03. Ajaran little Khun

1.8K 317 33
                                    

Semenjak bertemu dengan Baam, Khun mendapati dirinya menjadi sedikit terobsesi dengan mimpinya. Dia tidak begitu mengerti, hanya saja dirinya memiliki perasaan aneh dimana ia tak mau berpisah dengan Baam.

Bocah lugu itu entah sejak kapan memasuki bagian terdalam hatinya. Padahal selama ini dia selalu menjaganya agar orang lain tak pernah masuk. Bahkan Maria sekalipun.

Mengingat sosok Maria, Khun akhir-akhir ini tak mendapat kabarnya. Mungkin sibuk berlatih untuk memperoleh hak menjadi putri Zahard. Saudaranya juga sebagian waktu menghilang dengan ibunya. Jangan katakan ayah, dia sama sekali belum pernah bertemu langsung dengan ayah satu itu.

Usai mengerjakan beberapa laporan dan tugasnya. Khun mulai berolahraga. Meski otaknya dibilang jenius, jika tubuhnya lemah. Sama saja dengan cari mati.

Ia membawa sebuah pisau dan menggerakkannya dengan nyaman seperti apa yang dilihatnya di video. Tangannya menghunus pisau ke depan, kakinya melompat tinggi lalu menebas pisau ke arah lain.

Setelah cukup berkeringat, Khun bersiap mandi lalu makan dan bersiap untuk tidur dan kembali bertemu dengan Baam. Faktanya hari ini dia berjanji untuk mengajarkan huruf dan beberapa benda yang belum pernah dilihatnya.

Sesampainya di dunia mimpi, Khun melihat Baam yang tengah duduk sambil merangkai bunga menjadi mahkota. Khun kemarin mengajarinya, Baam waktu itu begitu bersemangat dan bersikukuh untuk membuatkannya satu.

Awalnya rangkaian itu jelek, tapi setelah rajin berlatih Baam bisa membuat mahkota bunga sempurna yang cantik. Bisa dibilang kemampuan beradaptasi atau belajar yang dimiliki Baam sangat tinggi.

"Khun!" Baam berlari ke arahnya dengan senyum cerah. Tangannya memegang mahkota bunga dan segera memakaikannya di kepala Khun.

Khun tertawa lalu menepuk rambut Baam lembut. "Terima kasih."

"Um." Baam mengangguk riang. "Hari ini kita akan belajar apa?" Tanyanya penasaran. Kemarin dia belajar benda-benda di taman dan mengingatnya, ia sekarang juga tahu jika cahaya yang selalu dia lihat di dalam gua itu berasal dari langit di atasnya.

Warna itu disebut biru, sangat cantik seperti Khun. Hehe.

Sang bluenette memegang beberapa buku anak-anak di tangannya. Mereka memilih untuk duduk di bawah pohon sambil menggelar tikar dan duduk di atasnya.

"Kita akan belajar huruf." Khun tersenyum kecil.

Baam memasang ekspresi penasaran yang lucu. "Huruf?"

"Ya, kau tahu. Hal terpenting di dunia itu adalah membaca dan menulis. Jika kau tak bisa melakukannya kau bisa ditipu oleh orang jahat." Khun mengacungkan telunjuknya dalam pose menasehati.

"Orang jahat?" Baam kembali memasang wajah OwO)?

Sang bluenette mengalihkan pandangannya sejenak--kalah telak dengan wajah manis Baam--lalu berkata. "Oh, orang jahat itu adalah orang jelek dan tidak memiliki rasa kemanusiaan. Sangat buruk dan tak boleh didekati. Kau harus mengingat itu dengan baik." Jelasnya lembut. Hatinya mulai bergerak dengan desiran aneh yang membuat wajahnya menghangat.

"Oke."

"Lihatlah." Khun membuka buku anak-anak itu dan menunjukan beberapa huruf di sana.

"Namamu ditulis seperti ini." Pemilik iris biru itu menulis kata 'Baam' di atas kertas dengan hati-hati.

Baam memperhatikan Khun yang tengah serius menjelaskan beberapa huruf padanya dengan pelan. Sesekali ia melihat sang bluenette yang meliriknya sambil menyeringai. Ketika Baam melakukan kesalahan, seringai Khun melebar dengan kilatan aneh di manik biru tuanya.

Suasananya begitu nyaman dan hangat. Keduanya tanpa sadar mempersempit jarak diantaranya hingga pundak mereka bersentuhan.

Ketika azure bertemu gold, keduanya menatap lama sebelum tersenyum ceria. Mereka memutuskan untuk istirahat sejenak.

Khun memperhatikan Baam yang terus menatap langit dengan wajah kosong. Biasanya bocah satu itu selalu memperhatikannya sepanjang waktu. Jadi dia agak aneh melihat Baam yang mengeluarkan ekspresi seperti itu.

"Ada apa?" Tanyanya penasaran.

Mengalihkan tatapannya pada Khun, Baam sedikit menundukkan kepalanya. Tangan mungilnya meremas ujung pakaiannya dengan pose gugup yang terlihat imut. "Aku hanya tak percaya dengan semua ini. Sebelumya aku selalu sendirian di tempat gelap tanpa cahaya. Aku tidak tahu kalau dunia luar terlihat sangat begitu indah."

Tangan Khun terulur untuk menepuk kepala Baam dan mengusapnya pelan. Manik birunya melembut dengan senyuman teduh. "Jika kau bosan, aku bisa mengubah tempat ini menjadi lebih indah sesuai keinginanmu."

"Tidak." Baam menolak tegas.

Khun sempat bingung mengapa Baam langsung menolak gagasannya. Biasanya anak itu selalu setuju dengan segala sarannya.

"Khun, aku lebih suka tempat yang paling kau suka. Jadi buatlah tempat yang paling kau sukai karena aku yakin tempat itu akan sangat indah." Baam meremas kedua tangan Khun erat. Bola mata emas itu menatap lekat pada dua orb biru yang kini tengah memantulkan sosok sang brunette.

"..." Khun entah kenapa tak bisa membalas perkataan Baam. Hatinya berdesir dengan kebahagiaan asing yang mengalir. Terasa aneh, tapi dia menyukainya.

"Baiklah, aku akan mengubah tempat ini setelah kau mempelajari semua huruf, tata bahasa dan etika."

Baam tersenyum cerah, ia bergerak mendekati Khun dan bersandar padanya. "Terima kasih, Khun."

TBC

Just info :
1. Usia Khun dan Baam tidak diketahui tapi fisik mereka mirip anak usia 9/10 tahun.
2. Baam bisa berbicara lancar, tapi karena tak pernah berinteraksi dia tidak mengetahui apapun.
3. Meski ini spoiler, Khun dan Baam memiliki ikatan jiwa atau yang disebut soulbond. Kalian bisa menyebutnya soulmate namun akan ada beberapa aturan dalam ikatan jiwa mereka yang jika dilanggar akan mengalami 'sesuatu' xD
4. Ini Canon tapi dengan perubahan, jadi mereka pasti akan menaiki menara dan bertemu di dunia nyata.
5. Rachel? That bitch, muncul tapi dengan sedikit perubahan. :"v
6. Cerita ini per bab isinya pendek kurang dari 1k sehingga bisa lebih cepat update (do'akan saja) :3
7. Last, selamat menikmati~

27 Juni 2020

String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang