10

33 4 0
                                    

Satu lagi hari yang sedikit berbeda. Sudah beberapa hari ini, kelembaban udara di daerah mereka sangat tinggi. Dan tentu saja itu karena musim panas yang akan tiba. Disaat sebagian besar siswa kini menggunakan seragam lengan pendek untuk pergi ke sekolah, ada satu siswa yang tidak terpengaruh dengan kondisi itu. Pemuda itu tetap saja menggunakan kemeja seragam lengan panjangnya.

Tidak ada kata yang terucap dari pemuda itu. Sedari tadi dirinya hanya duduk termenung melihat ke arah luar jendela. Tatapannya terlihat sangat kosong bagi siapapun yang melihatnya. Bahkan dirinya saja tidak menyadari sikap gadis yang duduk di depannya sekarang menoleh dan menatapnya dengan tatapan bingung.

Gadis itu menatap pemuda di hadapannya dengan beberapa kali menatap sisi samping wajah sang pemuda. Sejak hari itu, rasanya pemuda itu kembali menjadi dirinya yang dulu, saat pertama kali dirinya datang ke tempat ini. Pemuda itu kembali menjadi tertutup dan tanpa berbicara banyak. Gadis itu pun mengetuk meja di belakangnya hingga pemuda pemilik meja itu menoleh dengan pelan.

"Kau kenapa?"

"Tidak kenapa-kenapa," jawab pemuda itu.
Namun beberapa lama kemudian, pemuda itu bangkit dan keluar dari ruangan kelas itu. Sedangkan kini, sang gadis hanya bisa menatap punggung pemuda itu dengan sedikit lesu. Ren yang melihatnya pun mencoba menghibur Harumi yang kini tertunduk. Gadis itu tersenyum sedikit. Namun tetap saja, gadis-gadis di kelasnya menatap dengan sirik.

**********

Gedung olahraga kembali ramai oleh anak-anak yang melakukan aktivitas klub di sore hari. Memang biasanya saat seperti ini adalah waktu pulang sekolah. Harumi sedang berjalan di koridor menuju ke gedung itu karena hari ini ia memiliki jadwal latihan bersama dengan tim campuran mereka. Ah! Rasanya hari ini ia tidak ingin latihan dulu. Bukan apa-apa, rasanya melihat wajah murung pemuda itu, energi dirinya juga ikut terkuras.

Siapa sangka bahwa di perjalanannya ia akan bertemu dengan Ginzo. Pemuda itu tampak tersenyum kecil pada Harumi. Ah, gadis itu lupa bahwa sahabatnya yang itu juga memiliki jadwal latihan paduan suara hari ini. Dengan sekuat tenaga, Harumi tersenyum balik pada pemuda itu.

"Kenapa kau terlihat seperti ini, Harumi?"

"Ya, begitulah. Sepertinya Nishizaki-san kembali menjadi dirinya yang dulu. Rasanya aku tidak bisa membaca pikirannya," keluh Harumi.

"Mungkin saja dia sedang memikirkan masalahnya sendiri? Bukankah kita sendiri juga tahu bahwa dia bukanlah keponakan dari paman Kadobayashi? -"

Itu memang benar! Sejak hari di mana Harumi meminta teman-temannya untuk membantu merapikan rumah Akira, semuanya menjadi tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pemuda itu. Namun pemuda itu tidak bereaksi lebih saat ada orang lain lagi yang mengetahui masalahnya.

" - Aku pernah melihat dirinya termenung saat melihat sebuah foto. Dirinya dan juga seorang gadis lain,"

"Mungkin itu adalah kakaknya. Ya sudah, sebaiknya kau segera ke ruang musik. Aku juga harus latihan," ucap Harumi.

"Baiklah. Kau jangan terlalu memikirkan masalah yang bukan masalahmu, Harumi. Yang ada kau malah jadi frustasi sendiri,"
"Iya, kau benar! Jaa ne!"

Harumi pun melangkah menjauhi Ginzo yang masih berdiri di tempatnya sampai beberapa saat. Hanya butuh waktu lima menit sampai ia benar-benar masuk ke dalam gedung itu. Klub voli melakukan latihan di sisi lain lapangan di seberang aktivitas klub tenis meja. Ia pun melakukan peregangan sebelum akhirnya ia memulai sesi latihannya. Harumi kembali memandang pemuda itu. Tidak ada hal yang berbeda dengan pemuda itu. Namun setidaknya, ia bisa lebih membaur di lapangan.

Baik Riyo maupun Daichi juga merasakan yang sama. Namun mereka tidak terlalu mempedulikan hal itu. Mereka tahu, memang pada dasarnya Akira adalah orang yang tertutup dan tidak banyak membicarakan hal-hal yang menurutnya tidak penting. Pemuda itu terlalu to the point. Ya, untung saja mereka yang tergabung dalam tim campuran adalah orang yang profesional, dalam artian tidak mencampurkan urusan klub dengan urusan pribadi. Karena pemuda itu juga sekarang mengajari Harumi seperti biasanya.

A Kind of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang