05

39 4 8
                                    

Semua anggota klub voli kini sudah berkumpul di lapangan dan melakukan latihan seperti biasanya. Sudah lewat beberapa hari sejak kejadian di atap sekolah dan kini Akira resmi menjadi salah satu anggota klub voli. Tidak ada yang aneh baginya. Voli memang sudah menjadi bagian dari dirinya sejak dulu.

Semua anggota putra kini sedang melakukan sparing dengan membagi menjadi dua tim yang saling bertanding. Dan saat pembagian, Akira berada satu tim dengan Riyo dan Daichi. Entah kebetulan atau takdir. Akira tidak mengerti. Yang ia pahami hanyalah sekarang dirinya berhadapan dengan bola.

Pukulan demi pukulan hadir dalam permainan para anggota putra. Memang kecepatan dan kekuatan antara putra dan putri memang berbeda. Namun ada hal yang paling tidak disangka oleh semua anggota yang ada di sana. Termasuk dua orang pemuda itu – Riyo dan Daichi.

Anak baru – Akira – itu ternyata tidak hanya memiliki kekuatan dan bidikan hebat saat servis saja. Pukulan spike miliknya juga sangat keras dan terarah. Dan tentu saja kemahiran Akira membuat anggota yang lain terbelalak. Bahkan para anggota putri kini berteriak histeris, kecuali Harumi.

Sepertinya saat ini Akira tanpa sengaja membuat dirinya menjadi pusat perhatian bagi anak klub. Ah! Padahal ia benci sekali menjadi pusat perhatian, terlebih dengan kondisinya yang sekarang. Rasanya ia ingin menjadi siswa biasa yang kadang terlupakan bahkan oleh teman satu kelasnya. Namun apa daya, semuanya sudah terlanjur.

Waktu istirahat sudah tiba bagi anggota putra. Kini, giliran anggota putri yang melakukan latihan. Akira menenggak air minum dari botol miliknya. Namun tidak lama dari itu, pandangannya teralihkan pada seorang gadis yang cukup ia kenal baik – setidaknya untuk beberapa hari ini.

Gadis itu terlihat sedikit kesulitan untuk melakukan servis. Padahal servis yang ia gunakan termasuk servis yang umum yang digunakan dalam pembelajaran olahraga. Servis bawah. Namun tetap saja, servis yang dilakukan gadis itu cenderung lemah. Bahkan dapat dikatakan sangat lemah untuk hitungan seseorang yang akan mengikuti seleksi anggota inti.

"Harumi itu payah sekali ya!" sindir Daichi.

"Heh?"

"Kau pasti menyadari hal itu bukan?" tanyanya pada Akira.

Tidak ada jawaban. Akira terlalu bingung harus menanggapi apa. Kedua pemuda yang kini berada di sampingnya adalah sahabat Harumi. Jika ia salah bicara, bisa-bisa mereka mengadu pada gadis itu. Namun di sisi lain, memang apa yang dikatakan Daichi itu benar adanya.

"Harumi itu memang payah dalam servis, padahal dia sudah mendapatkan latihan khusus sejak tahun pertama. Meskipun begitu, ia ahlinya dalam pertahanan untuk tim putri," jelas Riyo.

Pandangan ketiga pemuda itu kembali tertuju pada gadis itu. Pergerakan bola kini menukik sangat tajam karena berhasil dismash oleh tim lawan. Namun siapa sangka Harumi berhasil melakukan passing sehingga bola itu dapat kembali ke lapangan lawan dan menjadi poin bagi timnya.

Sepertinya apa yang dikatakan oleh kedua sahabatnya memang benar. Namun sepertinya ada satu hal yang menyadarkan Akira. Harumi tidak terlalu mirip dengan kakaknya. Ya, jika dibandingkan dengan kakaknya memang jelas lebih hebat sang kakak. Dan mungkin itulah yang membuat Akira dapat menerima kehadiran Harumi, walau sedikit.

"Harumi!!" panggil seseorang dari pinggir lapangan.

Dua orang pemuda yang Akira kenal hadir dalam pandangannya. Dua orang anggota tim baskert dengan yang memanggil sang gadis adalah teman sekelasnya. Dengan langkah yang ringan gadis itu langsung menghampiri keduanya begitu rally berakhir. Ia pun digantikan oleh anggota lain. Namun entah mengapa Akira merasa akan kembali terjadi drama diantara anak perempuan.

A Kind of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang