part 33

399 19 2
                                    


Awal dari sebuah senyuman abadi

••••

Terlihat seorang gadis cantik yang tertidur di atas ranjang, ia begitu pulas hingga sinar mentari yang masuk melalui celah-celah jendela tak mengusiknya sama sekali.

Tangannya meraba sebelahnya dan berakhir tidak menemukan seseorang yang dicarinya. Ia mencoba bangun dari tidurnya, namun rasa kantuk masih menguasainya dan membuatnya enggan untuk membuka mata.

Terdengar suara gemuruh langkah kaki yang berlalu lalang di depan pintu kamarnya, ia terbangun kerena mendapati suara yang menggangu tidurnya. Matanya yang terpejam kini telah terbuka lebar walaupun rasa kantuk berusaha menguasainya kembali.

"Sebenarnya apa yang sedang mereka kerjakan," ucapnya sembari menutup mulutnya yang sedang menguap

Dia turun dari ranjangnya lalu sekilas melirik ke sebelahnya. "Kemana perginya, apakah ada sesuatu hingga membuatnya bangun sepagi ini?" tanyanya.

Tap tap tap.

Gadis itu berjalan menuju kamar mandi lalu diikuti beberapa pelayan masuk untuk membantunya. Ia membuka satu persatu kain yang melekat di tubuhnya dan menyisakan gaun tipis.

Kemudian, ia melangkahkan kakinya ke dalam bak mandi yang dipenuhi oleh bunga mawar begitu juga dengan airnya.

Aromanya begitu wangi hingga menyeruak ke dalam indra penciumannya. "Sangat wangi, di Swedia wangi bunga mawar tidak seperti ini ... ini sangat wangi!" serunya kepada pelayan yang menuangkan sabun cair ke dalam bak mandinya.

"Sebab, bunga mawar ini ditanam dengan taburan cinta," ucap pelayan tersebut dengan senyuman.

"Apakah benar begitu?" tanyanya sembari memainkan jari jemarinya untuk membuat beberapa gelembung.

Sesekali senyuman terukir diwajahnya ketika memainkan gelembung. Ia bersama pelayan pribadinya membuat gelembung dari sabun. Sangat sederhana, namun dapat membuat seseorang bahagia dengan kesederhanaan itu sendiri.

Ia meniup gelembung-gelembung tersebut, lalu terdengar suara bariton yang menggelegar ke penjuru ruangan.

"My Queen!" ucapnya sembari membuka pintu kamar mandi.

Semua pelayan yang berada di dalam sedikit terkejut lalu mereka segera meninggalkan kamar mandi milik ratunya.

Terlihat seorang pria yang berjalan dengan penuh wibawa menuju bak mandi milik gadis itu.

"Amora, aku merindukanmu!" ucapnya memelas lalu memposisikan tubuhnya untuk duduk di samping bak mandi.

"Padahal kau meninggalkanku tanpa membangunkan ku terlebih dahulu, lalu ... sekarang kau merindukanku!" ketus Amora.

Xavier melempar bunga ke wajah istrinya dan berakhir mendapatkan tatapan tajam.

"Xav! Pergilah, jangan menggangguku," gerutu amora.

"Baiklah jika itu keinginanmu, padahal ... maksud kedatanganku untuk mengajakmu ke suatu tempat," ucap Xavier dengan nada memelas.

Amora mendongakkan kepalanya lalu berkata, "kau akan mengajakku ke mana?" tanyanya yang begitu antusias.

"Bukankah kau mengusirku, kenapa sekarang berubah pikiran." Xavier membalikkan badannya lalu tiba-tiba tangannya di cekal oleh seseorang.

"Tunggu! Aku hanya bercanda, kenapa kau marah?" tanya Amora yang masih memegang tangan Xavier.

"Pikirkanlah sendiri!" ketus Xavier.

Xavier mencoba melepaskan tangannya dan berakhir mendapat tarikan dari Amora yang membuatnya limbung ke dalam bak mandi.

Byurrrrrrr!

Xavier jatuh kedalam bak mandi yang dipenuhi air mawar itu. "Apa yang kau lakukan!" pekik Xavier yang mengusap wajahnya yang terkena percikan air.

Amora mengangkat kedua bahunya lalu berkata, "upsss, aku tidak sengaja."

"Kau ingin bermain-main denganku, heh!" kekeh Xavier.

Xavier melempar beberapa bunga ke arah Amora dan begitu pula sebaliknya. Senyuman mereka terlihat begitu bahagia hingga membuat pelayan yang berada di luar pintu tertawa kecil ketika mendengar kegaduhan di dalamnya.

Betapa senangnya ketika mendengar tawa bahagia rajanya telah kembali. "Aku turut bahagia untuk mereka," ucap salah seorang pelayan pribadi Amora.

Beberapa diantaranya menganggukkan kepala lalu segera menghentikan tawa ketika pintu kamar mandi terbuka.

Ceklekkk.

Semua pelayan pribadi Amora menundukkan kepalanya ketika sang raja keluar dari kamar mandi ratunya.

Dengan baju yang sudah basah kuyup, ia segera memakai jubah yang sudah disiapkan oleh pelayan pribadi Amora.

"Tolong siapkan baju yang elegan untuknya, aku akan mengajak Queen ke suatu tempat," ucap Xavier sembari memakai jubahnya.

"Perintahmu akan segera dilaksanakan, My Lord!" ucap mereka secara bersamaan.

Sepeninggalan Xavier, mereka segera masuk ke dalam kamar mandi ratunya.

"Queen, apa yang terjadi?" tanya mereka yang begitu antusias.

"Benar, kami sangat ingin mengetahuinya," ucap salah seorang pelayan tersebut.

Pipi Amora merona ketika mendengar pertanyaan pelayan pribadinya. "Kita hanya ... lupakan!" ucap Amora dengan senyuman jahil.

"Ayolah, Queen!" ucap mereka secara bersamaan dengan tatapan penuh harap.

"Ayo kita bersiap, lain kali aku akan menceritakannya." Amora mengenakan jubahnya lalu berjalan keluar, sedangkan pelayan pribadinya menatap punggung Amora dengan tatapan kecewa.

Amora menghentikan langkah kakinya lalu membalikkan badannya.
"Ayo!" ucap Amora dari ambang pintu.

Amora tersenyum geli ketika melihat keingintahuan mereka yang begitu besar.

TBC-

Don't forget vomment!
Tinggal 1 part lagi untuk penyelesaian dan setelah itu epilog akan aku buat.
Thanks readers ❤️

LORD DEVIL : the rising of the king's heart✓ (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang