14. sisi lain

5.4K 883 244
                                    

"udah, boleh dipake lagi bajunya."

Solar beresin peralatannya, Renjun yang daritadi megang erat bajunya langsung buru-buru pake, sebelum Sunwoo masuk ke ruangan.

"itu hasil KDRT, beberapa lebam nunjukin dia dipukul pake benda berat, lebam diperkirakan ada yang udah agak lama dan ada yang baru beberapa hari, dia butuh lo." Kata Solar ke Sunwoo, tanpa sepengetahuan Renjun tentunya. "untungnya nggak nyampe ada tulang yang rusak, tapi ada beberapa sayatan di tangan, selfharm, percobaan bunuh diri, masalahnya besar."

Sunwoo ngangguk sambil hela nafas, gila, dia nggak ngira Renjun ternyata sesakit itu. Setelah ngomong terima kasih ke Solar, dia langsung hampirin Renjun didalem.

"hai." Bocah itu duduk dikasur ruang VIP, bahkan masih sempet-sempetnya senyum jenaka, "gue udah diperiksa dong."

Sunwoo duduk disebelahnya, tatap kosong ruangan serba putih itu.

"gue tadi di rongsen, emangnya lo bawa duit banyak?" tanya Renjun. Sunwoo gigit pipi dalemnya, ngendikin bahu sebelum dia kembali bangkit dan ambilin air putih di nakas buat Renjun.

"kok lo keliatan kenal sama perawatnya?" tanya Renjun lagi, daritadi Sunwoo diem sejak mereka ke klinik, padahal di rumah sempet berantem sama saudara-saudaranya gara-gara dikecengin.

"kenal lah." Bales Sunwoo singkat. Renjun hela nafas pelan, nunduk, mainin jemari mininya sebelum jari-jari panjang Sunwoo invasi tangannya.

"nanti berdarah." Tegur Sunwoo, dia kemudian narik lengan Renjun, gulung lengan kemejanya dan elus bekas sayatan-sayatan kering disana.

"sakit ya?" tanya Sunwoo dengan nada interogatif penuh kekhawatiran, tadi pagi dia megang lengan itu kenceng-kenceng tanpa tau Renjun susah payah sembunyiin kesakitannya karena lukanya dicengkram.

Sunwoo kembali rapihin lengan kemeja Renjun, kancingin karena dia tau Renjun nggak suka orang liat lukanya, "lain kali gue pegangnya lembut-lembut."

Renjun senyum simpul, dia turun dari kasur yang lumayan tinggi itu terus dongakin kepalanya, perbedaan tinggi mereka emang lucu, Renjun keliatan super mini kalo udah berhadapan sama Sunwoo.

"apa kata perawatnya?" tanya Renjun, Sunwoo kulum bibir atasnya sambil ngebungkuk, nyamain tingginya sama yang lebih pendek.

"katanya lo bandel." Bales Sunwoo, "udah tau lukanya banyak, malah disembunyiin, bukannya pergi ke klinik."

"abis nggak ada yang peduli." Renjun cemberut sambil tahan air yang udah mengolam di mata, "waktu gue kesini, malah dikira pelacur yang suka dikasarin, yaudah gue pulang."

Mata Sunwoo membulat, "siapa yang ngomong gitu? kapan"

"p-perawat, 2 minggu yang lalu..." bales Renjun takut-takut, sambil ngelap air matanya.

Kalo gini mah, Sunwoo mesti turun tangan.

"ayo." Sunwoo jalan duluan, auranya beda, nggak tau kenapa dia marah banget. Renjun cuma ngikutin dibelakang sambil sesekali sesenggukan, dia nggak tau Sunwoo mau bawa dia kemana, tapi daripada ditinggalin di ruangan penuh bau obat, Renjun lebih milih ikut Sunwoo.

Renjun kaget waktu Sunwoo tiba-tiba ngebanting pintu pantry, nggak cuma dia, tapi perawat-perawat baru yang lagi ngumpul disana ikutan kaget.

"yang mana?" tanya Sunwoo, nadanya bener-bener beda kayak biasanya, penuh api, bikin Renjun natap dia bingung.

"i—"

"GUE TANYA, YANG MANA?!" bentak Sunwoo, badan Renjun bergetar hebat, dia sama sekali nggak ngira Sunwoo bakal ngebentak dia segitunya.

[✔] tri gemintang ; hyunjin, jeno, sunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang