[The death of the Chain]
Pohon Ular dan Catatan LucaGenre : Psychological, Gore, Angst.
Chr : Vera Nair, Norton Campbell, Jose Baden, Mike Morton, Aesop Carl, Andrew Kress, Joseph Desaulnier, Emma Woods, Margaretta Zelle, Tracy Reznik, Patricia Dorval, Ganji Gupta(new survivor), Emily Dyer, Naib Subedar, Eli Clark.
***
Bukankah melelahkan menjadi seorang pelarian? Berharap hari yang menjanjikan untuk terbebas dari belenggu masa lalu. Kembalilah pada kami.
***
Yak!! Ini untuk arc 2 yang sempat terputus sejak tahun lalu. Ini terusannya hehe...
Tolong untuk siapapun untuk tidak mencuri ide, ataupun alur cerita disini. Hargai kami sebagai penulis, dengan begitu kami sambut kalian sebagai pembaca :').
Aku bakal berhenti nulis kalo ada yang curi sesuatu dari sini.
Happy reading guys!
××××××××××××××××××××××××××××××××
[Kembali pada beberapa saat yang lalu]
Kaki-kaki mungilnya melangkah cepat begitu saja, nafasnya tersenggal dan detak jantungnya tak beratura, pikirannya kosong setelah melihat kejadian mengerikan itu yang membangkitkan kenangan tragis beberapa hari yang lalu.
Karena pikirannya yang kalut ia tidak memperhatikan jalan dengan baik hingga gadis pembuat parfum itu menabrak prospektor didepannya, alhasil ia terjungkal ke belakang bertumpu pada sikunya mengaduh kesakitan.
Norton masih berdiri ditempatnya terkejut pada gadis pembuat parfum yang tiba-tiba menabraknya. Gadis itu pucat pasi dengan ketakutan mendominasi ekspresinya. Itu tidak bisa tidak membuat dirinya khawatir, Norton lantas membungkuk dan mengulurkan tangannya.
"Kau baik-baik saja?".
Mendengar pertanyaan itu sontak membuat dirinya tersadar akan kondisinya saat ini dan menatap Norton. Ia ingin mengatakan apa yang tadi dilihatnya tapi suaranya tercekat, ia masih shock dengan apa yang beberapa saat lalu dilihatnya. Merasa gadis itu kembali dalam lamunannya, Norton segera menariknya untuk berdiri, memegang kedua pundaknya dan menatapnya dengan lekat. Ekspresi ini, Norton tahu dengan jelas dan seketika pula firasatnya buruk.
"Vera, ada apa sebenarnya?!", Norton mengguncang pundak gadis pembuat parfum itu. Cara yang buruk digunakan pada seseorang yang tengah terguncang. Norton, kenapa kau begitu bodoh? Jika saja kau sedikit pintar, Edgar tidak akan terbunuh oleh kecerobohannya.
Oh tidak, kau memikirkan bayangan kematian Edgar lagi di kepalamu. Norton tersentak oleh pikirannya sendiri, cengkraman pada pundak Vera mengendur dan langsung ditepis gadis pembuat parfum lantas gadis itu kabur setelahnya dengan kepanikan. Tahu apa yang dipikirkan Vera ketika melihat reaksi aneh Norton? Ia takut jika prospektor itu mengakhiri hidupnya seperti apa yang dilakukannya pada si pelukis arogan yang tidak ingin ia ingat kejadiannya itu. Vera terlalu takut akan kematian meski ia pernah membunuh saudara kembarnya sendiri.
Mungkin karena efek terlalu takut, panik dan trauma, keduanya tidak dapat berpikir dengan rasional. Vera lari dari Norton dan prospektor itu setelah termenung beberapa saat langsung mengejar gadis pembuat parfum itu. Norton takut ditinggalkan meski itu pikiran bodoh, ia bahkan melupakan tujuan awalnya karena pikiran kalutnya mulai membayangkan Vera yang akan bernasib naas seperti teman-temannya dipertambangan dulu jika ia membiarkannya sedirian.
![](https://img.wattpad.com/cover/229495815-288-k279240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradigmatic Scenario [Identity V]
FanfictionDunia tidak adil bukan? Mereka tidak pernah berpihak padamu, ya benar. Kau tersingkiran, layaknya sampah tak berharga.. Semua diskriminasi, penghinaan, rasa sakit telah kau lalui. Tapi apa yang kau dapat setelah berjuang sejauh itu? Dunia tetap sam...