#3 bulan kemudian
"Halo.. bagaimana perusahaanya? ah baiklah... bagaimna dengan dokumen dokumennya? sudah siap kan? ......"
Ya seperti itulah keributan Mingyu setiap hari dikantornya, dia selalu disibukan dengan pekerjaanya, mengingat dia seorang CEO yang tidak pernah lepas dari kesibukan.
"tuan ini berkas berkas yang anda inginkan" ucap salah pegawai
"simpan dimejaku, akan aku lihat nanti"
"baik"
tak lama kemudian ponsel Mingyu bergetar, hendak marah namun saat ia melihat siapa yg sedang menelpon ia pun tersenyum.
'bebanku hilang 100%' -Kim bucin Mingyu
"hallo? ada apa sayang?"
"gyuu... pulaaang~
Dua hari tidak dirumah kau tidak kasian pada istrimu?!"tidak tidak dia mendengar suara lain, ya setelah suara wonwoo itu seperti... ITU EOMMA
"eh eomma, k..kenapa-"
"apa hah?! cepat pulang sekarang!"
"iyaiyaa"
Sambunganpun terputus, Mingyu pun mengecek berkas berkas dari pegawainya tersebut.
"ck, beri aku yg lebih baik dari ini!"
"b..baik tuan, saya permisi"
"woi gyu, kau terlihat tidak baik hari ini, mau mengopi?" tawar DK yang kebetulan mampir di perusahaan Mingyu
"tidak terima kasih aku harus pulang, sudah dua hari aku tidak di rumah"
"tenanglah kawan, kau tidak akan bangkrut begitu saja, bawa semua itu tenang, kasihan istrimu, bagaimana pun setelah bersama istri semua akan terasa lebih ringan"
"kau benar juga, yasudah sampai jumpa"
'aku juga harus pulang, aku rindu istri manisku' -Dk bochen 2k20
Mingyu pun berlari menuju parkiran dan segera melesatkan mobilnya menuju rumahnya.
"AKU PULANG!" teriak Mingyu saat sampai dirumahnya
"diam bodoh! istrimu sedang tidur" ucap eomma Mingyu
"hah? tumben sekali"
"dia sedang sakit, dan kau tidak ada dirumah, suami macam apaaa" kesal Eomma Mingyu dan menarik telinga anaknya dengan kuat.
"aakkk sakit eommaa bagaimna jika putuss"
"rasakan saja kau itu seorang suami, kau memiliki tanggungjawab penuh atas istrimu, lagi sakitpun kau tidak tau, payah, jaga dia baik baik, aku akan pulang"
Lalu eomma Mingyu pun pergi begitu saja, Mingyu masih mematung ditempatnya dengan segala pikiran. Dia salah.
Mingyu pun berlari ke kamarnya dan melihat Wonwoo terbaring pulas di ranjang.
Hatinya serasa tercabik, matanya berkaca kaca
"apa yang aku lakukan? bahkan istriku sakitpun aku tidak tau"
Mingyu pun memeluk Wonwoo dengan erat, yang dipeluk pun merasa terusik dan terbangun dari tidurnya.
"Mingyu? kau sudah pulang... mandilah dulu"
"aku rindu, maaf.. maaf"
"mandiii kau bau!"
"ayo mandi bersama"
Mingyu pun menggendong Wonwoo menuju kamar mandi dan melakukan ritual suami istri.
"ahh minggyuhh pelaanhh"
"nghh sepithh"
"aku keluar akhhhh"
Saat mereka klimaks Wonwoo pun terkulai lemas untung saja Mingyu langsung menahannya, Mingyu pun memandikan wonwoo.
"kau sakit? kau pucat sekali"
"tidak, hanya kecapean biasa"
"jaga dirimu baik baik, maaf aku selalu lembur, dan jarang mengabarimu"
"cepatlah, dingin"
Mingyu pun segera membereskan acara mandi bersama dan langsung mengeringkan badan Wonwoo dan memakaikan bajunya.
"diamlah disini aku saja yang masak" ucap Mingyu saat ia selesai memakai bajunya.
"aku mau sop ayam"
"huh?"
"mau sop ayam"
"baiklah akan kubuatkan, tunggu hm"
Mingyu pun mengecup pipi wonwoo lalu pergi ke dapur.
"aku merindukannya" ucap Wonwoo dengan kesadaran penuh, padahal Mingyu baru meninggalkannya beberapaa menit yang lalu.
"MINGYYUU" teriak Wonwoo dengan santai, sedangkan yang dipanggil langsung berlari karena panik.
"ada apaa?!"
"kangen"
"huh?".
"ayo aku mau ikut masak, gendongg~"
Sempat terdiam, namun Mingyu langsung menggendong Wonwoo menuju dapur
"kau membuatku panik, aku kira kau kenapa napa" ucap Mingyu saat mendudukan wonwoo dimeja makan
"hehehe"
Mingyu pun menlanjutkan acara memasaknya.
"mingyuuu..."
yang dipanggilpun menjawab tanpa menoleh sama sekali.
"apa?"
"love you"
"..."
"gyu...kau baik baik saja? apinyaaa gyuuu"
"ah iyaa aku lupa"