"keren banget!" ujar Renjun antusias sambil megang-megang tangan Sunwoo yang udah dilapisin sarung tinju. Sunwoo yang ngelap keringetnya geleng-geleng, ini antara Renjun gapernah liat sarung tinju secara langsung atau dia antusias cuma karena itu Sunwoo yang pake, yang penting tetep gemes.
Renjun daritadi seneng banget ngeliatin Sunwoo latihan, udah hampir 2 jam lebih tapi nggak keliatan bosen sama sekali, malah antusias banget. Tadi sebelum ke Training Center, mereka ke klinik dulu, Sunwoo minta kotak P3K buat disimpen sama dirinya sendiri, kan nggak mungkin tiap saat mereka mesti ke klinik, akhirnya dia bawa, tangannya Renjun juga udah diperban sama dikasih obat kok.
"ayo balik." Ucap Sunwoo, dia ambil kaosnya di ring kemudian langsung pake lagi, karena emang peraturan Boxing dianjurkan gapake baju, untuk ngindarin resiko semacam kelilit baju pas berantem. Renjun berdiri dari bangkunya sambil bawain tas mereka, siap buat balik.
"Rimba—aww aaah!" Renjun meringis waktu Sunwoo nggak sengaja nyenggol pinggang kirinya, bikin Sunwoo panik dan dua orang lainnya di ruangan nengok karena penasaran.
"loh, kenapa?" tanya Sunwoo, Renjun gigit bibir bawahnya sambil geleng, tiba-tiba jemarinya ditarik sama Sunwoo, kali ini tarikannya lembut, dan dia iya-iya aja waktu Sunwoo bawa dia ke kamar mandi.
Sampe disana, Sunwoo langsung ngunci pintunya, dia takut nanti ada orang masuk pas dia sama Renjun ngomong, sekali lagi dia ngerti kalo Renjun nggak suka ada orang lain tau masalahnya.
"angkat bajunya." Pinta Sunwoo, wajah Renjun merah seketika, dia ngegeleng malu. Sunwoo hela nafas, padahal dia nggak niat apa-apa, cuma mau bantu ngobatin.
Dia letakin kotak P3Knya di wastafel, "yaudah, nih pake sendiri—"
"jangan, pakein." Potong Renjun, dia angkat bajunya setengah sambil buang muka, malu. Sunwoo sendiri malah diem ditempatnya.
Kan, awkward.
Batuk kecil, tangan Sunwoo terulur buat buka kotaknya dan ngeluarin gulungan perban, dia juga tadi sempet minta salep buat lebam, pokoknya kotak itu udah lengkap buat kebutuhan Renjun.
"puter." Pinta Sunwoo lagi, Renjun nurut dan balik badan, biarin Sunwoo liat luka di pinggang kirinya itu. Biru, dan ada semacam 2 titik disana, Sunwoo deketin mukanya biar bisa liat jelas luka itu.
"Ndu, lo disetrum lagi?" tanyanya, sambil nyolek lukanya, Renjun meringis sambil ngangguk.
"semalem Mama sempet pulang dan dia nyetrum gue, tadi pagi kata bibi udah berangkat ke Paris buat 2 bulan." Adu Renjun. Sunwoo olesin salepnya disitu, sehati-hati mungkin, dia nggak kuat liat wajah kesakitan Renjun, dia ikutan ngeringis juga tiap kali tubuh Renjun bergetar gara-gara sakit.
"sebentar, biar kering dulu." Kata Sunwoo, sambil ngipas-ngipas pinggang mini Renjun. Serius, pinggangnya kecil banget kayak cewek, tapi justru itu bikin Sunwoo kasian karena Renjun makan nggak teratur.
He wanna protect him with all cost now.
"Rimba..." cicit Renjun takut-takut. Sunwoo jawab pake deheman, matanya melotot waktu Renjun tiba-tiba lepas kancing bajunya dan nurunin sampe punggung, pamerin luka besetan di punggung sempitnya.
"tolong..." cicitnya lagi, Sunwoo nutup mulutnya shock.
'S C U M'
Besetan di punggung Renjun berbentuk kata itu.
"Randu—astaga..." Sunwoo langsung ngambil obat merah, olesin perlahan pake kapas perlahan, dia biarin tangannya dicakar sama Renjun buat luapin rasa sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/220877734-288-k66382.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] tri gemintang ; hyunjin, jeno, sunwoo
Фанфикproses menuju kedewasaan bersama trio gemintang anak mama dean: samudera, rimba, dan angin! warning! mpreg (implied); bxb; kapal antar galaksi; bahasa non baku © 2019 eclipseuuu