Khun melempar beberapa kerikil ke arah air mancur yang ada di depannya. Tatapannya datar dan tak bersemangat. Jelas kalau dirinya sedang merasa bosan. Bukannya dia senang hidup di dalam kekacauan. Akan tetapi, belakangan ini kehidupannya sangat damai. Terlalu damai hingga ia merasa tidak nyaman ketika tidur di malam hari.
Akibatnya, ia sering absen beberapa kali dari pertemuannya dengan Baam hingga bocah cokelat itu menggerutu dan mengabaikannya sejenak.
Yah, seperti sekarang. Baam sedang asyik memikirkan beberapa barang yang dia lihat di buku dan 'men-summon' di depannya. Khun tentunya cukup sebal--meski ia tak akan mengakuinya--ketika Baam bermain sendiri. Lagipula ini bukan salahnya karena 'mereka' terlalu 'sepi' hingga membuatnya paraoid. Hidup di lingkungannya itu tidak mudah oke?
Sebagai hasil dari tingkah waspadanya terhadap dunia luar. Dia tidak mendapatkan pelukan selamat datang; tidak mendapatkan salam manis dengan nada lucu dari Baam; bahkan tidak dapat melihat senyuman imutnya. Ugh. Khun sekali lagi menghela napas pasrah.
Melempar beberapa kerikil lain, Khun melirik Baam yang masih asyik bermain. Ketika melihat pakaian Baam yang selalu sama sejak hari pertama kali keduanya bertemu 3 bulan yang lalu. Ia ingat jika Baam tinggal sendirian dan tak pernah mengganti apa yang dia pakai.
Well, ini dunia mimpi jadi pakaian sebenarnya tidak terlalu dipikirkan. Tapi, Khun ingin melihat sosok Baam kecil dengan pakaian layak. Ugh, kenapa dia baru ingat sekarang?!
Dengan seringaian lebar, Khun berjalan ke arah sang brunette sambil membawa beberapa pakaian layaknya anak bangsawan di tangan.
"Baam~ aku punya sesuatu yang harus kau coba!" Khun memperlihatkan beberapa pakaian warna warni.
Baam awalnya masih kesal karena Khun tidak datang mengunjunginya. Tapi ia tidak bisa terlalu lama kesal, dirinya takut jika Khun tak akan pernah datang lagi padanya jika dia terus merajuk.
Manik emasnya memperhatikan pakaian dengan gaya berbeda-beda. Berbeda dengan Khun yang selalu memakai warna putih, biru, abu atau hitam. Pakaian yang dibawa Khun kebanyakan warna hitam, kuning atau merah.
"Maaf Baam, seharusnya aku melakukan itu dari awal. Karena terlalu banyak hal yang harus kuajari aku sampai lupa jika kau selalu memakai pakaian yang sama selama ini."
Khun menaruh baju itu di atas rumput sambil tersenyum cerah. Meski senyuman itu sangat cerah, Baam merasakan arti lain dari senyuman cemerlang itu.
Benar saja, dalam sekejap Baam telah berganti pakaian dengan gaya yang sama dengan Khun tapi berbeda warna. Karena rambut Baam sangat panjang dan tidak beraturan. Sosok Baam sangat jauh dari kata elegan. Lebih mirip dengan anak rakyat biasa yang dipaksa berdandan untuk pergi ke pesta bangsawan. Terdengar kejam memang, tapi itu kenyataannya.
"Pft--" Khun menahan tawa dengan menutup mulutnya. Dengan rambut cokelat acak-acakan itu Baam sama sekali tidak cocok untuk gaya apapun. Terlalu diluar tempatnya. Sangat lucu.
Baam melihat Khun yang menahan gelak tawa. Ia hanya berkedip tak mengerti sambil merasakan kain yang menutupi tubuhnya. Ini sama dengan yang dipakai Khun. Jadi begini rasanya memakai sesuatu yang bagus. Hm, entah kenapa Baam senang dengan pemikiran dimana dia memakai hal yang sama dengan rekannya.
"Kemarilah Baam, aku akan merapihkan rambutmu." Khun melambaikan tangannya.
Sang brunette duduk di sampingnya sambil melihat tangan Khun yang tengah memegang benda yang disebut sisir dan gunting.
Khun mengusap helaian rambut Baam seraya menatapnya lekat. "Aku tak terlalu pandai memotong. Tapi setidaknya aku bisa merapihkan rambutmu." Katanya lembut.
