00(A). Prolog

177 10 5
                                    

Tiupan angin pagi hari meniup rambut sebahu seorang gadis yang sedang mengayuh sepedanya dengan bersemangat. Suara gesekan antara rantai dan jari-jari sepeda terdengar cukup jelas di telinga. Pemandangan pinggir sungai memanglah sangat indah di pagi hari. Gadis itu sangat bersemangat menyambut hari yang baru dengan ditemani kelopak bunga sakura yang berterbangan.

Dua puluh menit berlalu. Gerbang sekolah sudah mulai tampak di depan mata gadis itu. Ayunan pedal itu semakin lama semakin cepat hingga ia melewati batas gerbang sekolah. Laju sepeda mulai melambat saat gadis itu memasuki area parkir. Dan ia pun menghentikan sepedanya tepat di samping sepeda seorang pemuda. Sang pemuda yang baru aja memarkirkan sepeda menatap gadis itu seraya tersenyum.

"Ohayou, Harumi!" sapa sang pemuda.

"Ohayou, Ginzo!" balasnya seraya memarkirkan sepedanya.

Harumi mengambil tasnya dari keranjang dan mulai menghampiri Ginzo. Namun tiba-tiba sebuah sepeda berjalan menuju mereka dan berhenti mendadak tepat di hadapan mereka. Kedua remaja itu menatap sang pengendara dengan tatapan sedikit bingung. Sedangkan pemuda pemilik sepeda itu langsung mengecek waktu di jam tangannya.

"Yosh!!! Rekor baru!!!" ucap pemuda itu dengan semangat.

Keduanya menatap pemuda itu dengan tatapan lucu. Bahkan Ginzo sampai menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya. Harumi menatap pemuda itu dengan tersenyum. Ya, walaupun pemuda itu masih sibuk dengan selebrasinya yang entah apa yang ia incar.

"Ohayou, Hayato!" sapa Harumi.

"Ah! Ohayou -"

Sepeda itu pun terparkir dengan rapi di samping sepeda kedua remaja itu. Dengan cepat Hayato pun menghampiri keduanya dan mulai berjalan bersama keluar dari area parkir sepeda. Ah, semakin lama semakin ramai siswa yang datang ke sekolah. Namun tiba-tiba Hayato mengeluarkan dua permen dan memberinya pada Harumi dan Ginzo. Tentu saja keduanya menerima dengan senang hati.

" - Ah, Harumi! Kau tidak berangkat bareng Ren?" tanya Hayato.

"Sejak kapan aku berangkat bersama Harumi?"

Perkataan itu berhasil membuat ketiganya menoleh ke arah belakang mereka. Dua orang pemuda lainnya kini berjalan menghampiri mereka. Salah satu dari mereka langsung mengarahkan tangan untuk meminta permen pada Hayato. Dua buah permen dikeluarkan dari dalam tas. Hayato pun memberikan pada keduanya masing-masing satu. Namun ada satu hal yang menarik perhatian Harumi dari pemuda yang baru saja menodong Hayato.

"Hei, Kairi! Kau ini tidak pernah bisa berpenampilan rapi di pagi hari ya!" sarkas Harumi seraya merapikan rambut pemuda yang bernama Kairi itu.

"Urusai!" lawan Kairi dengan menepis tangan Harumi dan mulai merapikan rambutnya sendiri. Tidak, pemuda itu tidak marah. Harumi tahu benar bagaimana sifat Kairi.

Mereka kini tengah memperhatikan tingkah Kairi yang merapikan rambut. Namun siapa yang menyangka bahwa ada seorang pemuda yang merebut paksa tas Harumi dan melemparnya ke pemuda lainnya yang berlari bersamanya.

"Daichi! Riyo!!" teriak Harumi seraya mengejar dua pemuda yang terus saja saling mengoper tasnya.

Kedua pemuda itu terus saja melakukannya tanpa memberi celah Harumi untuk merebut. Mereka melempar dan menangkap dengan tinggi yang tidak bisa Harumi raih. Bahkan tak jarang Daichi memasang wajah yang meledek saat Harumi berhadapan dengannya. Namun itu tidak berlangsung lama, saat ia hendak melempar pada Riyo, tas Harumi berhasil di raih oleh Ren. Dan jika sudah seperti itu, permainan pun berakhir karena tas itu sudah kembali pada pemiliknya.

"Hei, Ren! Kau ini benar-benar tidak memberi kami celah untuk bersenang-senang!" keluh Riyo.

"Salah sendiri kalian menjahili Harumi," sanggah Ren.

A Kind of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang