09. Bertemu dengan tuan putri bar-bar

1.3K 262 22
                                    

Baam menatap langit-langit gua untuk kesekian kalinya. Sudah satu minggu sejak terakhir dia bertemu dengan Khun. Ia tidak terlalu mengerti dengan apa yang dirasakannya saat ini, yang jelas Baam sangat kesal dan sebal dengan keadaannya sekarang.

Dari yang Khun katakan, menara bukanlah tempat yang aman. Semuanya adalah peserta yang berlomba untuk lulus ujian lantai. Dia yakin jika Khun akan baik-baik saja dengan kejeniusannya. Tapi disudut hati yang lain, Baam tetap khawatir jika terjadi sesuatu pada Khun.

Bagaimana jika dia terluka?

Baam memutuskan untuk berlatih bela diri dan memakai berbagai senjata demi melindungi Khun jika suatu saat mereka bertemu. Jika Khun pergi sendirian tanpanya, apa gunanya dia berlatih?

Karena hatinya tak kunjung tenang, Baam berjalan-jalan mengelilingi gua gelap. Dengan kesal ia menghancurkan beberapa dinding gua akibat dirinya yang tak bisa bertemu dengan Khun.

Baam yang tidak tahan dengan tempat familiar dimana ia dan Khun pertama kali bertemu. Memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Di dalam benaknya hanya terdapat sosok Khun, sampai ia tidak sadar jika di tempat yang baru dia tinggalkan terdapat sosok baru yang keheranan--tak menemukan apa yang dia cari.

Baam yang tengah berjalan di gua hanya bisa mengerutkan kening.

Apakah Khun juga merasakan perasaan yang sama?

Perasaan sakit dan sebal jika mereka tidak bertemu?

Baam sudah memiliki perasaan ini sejak ia pertama kali bertemu dengan Khun di dalam mimpi. Dari pengalaman yang dia rasakan, Baam hanya bisa menyimpulkan jika dirinya tak ingin dipisahkan dari Khun. Jika terlalu lama terpisah ia akan menjadi gelisah dan tak nyaman seperti yang dia alami saat ini.

Dari dinding gua yang ia hancurkan, Baam melihat jalan baru yang tak pernah dia kunjungi. Mengandalkan instingnya, ia berjalan menelusuri tempat gelap itu. Ketika dirinya merasakan sesuatu yang tidak biasa di ujung gua. Baam menghentikan langkahnya.

Benaknya penuh dengan Khun, ingin memeluk; khawatir akan keadaannya; kerinduan akan rasa nyaman; dan keinginan kuat untuk bertemu dengannya.

Khun saat ini ada di menara, jika dia pergi ke sana. Bukankah Baam bisa bertemu langsung dengannya tanpa melewati mimpi?

Tertegun akan jalan pemikirannya sendiri, Baam langsung memasang wajah cerah. Ia merutuk otaknya yang tidak segera memikirkan ide brilian ini. Dengan keinginan yang sangat kuat. Baam berpikir untuk memasuki menara, demi Khun.

.

.

.

Saat Baam membuka kedua matanya, ia melihat ruangan asing yang tak pernah dia lihat. Ketika matanya menemukan makhluk asing yang tengah membawa sebuah tongkat. Baam mengambil posisi pertahanan.

Saat makhluk bernama Headon itu memperkenalkan diri sebagai penjaga menara lantai 1. Baam terperangah, dia berhasil memasuki menara. Ia bisa bertemu langsung dengan Khun di dunia nyata!

Baam bersorak riang dalam hati, ia sampai tak sadar jika seseorang tengah melompat dan menendang kepalanya sampai dia jatuh terjungkal dan meringis kesakitan.

Manik emasnya menemukan dua orang asing lain yang tengah berbicara dengan bahasa yang tak pernah dia dengar. Saat orang asing yang lebih pendek memberikan benda bulat yang disebut 'pocket'. Baam akhirnya memahami apa yang mereka bicarakan.

Seorang perempuan berambut hitam yang memperkenalkan dirinya sebagai Yuri, memeluknya gemas sambil berkata imut. Ia yang masih mencerna beberapa informasi, kebingungan dengan kejadian di depannya. Bukankah dia seharusnya mengikuti ujian?

Yuri memperhatikan pakaian polos Baam dan rambutnya yang berantakan. Ia langsung memerintahkan Evan untuk mengeluarkan beberapa pakaian yang cocok dan merapihkan rambutnya.

Headon yang sedari tadi diam, akhirnya berkata jika Baam berhasil menghancurkan bola hitam di ruangan mirip aquarium di depan mereka. Maka ia akan lulus dan masuk ke lantai 2.

Mendengar hal itu, Yuri menyela dan memaksa Headon untuk menurunkan level ujian--yang ditolak oleh Headon.

Baam yang sudah mendapat bantuan dari Yuri, berkata bahwa dia baik-baik saja. Ia berterima kasih karena sudah memberikannya pakaian.

Sebelum Baam benar-benar masuk ke dalam arena. Headon menyarankan Yuri untuk meminjamkan pedang Black March pada Baam. Tanpa pikir panjang, Yuri mengeluarkan pedangnya dan melemparkannya pada Baam--Evan memprotes di belakangnya.

Baam mengambil pedang itu dan mengucapkan terima kasih dengan senyuman imut. Yuri langsung ber-kyaa lucu tidak tahan dengan kelucuan Baam.

Melirik ikan raksasa yang berkeliaran di sekitar bola hitam. Baam berjalan ke sana dengan tenang, ia berhasil melewati ikan dengan gesit. Sayangnya ketika dia akan memecahkan bola, bola hitam itu terlalu keras.

Evan yang tak bisa berdiam diri, berteriak padanya untuk mengaktifkan pedang itu. Baam menurut, ia melihat bayangan wanita pirang yang memberikan sedikit kekuatannya sampai semuanya menjadi gelap.

Saat dia membuka mata untuk yang kedua kali. Ia melihat hamparan rumput kuning yang akan menjadi saksi pertemuannya dengan Khun di dunia nyata.

TBC

Pendek? Tenang bakalan double apdet kok, tapi nanti sore/malam~

Ditunggu saja~ 💕

06 Agustus 2020

String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang