Saat makan bersama, Mingyu hanya memperhatikan Wonwoo dengan tatapan heran, ya bagaimna tidak, Wonwoo makan seperti orang tidak makan tiga hari.
"sayang" panggil Mingyu pelan, Wonwoo pun yang merasa dipanggil mendongkak
"kau lapar?"
"hehe aku lapar sekalii"
"ada ada saja, yasudah habiskan hm"
'siapp!!"
Mingyu pun berdiri merapihkan alat alat masak sambil menunggu Wonwoo selesai makan.
"ughh"
"ehh kau kenapa?"
Seru Mingyu panik karena Wonwoo tiba tiba memeluk perutnya sambil terisak kesakitan.
"kita ke rumah sakit hm"
Dengan segera Mingyu pun menggendong Wonwoo ke mobil dan mendudukannya.
"shh sakit, cepat gyuu"
"i..iya"
Mingyu langsung menancapkan gas dan meninggalkan pekarangan rumahnya menuju rumah sakit.
#rumah sakit
"Anda suaminya?" tanya Dokter saat keluar dari ruang rawat Wonwoo
"Ah iya, bagaimna keadaanya?"
"Selamat pak, anda akan menjadi ayah, kalian habis melakukan hubungan suami istri?"
'H..hah? I..iya" jawab Mingyu seadanya karena belum paham dengan keadaan.
"Istri anda hanya mengalami kram perut, usahakan jangan terlalu lelah, terutama di trismester pertama, sekali lagi selamat pak, saya permisi"
Lalu dokter itu pun pergi meninggalkan Mingyu yang masih terdiam mencerna semua perkataan Dokter tsb.
"Wonwoo? Istriku hamil?"
Mingyu pun langsung masuk ke dalam ruangan Wonwoo dan memeluk Wonwoo dengan erat
"M..mingyu?" panggil Wonwo karena kaget dengan tindakan tiba tiba mingyu
"terima kasih, terima kasih"
'un..HEI KAMU NANGIS?"
"Kecilkan suaramu, aku tak mau jagoanku mengetahui bahwa ayahnya sedang lemah saat ini"
'a..apa? jagoan? aku tidak mengerti mingyu"
lalu Mingyu mengelus perut Wonwoo lembut
'jagoanku, anak kita" ucap Mingyu dengan mata berkaca kaca
"aku h..hamil? anak kita?"
Mingyu pun menggangguk saabil tersenyum, kemudian Wonwoo memeluk Mingyu dengan erat sambil terisak.
hari ini, biarkan semesta menjadi saksi bahagia untuk kedua calon orangtua tersebut. semua tak perdah terduga, tak pernah diduga, Tuhan memang baik, terutama pada pasangan yang tak sengaja bertemu dengan kekonyolan yang akhirnya tetap bersatu dengan keseriusan.
#rumah
"MAMAMAAA!!! JIUN KANGEN!" ucap bocah berlarian ke arah Wonwoo, iya jihoon
"ehh baru saja sehari tidak bertemu" jawab Wonwoo kemudian mengecup pipi anaknya tersebut
"maaaa endonggg, suda lama jiun tidaaa diendong mama agii"
"eitsss, kau digendong papa dulu hm" ucap Mingyu kemudian langsung menggendong Jihoon
"jiun mau smaa mama"
"mama mu lelah jagoan"
"eoh mama sakit?"
"tidak, tapi mama membawa adikmu"
"ADIKK?! JIUN PUNYA ADIK?!!"
"iyaa, senang hm?"
"TENTU SAJA?! lalu dimna adik jiun?"
"di perut mama mu"
"woaaaa! adik jiun bisa masuk kedalam perut! keluarkan maaa!"
Seketika mata wonwoo dan mingyu membulat mendengar perkaraan anaknya itu.
"tidak bisa sayang, tunggu dia tumbuh dulu" jawab Wonwoo sambil mengelus lembut rambut jihoon
"jika dia sudah tumbuh, dia boleh keluar?"tanya Jihoon lagi
"tentu saja"
"yeyy"
kemudian Jihoon turun dari gendongan Mingyu, lalu berlari kearah Wonwoo dan memeluknya.
"terima kasih mama" ucap jiun kemudian sambil mengelus perut Wonwoo dengan tangan kecilnya
"hei tidak berterimakasih pada papa? kalau papa tidak ada, adikmu juga tidak akan ada" ucap Mingyu yang merasa iri
"hah kenapa begitu pa?"
deg.
Wonwoo menatap Mingyu tajam, sedangkan yang ditatap menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.
"enggg.. anu... lupakan saja, ayo kita masak untuk mama"
"ayoooo!!!"
'hahh semoga Mingyu tak mengajari anakku yang aneh aneh" ucap Wonwoo sambil menggeleng pelan