12. Diserang, terluka dan gelap

1.5K 251 46
                                    

Baam saat ini sedang duduk santai di sebelah Khun. Mata emasnya memperhatikan para peserta yang lolos. Ia menoleh ke arah Khun saat remaja biru itu merangkulnya sambil berbisik.

Menganggukkan kepalanya dengan tatapan sedih, Khun mengacak rambutnya singkat seraya melambaikan tangannya. Santai Baam, Khun hanya perlu pergi ke toilet dirinya tak perlu berpikir negatif.

Keberadaan Khun sangat fatal bagi Baam setelah mereka bertemu di dunia nyata. Saat keduanya bertemu dan saling menyentuh. Sesuatu di dadanya seperti tengah terhubung dengan Khun. Membuatnya risih dan tak nyaman jika dia tak bisa melihat sosok sahabatnya.

Akan tetapi, jika dia bisa menyentuh Khun dan berada di sisinya. Hatinya akan melompat-lompat dengan bahagia disertai desiran hangat yang membuatnya sangat senang. Perasaan terbaik yang pernah dialaminya.

Atas dasar itu, Baam berpikir jika dia selalu bersama Khun selamanya. Maka perasaan indah ini akan tetap dirasakannya.

Benaknya terus memikirkan sosok si biru, sampai ia tak sadar jika peserta lain tengah menghampirinya.

"Yo! Lucky boy!"

Baam berkedip, dia menoleh dan mendapati pemuda berpakaian ungu tengah tersenyum padanya.

"Lucky boy?"

Pemuda itu tertawa. Ia berjalan mendekatinya dengan cengiran. "Ya, bukankah kau orang yang beruntung karena telah berhasil di babak penyaringan dinding shinsu itu?"

"Oh."

"Aku harap kita sama-sama lulus." Katanya sedikit bersemangat. "Oh ya, namaku Shibisu. Namamu?"

Melihat pemuda yang tersenyum ramah padanya, ia ikut tersenyum cerah. "Namaku Baam."

"Baiklah Baam, salam kenal!"

Setelah itu sosok Lero Ro datang, dia berkomentar mengenai persahabatan mereka yang enak dipandang. Baam tentunya tersenyum manis. Ia senang mendapatkan beberapa teman baru. Perasaan mendapatkan teman baru, tidaklah buruk baginya.

Baam kemudian di tarik ke belakang, ia menemukan Khun yang mengerutkan keningnya. Tatapannya fokus pada Lero Ro yang tengah menjelaskan game baru yang bisa membuat mereka langsung lulus ke lantai 3.

Dan disilah mereka, duduk di ruang tunggu sambil memperhatikan permainan Crown Game.

Sang brunette duduk di samping Khun yang tengah memperhatikan permainan dengan serius. Ia bisa menebak jika sahabatnya itu tengah menganalisa cara mereka untuk menang. Terkikik geli, Baam memeluk sang bluenette dan menyembunyikan kepalanya di bahu Khun.

"Ada apa?" Tanya Khun seraya membalas pelukan Baam. Mata birunya melembut, memperhatikan tingkah Baam yang mengeratkan pelukannya.

"Aku senang kau disini." Gumam Baam seraya mengelus kan kepalanya di bahu Khun layaknya kucing manja.

"Aku juga senang." Khun menjawab sambil memainkan helaian rambut cokelatnya.

Baam hendak mengatakan hal lain, jika saja pedang yang dia bawa tidak tiba-tiba bergetar hebat sampai membuat dia kewalahan. Khun yang menyadari ada keanehan ikut berjongkok untuk memeriksa keadaan sang brunette.

Pedang Black March terus bergetar tanpa bisa dihentikan.

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu meledak. Diikuti sosok anak berkulit hijau yang memegang pedang. Sosok itu bertanya pada Baam mengenai pedang yang dibawanya. Serta memerintahkannya untuk memberikannya padanya.

Tentu saja Baam menolak, ini pedang yang dititipkan oleh Yuri-san.

Ketika sosok hijau itu akan menyerang, Lero Ro datang melerai. Perempuan mirip kadal itu bersikeras membuat taruhan dengannya. Tapi Baam menolak, bagaimana pun juga Black March bukan miliknya. Jika si hijau terus mengancam, dia tidak keberatan untuk bertarung. Toh, dia sudah belajar dengan giat di dalam mimpi bersama Khun.

Setelah itu pertandingan dilanjutkan, giliran tim mereka yang keluar untuk memperebutkan mahkota.

Khun dengan trik liciknya melempar Mahkota tersebut agar lawan saling bertarung sementara dia duduk di kursi singgasana bersama Baam.

Baam menikmati waktunya dengan nyaman, ia bisa menatap Khun yang tidur di pahanya. Tangannya membelai helaian biru Khun dengan lembut. Ditatap lekat oleh Baam, Khun mendongkak dan menyeringai kecil. Ia menjulurkan tangannya untuk mengelus pipi Baam sambil menggelitik tengkuk sang brunette hingga empu-nya tertawa.

Permainan berjalan lambat, sampai stage terakhir tiba. Diikuti oleh peserta berjubah hitam yang memiliki aura aneh.

Baam yang cukup sensitif membangunkan Khun dengan tatapan ragu. Khun yang mengerti dengan situasi sudah memasang pose defensif bersama Rak yang berteriak senang karena akhirnya dia bisa bertarung.

Melihat Khun dan Rak yang bertarung hingga keduanya berjalan menjauh dari tempat ia berada. Membuat Baam tak nyaman, terutama Khun.

Dia tahu jika si biru tidak mudah untuk kalah tapi hatinya selalu berkata lain. Seolah ada bahaya yang mendekat namun tak tahu apa.

Ketika dia duduk dalam rasa frustasi. Baam menemukan sosok jubah hitam yang berjalan mendekatinya. Reflek Baam memasang pose defensif sampai sosok itu membuka jubahnya dan memperlihatkan rambut pirang yang diikat satu. Wajahnya berjerawat dengan bola mata kuning cerah.

"Santai lah, kami tak bermaksud untuk mengambil mahkotanya." Tuturnya dengan suara lembut.

Merasa bahwa sosok di depannya tak berbahaya--meski ada sisi lain yang mengingatkannya untuk tetap waspada--Baam memilih diam. Menatap polos gadis di depannya.

Tiba-tiba, sosok lain datang dan menyerangnya. Gadis baru itu melesat ke arahnya dan menerima serangan fatal di kepalanya hingga jatuh--akibat melindungi Baam.

Baam yang melihat gadis tadi jatuh karenanya, berusaha melawan sang penyerang dengan susah payah. Ia tak bisa bebas bergerak dari singgasananya untuk bertarung.

"Baam!" Teriakan Khun membuat Baam mengalihkan fokusnya. Ia terkejut melihat sosok besar yang entah sejak kapan berada di belakangnya, menyerangnya dengan kumpulan shinsu besar.

Baam terkena serangan itu dan terjatuh, mahkota di kepalanya terlempar dan terbakar oleh aliran shinsu yang dahsyat. Ia berusaha menjaga kesadarannya untuk memberitahu Khun bahwa dirinya baik-baik saja.

Sayangnya, tubuhnya terlalu berat. Hal terakhir yang dia rasakan hanyalah sebuah pelukan hangat dan suara Khun yang memintanya untuk tetap sadar.

TBC

Gelud yuk gelud YuLan :v WangXian381

Salam,
Yoru

15 Agustus 2020

String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang