karena kenyataannya gadis bertubuh mungi itu sampai detik ini sama sekali belum pernah dekat ataupun menjalin hubungan special dengan pria lain, kecuali jika  pria  yang ia maksud sebagai pacarnya adalah Jungkook, seorang pria  tampan yang berstatus sebagai rekan kerjanya yang bahkan jelas-jelas telah memiliki istri dan juga dua orang anak. Namun entahlah, Jieun seperti tidak mau ambil pusing dengan hal itu karena bagi dirinya yang seorang putri pemilik perusahaan tempat Jungkook bekerja hal-hal seperti ini sangatlah mudah untuk ia taklukkan.

Jieun mengetuk pintu ruangan Jungkook dan kemudian tersenyum lebar saat mendengar suara Jungkook dari dalam ruangan yang mempersilahkan dirinya untuk masuk.

"Jungkook-ah, maaf jika aku menganggumu. Kebetulan sekali tadi aku baru saja keluar  membeli minuman hangat .Aku tahu kau pasti sangat lelah, jadi ku harap kau mau menerima kopi pemberianku ini." Jieun duduk di kursi tepat di seberang meja kerja Jungkook, Jieun menundukkan wajahnya ke bawah benar-benar salah tingkah karena harus duduk berhadapan dengan Jungkook apalagi saat ini Pria itu sedang fokus menatap ke arahnya, dahinya mengerut seperti hendak menanyakan sesuatu namun pertanyaan itu tertahan di kerongkongannya. Sebenarnya Jungkook ingin sekali menanyakan sesuatu pada Jieun namun karena ia takut wanita itu akan berubah canggung padanya makanya ia lebih memilih untuk tidak mempertanyakannya, tidak ingin berakhir menghancurkan mood Jieun hari ini.

Jungkook mengamati  kopi yang Jieun letakkan di atas meja kerjanya, sambil sesekali memeriksa ekspresi wajah gadis muda itu, Tidak ada yang berubah dari gadis bertubuh mungil itu, Jieun tetap sama seperti yang ia temui untuk pertama kalinya malam itu di mana Ayah Jieun menggelar rapat tertutup dan meminta agar semua petinggi perusahaan mereka untuk ikut hadir di dalam sana, untuk menyambut dan memperkenalkan putrinya sebagai pewaris tunggal perusahaan miliknya. Jieun , yah memang benar wanita muda yang mendatanginya di ruangannya malam  itu adalah  gadis yang sama dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini. Senyuman manisnya masih tetap sama, terkecuali jika kalian mempertanyakan bagaimana cara wanita muda itu menatapnya maka Jungkook tidak akan mengatakannya secara blak-blakan  karena ia tahu betul seperti apa jenis tatapan yang wanita muda itu berikan padanya. Ada rasa ketertarikan dan ingin memiliki muncul dari dalam matanya dan nampaknya Jungkook merasa bersyukur karena telah  menyadari  semua hal itu jauh lebih awal  jadi ia bisa mengantasipasi segala bentuk konsekuensi yang mungkin akan ia terima nantinya jika ia harus berurusan dengan Jieun.

"terima kasih banyak atas perhatiannya, Jieun-ssi. Tapi maaf aku tidak  bisa meminumnya kau tahu bukan jika aku tidak menyukai kopi?" bibir Jieun tertekuk ke dalam, merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak tahu tentang hal-hal apa saja yang tidak sukai oleh Jungkook.

"ah, benarkah? maaf aku benar-benar tidak tahu tentang hal itu." Jungkook menganggukkan kepalanya kemudian beralih membereskan beberapa dokumen penting dari  atas mejanya dan memasukkannya ke dalam tas.
Jieun tahu jika sebentar lagi pria itu pasti akan pulang jadi ia memilih untuk  beranjak dari posisi duduknya dan beralih mengenggam tangan pria tampan itu, sebelah alis Jungkook terangkat, total kaget saat wanita muda itu tiba-tiba mengelus-ngelus punggung tangannya dan mendekatkan sekitar area dadanya yang terbuka hingga menampakkan hampir separuh bagian payudaranya.

Jieun berpikir hanya dengan melakukan cara seperti inilah maka ia bisa mendekati ayah muda beranak dua itu namun nampaknya dugaannya itu tidak benar adanya karena pria di hadapannya ini dengan terang-terangan menolak sentuhannya.

"maaf, sepertinya aku harus pulang lebih awal malam ini. Istriku menelfon dan mengatakan padaku jika anak-anak ingin makan malam di luar dan kau tahu bukan jika seorang Ayah seperti diriku ini tidak akan pernah bisa menolak permintaan anak-anaknya." senyum Jungkook mengembang, apalagi ketika ia membayangkan bagaimana lucunya kedua anaknya itu  saat sedang berbahagia.

"ah, iya aku mengerti Jungkook-ah."

"baiklah, kalai begitu aku akan pulang, usahakan jangan pulang terlalu malam. Sangat berbahaya apalagi kau adalah seorang wanita."

Jieun mengepalkan kedua tangannya, dua cup kopi yang berada di atas meja Jungkook ia banting membuat isinya berhamburan ke lantai.

"memangnya apa kelebihan dirinya jika di bandingkan dengan aku, cantik? sudah pasti aku yang akan unggul darinya perhatian? aku rasa aku jauh lebih  memperhatikan Jungkook ketimbang dirinya tapi kenapa Jungkook sama sekali tidak melirikku. Apa kelebihannya, kenapa Jungkook sampai tergila-gila padanya. Arghh...Dasar Park Jimin sialan. Aku  berjanji akan melakukan apa pun itu dan membuat Jungkook jatuh cinta padaku, akan kurebut perhatiannya darimu."

Tubuh mungil itu merosot ke bawah lantai, Jieun menangis sambil mengacak-ngacak rambutnya. Tidak tahu lagi bagaimana caranya agar Jungkook tunduk padanya.



tbc.

ADORABLE FAMILY•KOOKMIN/JIKOOK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang