20.

556 40 0
                                    

Hari demi hari , dreamies lalui bersama . Tidak ada masalah sama sekali . Kemarin , mereka mendapat penghargaan pertama mereka , jisung yang menantikan penghargaan ini sangat senang. Sebagai leader , mark sangat bangga dengan pencapaian yang di peroleh.

Hari yang indah.... Matahari memancarkan cahaya yang begitu terang. Banyak orang berlalu lalang di depan dorm dreamies. Siapa lagi kalau bukan para fans? . Renjun yang sedang duduk di dekat jendela , melamun sambil memikirkan mimpinya tadi malam.

mimpi renjun

"nak, kamu adalah pria terkuat. Kamu sedang di uji oleh dunia. Ibu harap kamu dapat melewati semua ini ya" ibuku tersenyum ke arahku . Rambut yang berwarna hitam , dengan gaun putih menjulang hingga kaki.

"aku akan berusaha bu untuk melewati semua ini." jawabku yang menatap ke arah ibuku dengan tersenyum senang

"ibu tau kamu kuat nak. Jika suatu saat nanti kamu harus mempertaruhkan nyawa untuk teman teman mu , ibu yakin jasa mu akan diingat selalu" lanjut ibu yang mengusap rambutku pelan dan tetap tersenyum tulus ke arahku.

"mm..mmaksud ibu?" tanyaku sembari memasang muka penasaran

"suatu saat nanti , kamu akan mengorbankan dirimu untuk teman temanmu , ibu akan bangga pada saat itu" jelas ibu yang memelukku erat

Aku hanya diam dan termenung , apa maksud ibu?

"ibu bisa melihat masa depan , tetapi tidak begitu terlihat jelas ,hanya itu yang dapat ibu katakan" perlahan bayangan ibu mulai tidak terlihat. Pelukan ibu semakin tidak berasa.

"ibuuuuuuuu" teriakku

end.

Entah mengapa , kata kata ibu tadi membuatku semakin berfikir tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Aku akan bertaruh nyawa untuk teman temanku? apakah aku akan mati dan berkorban untuk mereka?

Kata orang , mimpi itu bisa jadi peringatan untuk kita , dan suatu saat nanti akan nyata.

"jun hey" panggil chenle yang dari tadi melihat renjun melamun di dekat jendela

"hm" jawab renjun yang masih memandang kosong jalanan

"lu ngelamunin apa lagi sih" tanya chenle yang mulai menghampiri renjun

"apa? engga , gw cuma lagi mikir para fans lagi apa" jawab renjun bohong

"yaelah kirain mikirin apaan. Oh iya kita harus latihan buat comeback kita mendatang , tar siang kita di suruh kumpul di ruang latihan" jelas chenle yang hanya di balas anggukan renjun

Chenle merasa aneh dengan sikap renjun , dia lebih sering diam.

"lu kenapa sih diem mulu" omel chenle yang menggerakkan tubuh renjun

"engga gw gapapa , gw mau mandi dulu" renjun pun hanya tersenyum kepada chenle dan melangkah menuju kamar mandi

"aneh" decak chenle





siang harinya

"oke semuanya udah kumpul ya , kita akan mulai latihan koreografi nya , ga sulit kok" ujar pelatih yang akan mengarahkan koreografi

"baiklah , pertama kalian berbaris dari yang tertua hingga termuda" titah pelatih

Para member segera membentuk barisan sesuai dengan yang di arahkan pelatih.

"jun , jangan melamun" bisik jaemin yang berada di belakang renjun , karena jaemin lebih muda 5 bulan dari pada renjun

"hmm ya maaf" ujar renjun yang sedikit terkejut





Mereka pun sudah menyelesaikan koreografinya. Renjun melakukannya dengan baik , dia berusaha untuk tidak melamun dan membuang pikirannya.

