Tittle : Popo bukan puyuh
Genre : Comedy.
Chr : Edgar Valden, Luca Balsa, Eli Clark.______________________________________
Ini gila!! Sekali lagi INI GILA!! Edgar tidak membayangkan semuanya akan jadi semengerikan ini hanya karena 1 pelanggaran yang dilakukannya. Oh bagus dia sekarang meninggalkan jejak darah dibelakang sana, cepat atau lambat seseorang akan menyadarinya dan menemukannya.
Merintih menahan sakit sembari menyeret sebelah kakinya yang terluka, kain celana juga kulitnya sobek terkena bagian tajam sisi pecahan guci di ballroom, harus kemana ia sekarang?
Silahkan isi jawaban anda di kolom komentar dibawah ini. //woi
Berlari melewati jalur pintas rahasia, Luca keluar dari balik tembok putar dan menemukan Edgar yang bertumpu pada dinding dengan jejak darah dilantai. Baru saja ia ingin memanggil sosok menyedihkan itu, Eli Clark- seorang peramal keluar dari pintu lain berlari menghampiri Edgar.
"Oh astaga! Aku sudah menduga kemungkinan ini".
Edgar kebingungan, belum sempat bereaksi pemuda dengan blindfold dimatanya itu menggendongnya bridal tanpa minta persetujuan lebih dulu. Eli Clark membawa Edgar ke ruangannya. Sedikit lagi padahal Luca akan memenangkan pertandingannya jika saja orang itu tidak muncul, Luca menepuk keningnya lalu mengikuti kemana Eli membawa Edgar-nya. Tunggu, sejak kapan Edgar menjadi miliknya?
Edgar mulai berpikir yang hiyahiya~ apa orang ini musuhnya? Penjual organ ilegal? Perampok? Pencuri? Pemerkosa?! KESUCIANNYA TERANCAM!!
"Aku tahu apa yang kau khawatirkan", Pemuda dengan blindfold yang menutupi hampir sebagian wajahnya mendudukan Edgar di sofa panjang ruangannya, "Tenang saja, aku tidak berniat melaporkanmu Edgar".
Sedikit ragu memainkan jemarinya dengan kepala sedikit tertunduk, Edgar memberanikan diri mengeluarkan suara, "Siapa kau?".
"Eli Clark, aku Seer", Menggulung lengan bajunya, Pemuda itu sedikit menggunting sisi celana Edgar yang sobek, "Kau memerlukan jahitan disini". Ia lalu meraih kotak obat mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk membersihkan luka.
"Kh-!", Menggigit bibir bawahnya, Edgar mencengkram kuat pundak Eli, "Kau mau membunuhku?! Ah! Hentikan!!". Tatapannya menatap nyalang pada si penerawang dengan ekspresi kesakitan. Tapi nampaknya hal itu tidak berpengaruh pada Eli yang tetap menyiramkan cairan antiseptik pada lukanya, lalu menutupnya dengan perban.
Seekor burung hantu menjerit dengan sayap terkepak hendak menerkam orang asing yang dianggapnya mengancam keselamatan majikannya. Edgar menjerit melindungi wajahnya, tapi Eli bergerak lebih dulu menghentikan Popo- burung hantunya.
"Tidak apa Popo, tidak apa". Lalu burung hantu itu bertengger di lengannya masih menatap curiga pada Edgar.
"K- kenapa ada unggas gila disini?!". Edgar membuka mulutnya dengan mata sedikut berair, "H- hacho!! Ah infeksi!! Singkirkan ayam gila itu! FLU BURUNG!!".
"Ini burung hantu".
"Khaak-!!". Popo mengibaskan sayapnya mencoba mematuk Edgar.
"AYAM!!".
"Dia bukan ay- Popo tenanglah!", Eli memeluk burung hantunya, mengelus kepala mungil itu yang masih tidak ingin berpaling dari Edgar, "Maaf, biasanya Popo tidaklah seagresif ini, dan sampai kapan kau mau menguping disana Luca?".
Mendengar nama familiar itu Edgar segera menoleh kearah pintu yang didorong terbuka.
"Hee, sejak kapan kau menyadari aku menguping?". Luca masuk lalu menutup pintunya bersandar disana dengan pose sok keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradigmatic Scenario [Identity V]
FanficDunia tidak adil bukan? Mereka tidak pernah berpihak padamu, ya benar. Kau tersingkiran, layaknya sampah tak berharga.. Semua diskriminasi, penghinaan, rasa sakit telah kau lalui. Tapi apa yang kau dapat setelah berjuang sejauh itu? Dunia tetap sam...