Diperlakukan begitu lembut, Baam mengangguk dan menerima perlakuan 'salon' Khun di rambutnya. Ia mendengar Khun yang berceloteh mengenai cara merubah penampilan. Karena penampilan sangat penting ketika berhadapan dengan orang yang pertama kali kita temui.
Baam tiba-tiba mengantuk. Khun selalu mengingatkannya bahwa ini hanyalah mimpi, tapi dia bisa mengantuk di dalam mimpinya sendiri. Uh, padahal Khun saat ini tengah susah payah merapihkan rambutnya. Baam tidak boleh jatuh tertidur.
"Jika kau mengantuk tidur saja." Nada suara Khun terdengar di sebelah telinganya. Nafas hangat sang bluenette terasa hangat dan menggelitik telinganya.
Baam menggeleng pelan, ia melingkarkan tangannya ke pinggang Khun dengan manja. "Tidak, aku tidak mengantuk."
Menyembunyikan niat terselubung, Khun menatap Baam yang tengah bergelayut manja di pangkuannya. Ia memang senang terhadap afeksi yang diberikan sahabatnya. Tapi saat ini dia ingin melanjutkan rencana jahilnya.
"Baam ayo kita mencoba beberapa pakaian dan melihat apa yang cocok untukmu."
"Hmm~" gumamnya malas--setengah mengantuk. Kepalanya bergerak lucu di pundak Khun layaknya kucing. "Aku suka semua pakaian yang sama dengan Khun."
Menyeringai licik, Khun melepas pelukan Baam dan mengubah pakaian sang brunette menjadi dress cokelat dengan gradasi kuning dihiasi pita merah di dada. Rambut panjangnya telah diikat dua dengan pita warna merah yang terdapat lonceng dan tali panjang.
Khun awalnya tertawa keras melihat penampilan Baam. Tapi saat ia memandang lebih lama. Dirinya mulai sadar jika Baam hanya diam berkedip selama beberapa menit. Berdiri sambil memperhatikan pakaiannya lalu berputar bersamaan dengan helaian cokelat panjangnya.
"..." Oh, Khun lupa jika Baam sama sekali tidak tahu apa itu lelucon.
Demi Ayahnya yang menjadi tukang PLN di dunia lain. Khun saat ini tengah menahan gejolak hati. Dia bersumpah jika ia hanya melakukan lelucon untuk Baam karena dia sedang bosan. Khun tidak menyangka jika sosok Baam yang crossdress sangat super duper incredible sensasionable(?) IMUT!
Ha! Khun sampai menggunakan capslock untuk menyuarakan perasaan hatinya.
Baam memperhatikan Khun yang tengah bergetar sambil memegang bagian dadanya. Matanya tertutup dengan kening mengerut seolah menahan sesuatu.
"Khun? Kau baik-baik saja?"
Baam bertanya polos (。•᎑•。)♡♬
Khun mematung melihat tingkat keimutan Baam yang sudah mencapai 9999% ─==͟͟͞͞=͟͟͞͞➸(๑♡△♡๑)➸ス˝キュウゥゥン♡
Dari kejadian ini Khun berjanji bahwa dirinya tidak akan pernah menyentuh apapun yang namanya 'crossdressing'. Sampai di masa depan ia 'terpaksa' melakukannya karena tak bisa menolak permintaan sahabatnya.
Ingatlah Khun, karma selalu terjadi.
TBC
Penulis : Aku ingin tanya, jika aku me-remake banyak beberapa ff lama aku (yang udah hilang di internet) dengan BaamKhun/KhunBaam apakah kalian akan menikmatinya? Jawab ya~ kalau ya nanti aku akan dengan senang hati me-remake-nya! 😘❤️
Penulis : Aku nanya karena sebagian reader udah pernah baca ff aku, jadi kalau remake pasti udah tahu ffnya ^^);Bonus
Credits to lmobiit @ Twitter10 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
String of Fate
Fiksi Penggemar[BL] Baam x Khun Fanfiction Khun selalu berpikir bahwa Baam hanyalah teman imajinasi di dalam mimpi ajaibnya. Baam yang polos dan tak mengenal dunia. Baam yang selalu tersenyum dan memeluknya ketika ia datang. Baam yang sangat dia sayangi. Dan Baam...