"si renjun kenapa sih , diem mulu dari tadi" bisik jaemin kepada chenle

"pas di kamar juga dia malah ngelamun" jawab chenle

"gw kasian anjir kalau dia gini terus kek banyak pikiran" bisik jaemin lagi

"ya gw juga kasian , tapi kan gw ga bisa denger suara hati orang" jawab chenle yang mulai membuka botol berisi air minum



"hyung gw mau curhat" ujar renjun yang menghampiri mark yang sedang memainkan ponselnya

"tapi ngga di sini , gw mau ngomong serius" lanjut renjun yang di balas dengan tatapan heran mark

"di studio gw aja" jawab mark yang mulai berdiri dari tempat duduknya

Jaemin dan chenle yang sangat penasaran apa yang akan di katakan renjun kepada mark , diam diam mengikuti mereka.

"awas ketauan berabe tar" bisik chenle pelan di telinga jaemin. Jaemin mengangguk paham

sesampainya di studio , mark dan renjun saling menatap , belum ada yang mulai bicara . Di luar studio sudah ada chenle dan jaemin yang nguping.

"gw ga tau harus cerita ke siapa lagi , cuma lo yang gw percaya" kini renjun memecah suasana yang awalnya hening

Chenle dan jaemin bersiap siap memasang kuping mereka agar tidak ketinggalan satu kata pun.

"ini tentang mimpi" lanjut renjun yang menunduk sembari memainkan tangannya seperti orang yang sedang grogi.

Mark mengerutkan dahinya , sambil menatap heran renjun "mimpi?"

"iya , gw mimpi yang membuat gw selalu kepikiran" lanjut renjun yang menunduk

"mimpi apa kamu" tanya mark yang menatap serius renjun

Jaemin dan chenle makin serius dengerin percakapan renjun sama mark.

"gw mimpi , ibu gw bilang kalau gw bakal bertaruh nyawa buat kalian , dan itu bikin gw bingung. Gw takutnya bakal ada masalah lagi yang muncul. Gw cowo pembawa sial" tak sadar , air mata renjun mulai turun dan membasahi pipi lembutnya

Mark yang mendengar perkataan renjun menganga tak percaya dan kehilangan kalimat. Sesak di dada mark jika mendengar cerita renjun.

Jaemin dan chenle saling menatap tak menyangka , mereka saling menahan tangis mereka agar air mata tidak keluar. Jaemin mengepalkan tangannya seolah ingin memeluk renjun dan menumpahkan air matanya di pelukkan renjun. Chenle mengigit bibir bawahnya agar air mata tak jatuh begitu saja.

Suasana hening , hanya ada suara isakkan tangis renjun yang terdengar di studio itu. Mark terus menatap renjun sembari berkaca kaca. "kamu bukan cowo pembawa sial renjun" batin mark yang terus menatap renjun tak tega.

Pada akhirnya mark memutuskan untuk memeluk renjun erat "jangan di pikirkan , kamu bukan orang pembawa sial , tetap semangat hapus air matamu" ucap mark di balik pelukkan renjun.

Sakit , sangat sakit bagi renjun . Jaemin dan chenle tak kuat untuk menumpahkan air matanya , mereka bergegas pergi dari luar studio menuju kamar mandi , agar tak seorang pun tahu mereka menangis.

"lu ga gitu jun , lu ga gitu" batin chenle , dia terus menerus mengeluarkan air matanya dan seperti ingin berteriak.

Begitupula dengan jaemin , lelaki bertubuh besar itu kini sudah menangis sekuat tenaga , seolah hancur mendengar perkataan renjun. Semua kisah kehidupan renjun selalu saja menyakiti perasaan siapapun yang mendengarnya.

Sangat sakit , begitu sakit.
"lelaki tegar yang pernah ku temukan , kini menangis dan tidak tahu harus bagaimana. Sungguh sakit di benakku untuk mendengar semua kisahnya , kehidupan yang tidak mudah di laluinya hanya seorang. Huang renjun aku mendoakanmu" batin jaemin yang memejamkan matanya sejenak dan terus mendalami perkataan renjun tadi.

sangat sakit bukan?



begitu pilu....




















note:
lanjut next part ya!
jangan lupa vote and comment!
happy reading and stay healty

Behind The Smile🥀 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang