13

26 4 0
                                    

"Atsui ne!!!" keluh Daichi yang sambil mengipaskan dirinya dengan buku catatan.

Semuanya kini berada di sisi lapangan luar sekolah. Tidak ada yang mereka lakukan, selain bersantai di bangku sambil memandang anak-anak kelas tiga yang sedang bermain bola. Tidak ada hal lain yang mereka lakukan saat jam istirahat seperti sekarang. Bahkan keenam pemuda diantaranya sudah malas berdiam di kantin karena pasti akan banyak gadis-gadis yang menyebalkan itu.

Yang lainnya tetap melakukan apapun yang mereka kerjakan sekarang sementara Daichi sibuk mengeluh. Ya, memang saat-saat seperti inilah kelembaban udara sangat tinggi. Pemuda itu kembali menenggak minuman kemasan yang ia beli di kantin beberapa saat yang lalu.

"Nee, sekarang tanggal berapa ya?" tanya Hayato.

Riyo mengecek tanggal dari jam tangan digital yang terpasang di lengan kirinya. "Tanggal 4 Juli,"

"Ah! Sebentar lagi berarti akan ada Tanabata Matsuri 'kan? Bagaimana jika kita semua datang bersama ke sana?" tawar Hayato.

"Sou deshou ne! Kita belum pernah datang ke festival apapun bersama, bukan? Ayo kita datang bersama!" jelas Ginzo.

Memang benar. Tahun lalu mereka belumlah sedekat sekarang. Masih ada rasa canggung dari masing-masing untuk pergi bersama. Harumi saja hanya datang bersama Kairi dan Ren. Ya, karena ia sudah terbiasa dengan Kairi. Dan Ren saat itu cukup dekat dengan Kairi juga.

Yang lainnya terdiam beberapa lama. Meskipun begitu, mereka tetap mengangguk dengan pelan. Sepertinya memang mereka sedikit ragu dengan apa yang direncanakan dua orang itu. Pemuda yang sedari tadi membaca buku itu menutup bukunya dan mengarahkan pandangannya pada teman-temannya yang lain.

"Jaa, kalau begitu, ayo kita pergi bersama!" ucap Akira.

Sontak saja semua pasang mata yang ada di sana menatapnya dengan terkejut. Ada apa dengan hari ini? Tidak biasanya Akira menyetujui suatu pembicaraan dengan secepat ini. Bahkan lebih cepat dibandingkan gadis yang duduk selang satu orang darinya.

"Hei, kau tidak sedang demam 'kan?" tanya Daichi asal.

"Kenapa kau menanyakan hal seperti itu?" keluhnya.

"Aneh saja! Tidak biasanya kau berbicara tanpa dipancing terlebih dahulu oleh Harumi,"

"Ya, aku hanya ingin membuat kenangan saja dengan teman-temanku. Apa salahnya?"

Ren hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan perasaan aneh. Ya, ia tidak habis pikir dengan tingkah anak baru itu. Sementara yang lain kini tertawa seraya meledek pemuda itu. Mereka masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan.

Seulas senyuman hadir di wajah Harumi tanpa ada yang menyadari, termasuk dirinya sendiri saat ia menatap wajah pemuda itu. Sepertinya Akira mulai bisa menjalani hidupnya dengan lebih baik sekarang. Tentu saja ia sangat bersyukur dengan apa yang terjadi sekarang.

"Kalau begitu, ayo kita pergi dan membuat harapan bersama!" ucap Kairi.

"Tapi sebelum itu –" ucap Ren yang kemudian bangkit dari duduknya dan menatap semua teman-temannya. " – Kita masih punya kelas yang harus dilewati!". Ia pun berlalu begitu saja selesai mengucapkan kalimat itu.

Semuanya pun menyusul pergerakan Ren dan meninggalkan bangku itu satu persatu. Akira mengambil kembali bukunya dan berhenti saat menyadari satu-satunya gadis di lingkaran pertemanannya itu menatapnya dengan tatapan yang aneh.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Akira.

"Eh?!" ucap Harumi terkejut saat ia sudah kembali sadar sepenuhnya. Mulutnya terngaga selama beberapa saat sebelum akhirnya ia bangkit dan pergi dari hadapan pemuda itu tanpa pamit.

A Kind of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang