Jungkook melangkah dengan penuh percaya diri sambil membawa satu bucket bunga mawar merah di tangannya. Jungkook tahu dari dulu Jimin memang menyukai bunga, khususnya bunga mawar. Namun di antara semua jenis bunga mawar yang ada Jimin lebih menyukai bunga mawar merah, alasannya karena warnanya yang terlihat begitu mencolok bila dibandingkan dengan jenis bunga mawar lainnya.
Jungkook bernafas lega, tadinya ia sempat berpikir jika Jimin akan kembali marah dengannya dan membiarkan ia tidur di sofa lagi namun nyatanya pintu kamar mereka tidak dikunci.
Jungkook mengintip melalui celah pintu mereka yang terbuka, tersenyum begitu cerah saat mendapati sang istri sedang sibuk mengoleskan skincarenya itu ke wajah putih mulusnya di depan kaca. Dengan perlahan Jungkook membuka pintu kamar, mulai mengendap-ngendap bagaikan seorang pencuri yang gendak masuk ke dalam rumah mewah, bahkan sesekali ia akan menertawakan dirinya sendiri saat kaki jenjangnya itu dengan tidak sengaja menginjak benda-benda kecil yang sepertinya terjatuh dan lupa diletakkan di tempatnya semula.
Jimin tidak bodoh untuk tidak mengetahui apa yang saat ini sedang dilakukan oleh Jungkook, lewat pantulan kaca besarnya ia bahkan bisa mengawasi setiap gerak-gerik Jungkook termasuk saat pria itu tidak sengaja bertingkah konyol di belakangnya.
Saat dirasa Jungkook sudah dekat, Jimin pun segera memperbaiki posisi duduknya. Menegakkan badannya dan berpura-pura untuk fokus dengan kegiatannya mengoleskan pelembab kulit itu secara merara ke seluruh wajahnya. Sedikit banyaknya Jimin merasa bersyukur karena di anugrahi kulit putih mulus bahkan tanpa ia harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mempermak kekurangan yang ia miliki ke klinik kecantikan. Walaupun Jimin akui hingga saat ini masih banyak orang yang tidak percaya dengan kesempurnaan bentuk wajah dan juga tubuhnya ini. Masa bodoh pikirnya, yang penting disini adalah semua yang ada pada dirinya adalah asli, alami dan bukan buatan seperti yang dikatakan oleh orang banyak tentangnya. Mungkin mereka begitu iri karena kehidupan yang Jimin jalani hingga saat ini terlihat begitu sempurna. Suami yang tampan dan sepasang putra putri yang lucu dan menggemaskan. Jadi tolong katakan, siapa yang tidak merasa iri bila dihadapkan dengan seorang Park Jimin?
"sayang, surprise!"
Jimin memasang wajah datarnya, berniat untuk berpura-pura kaget dengan kedatangan Jungkook namun rasa-rasaya ia tak sanggup melakukannya tapi karena saat ini suasana hatinya sedang baik maka denga senyum lebarnya Jimin pun beralih untuk memutar kursinya kebelakang, menghadap suaminya yang kini berjongkok di bawah lantai. Dengan mata yang berbinar-binar Jimin segera mengambil satu bucket bunga mawar merah itu dari tangan Jungkook, menghirup aromanya dalam dan kemudian memejamkan kedua matanya. Jimin memang akan selalu luluh bila sudah dihadapkan dengan bunga mawar kesukaannya ini. Jimin suka mawar merah karena warnanya begitu cerah dan memikat hatinya, Selain melambangkan keromantisan warna merah juga melambangkan keberanian dan seperti itulah dirinya hingga saat ini. Berani, bahkan untuk menantang bahaya sekalipun Jimin sanggup melakukannya.
"kau membeli bunga ini di toko langganan kita kan? aku tidak mau jika kejadian yang lalu kembali terulang, aku tidak benar-benar berniat untuk menuduh pemilik toko bunga itu tapi kau tahu bukan apa yang terjadi setelah aku menerima satu bucket bunga mawar merah itu darinya. Tubuhku langsung gatal-gatal, aku tidak tahu apakah sebelum ia memberikan bunga itu padaku ia sempat menambahkan semprotan parfum ke dalam bunga mawarnya itu." wajah Jimin seketika berubah panik, ingatannya kembali pada kejadian beberapa bulan yang lalu dimana dirinya sempat dilarikan ke rumah sakit karena seluruh tubuhnya mendadak alergi setelah mendapat kiriman bunga yang diklaim berasal dari salah satu toko bunga terkenal di kota mereka, seoul. Saat itu Jimin masih terlalu naif, menganggap segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya adalah murni dari ketidaksengajaan namun segera setelah ia mengetahui kebenaran yang ada saat ini Jimin jadi lebih berhati-hati dalam menerima barang-barang pemberian dari orang asing yang tidak ia dan Jungkook kenal.
