Tittle : Setruman Cinta
Genre : Minor-Romance, Comedy.
Chr : Luca Balsa, Edgar Valden, Andrew Kress, Victor Glanz.Oke abaikan judulnya. :V
Rencana mau One-shoot tiap chapter, malah yang ini enggak. Ah sudahlah biarkan cerita ini mengalir.
______________________________________Sedikit berjingkrak-jingkrak penuh kegirangan, Luca menggeret sekop Andrew yang sejak kemarin dipinjamnya untuk mengubur masa lalu- eh?
Jadi sekarang niatnya Luca mau ke kamar Andrew buat balikin sekopnya. Tangannya memutar kenop pintu sepelan mungkin, tidak ingin menimbulkan suara agar dapat mengejutkan sang empunya kamar. Baru saja mau menghentak pintu agar terbuka, gerakannya terhenti saat Luca mendengar-
"Keparat!! Biarkan aku keluar!".
Suara melengking penuh penghinaan itu benar-benar asing. Siapa yang didalam kamar Andrew? Oh masih adakah survivor yang belum dikenalnya?
"Tunjukan sopan santunmu sialan! Hey kau menyentuhku lagi!".
"J- jangan berisik, kumohon.. tenang", Yang ini suara Andrew, Luca mengenalinya, "Aw-!!".
Mendengar erangan Andrew, Luca langsung membuka pintu dan menemukan seorang gadis bertopi baret merah muda dan jubah lukis sewarna yang tengah berjuang melepaskan diri dari pegangan Victor dan Andrew. Ya, Luca menganggap pemuda manis itu sebagai gadis.
Melihat orang lain datang, ketiganya terdiam. Tunggu, kenapa suasananya jadi begini?
Edgar mengerucutkan bibirnya kesal, terlihat cukup imut, "Sepertinya ada kesalahan, benar ini bukan tempat untuk orang berkelas sepertiku. Hah! Kediaman ini punya kriteria buruk memilih penghuni! Ah ada kriminal!". Mengambil momentum diamnya orang-orang. Edgar bergerak cepat menyikut rusuk Victor dan menendang tulang kering Andrew sampai pegangan mereka terlepas lalu berlari ke pintu keluar.
"Luca!! Hentikan dia!". Teriak Victor dan Andrew bersamaan.
Hap!
Mudah menangkap gadis mungil ini, "Hei manis, siapa namamu-. OUCH!". Luca tumbang setelah puyuh miliknya ditendang (U know lah).
"Rasakan itu mesum!!".
Mesum darimananya coba- Luca membatin sambil meringis menahan sakit.
Belum sempat Edgar melangkah lebih jauh, Luca berhasil menahan kakinya sampe yang punya nyungsep. Wajahnya membentur lantai cukup keras. Dan dia... Mimisan... Lagi.
"Kh-!".
Victor menjadi yang paling pertama bereaksi menghampiri Edgar lalu menggendongnya kembali kedalam, tepatnya ke kamar mandi. Untungnya kali ini Edgar tidak melawan karena sibuk menutup hidungnya yang terus mengeluarkan darah. Andrew menghampiri Luca lalu memapahnya masuk juga dan menutup pintu. Luca didudukan di tepi ranjang lalu menatap menuding pada Andrew.
"Kau membawa gadis ke kamarmu?!". Luca mencemgkram kedua pundak Andrew sambil melotot lalu setelahnya tertawa, "Hahaha!! Kau mulai-"
"T- tunggu, dia laki-laki!".
Sekarang Luca berhenti tertawa, "Ya dia ganas seperti laki-laki".
Andrew menggeleng, "Dia benar-benar laki-laki", ia lalu mulai menjelaskan mengapa Edgar berada di kamarnya dan mengapa orang itu harus disembunyikan dari semua orang, termasuk Miss Nightingale yang tidak boleh mengetahui keberadaan Edgar. Ternyata masalah ini cukup serius, dan Aesop juga membenci orang itu.
"Jadi err- kau ingin menitipkannya padaku sementara kau dan Victor pergi match?". Luca mengusap tengkuknya, "Jangan biarkan dia keluar, jangan biarkan siapapun masuk kesini selain kalian, itu saja?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradigmatic Scenario [Identity V]
FanfictionDunia tidak adil bukan? Mereka tidak pernah berpihak padamu, ya benar. Kau tersingkiran, layaknya sampah tak berharga.. Semua diskriminasi, penghinaan, rasa sakit telah kau lalui. Tapi apa yang kau dapat setelah berjuang sejauh itu? Dunia tetap sam...