"tentu saja aku membelinya di tempat biasa. Lagipula mana tega aku melihat istri cantikku ini menderita, kau tahu walaupun aku tidak merasakan apa yang kau rasakan saat itu secara langsung tapi aku juga ikut merasakan rasa sakitnya di dalam sini." ucap Jungkook sambil menunjuk bagian dada sebelah kirinya membuat Jimin jadi mendadak mellow dan berakhir memeluk tubuh kekarnya. Wajahnya ia tempelkan di dada bidang Jungkook, namun hanya dalam hitungan beberapa detik saja Jimin langsung melepaskan pelukannya.
"ada apa, apakah ada yang sedang kau pikirkan saat ini?" Jungkook menangkup kedua pipi Jimin, membuat pipi chubby itu tertarik ke depan dan tampak menggembung bila dilihat dalam jarak yang begitu dekat seperti ini. Jimin memang begitu sempurna. Cantik, menggemaskan, lucu, manis, pengertian, cerewet, overprotektif dan jangan lupakan sikapnya yang satu ini, baik hati. Jungkook benar-benar kekenyangan andai saja Jimin adalah sebuah makanan, Complete dan tentu saja menyehatkan karena sebagai tambahannya Jimin juga bisa di ajak olahraga bersama saat di malam hari, walaupun bukan workout dalam artian pada umumnya tapi tetap saja kan kegiatan mereka itu mengeluarkan keringat juga? hmm.🌚
"tidak, aku hanya merasa asing dengan aroma parfum yang melekat di bajumu. Apakah kau membeli parfum baru lagi tapi kenapa aromanya begitu berbeda, aku bahkan meragukan jika kau menyukai parfum sejenis ini?" dahi Jimin mengerut dalam, berniat untuk memastikan dugaannya itu dengan berlari untuk membuka lemari pakaian Jungkook namun sayangnya gerakan kakinya itu telah lebih dahulu di hentikan oleh Jungkook.
"tidak perlu berpikiran yang tidak-tidak. Aku yakin parfum yang dikenakan oleh Bibi pemilik toko bunga itu secara tidak sengaja menempel di bajuku, kau tahu sendirikan seperti apa tingkah Bibi itu bila aku mampir ke toko bunganya, begitu nakal dan juga masih berniat untuk menggodaku. Hahaha.." sedikit banyaknya Jungkook merasa gugup dengan apa yang baru saja ia katakan pada Jimin. Ia berbohong tapi dengan terpaksa ia harus menutupi semuanya dari Jimin karena tidak ingin istrinya itu berprasangka buruk padanya bila mengetahui siapa sosok di balik aroma parfum yang menempel di tubuhnya. Jieun , orang itu adalah Jieun yang mungkin saja akan menjadi ancaman bagi keutuhan dan keharmonisan keluarga kecilnya saat ini.
"ya, semoga saja apa yang kau katakan benar adanya, Jungkook-ah. Karena kau tahu, saat kita di restoran tadi aku sempat mencium aroma parfum yang sama dan itu adalah milik wanita muda itu." lirih Jimin dengan suara yang yang ia buat sekecil mungkin agar Jungkook tidak bisa mendengar apa yang baru saja ia katakan. Yah, mudah-mudahan dugaannya itu salah karena sungguh ia sangat mempercayai Jungkooknya, ia tahu Jungkook tidak akan mungkin membohonginya. Jimin kembali memeluk tubuh kekar suaminya sambil menggumamkan kalimat terima kasihnya karena telah di berikan bunga hari ini.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORABLE FAMILY•KOOKMIN/JIKOOK•
FanfictionHighest Rank : #7 in Kookmin (25/9/20) #6 in kookmin (26/9/20) # 4 Parkjiminbts(26/9/20) Jimin dan jungkook adalah sepasang suami istri,setelah 1 tahun menikah,akhirnya mereka dikaruniai sepasang anak kembar,yang kemudian mereka beri nama jungmin da...