Pertama kali bangun, Lisa terkejut mendapati tubuhnya menempel erat pada Jungkook dengan posisi saling berhadapan. Ia mendorong pelan tubuh pria itu, melepas kaitan erat pada pinggangnya lalu mencari-cari Jeongsan yang mungkin tergencet di tengah.Matanya seketika membulat saat tidak menemukan Jeongsan, ia menunduk memperhatikan kaki, masih berpikir bahwa tubuh bayi itu mungkin luruh ke bawah, tetap tidak ada. Lisa panik, mendorong keras tubuh Jungkook yang masih saja ingin merengkuhnya erat dengan keadaan tidak sadar.
Ia bergerak menyamping lalu mendesah lega ketika akhirnya menemukan bayi laki-lakinya berbaring terlentang di sebelahnya.
Demi Tuhan, beruntung bayi itu tidak terjatuh dari tempat tidur!
“Mmhh.” Lisa menepuk tangan Jungkook yang berniat memeluknya lagi dari belakang, ia beringsut turun dari ranjang kemudian meninggalkan dua laki-laki itu untuk beranjak menuju kamar mandi.
Cahaya matahari pagi berhasil menyelinap dari sela gorden yang sedikit terbuka, Jungkook menggeliat, mengulurkan tangan mencari tubuh istrinya. Saat akhirnya menemukan tubuh mungil itu, Jungkook menggumam. Tapi tidak nyaman, tubuh itu terlalu kecil. Jungkook lantas membuka mata, seketika membelalak tatkala yang berada di dekapannya adalah Jeongsan, bayi laki-laki yang semalam sangat sulit untuk membagi tubuh ibunya. Tapi akhirnya Jungkook yang berhasil mendapatkan wanita itu, ia memeluk Lisa dengan posesif sementara Jeongsan tidak mendapatkan apa-apa.
Jungkook melepas pelan-pelan Jeongsan yang akhirnya bangun, ia mendecak kemudian melipat tangan di depan dada.
“Sayang..” Jungkook memanggil dengan suara serak, sambil melirik Jeongsan yang masih mengumpulkan nyawa dengan menggerak-gerakkan tangannya yang kecil.
Lisa keluar dari kamar mandi sembari menggulung rambutnya asal, ia tersenyum geli saat melihat Jungkook dan Jeongsan masih berbaring di ranjang dengan nyaman. Ia segera menghampiri Jeongsan, mencium bertubi-tubi pipi berisi itu dengan gemas. Jungkook hanya melihat, tapi berharap mendapat ciuman bertubi-tubi juga.
“Selamat pagi, Jeongsan,” sapa Lisa dengan suara yang dibuat menyerupai anak-anak, bayi itu melenguh, mencoba menarik pipi ibunya dengan senyum khas yang menggemaskan.
“Aku juga,” interupsi Jungkook, ingin disapa seperti Jeongsan.
“Selamat pagi, Oppa.” Jungkook tersenyum, menunjuk pipinya.
Lisa menghela napas, segera mendekati pria itu memberi ciuman singkat di pipi, Jungkook tersenyum tipis, langsung bangkit dan memeluk istrinya itu, memenuhi penciumannya dengan aroma facial foam stroberi milik wanita itu. Rasanya ingin berlama-lama seperti itu, tapi Lisa dengan cepat mengurai pelukan mereka dan membagi perhatiannya pada Jeongsan yang merengek—memasang wajah cemberut.
“Sebentar lagi,” pinta Jungkook seraya meraih kembali tubuh wanita itu. Lisa terdiam sebentar, menepuk-nepuk punggung bayi besarnya.
Melihat Jeongsan semakin cemberut, Lisa melepas dekapan Jungkook, cepat-cepat menggendong bayi mungilnya dan mengajaknya berjalan menuju balkon, menyapa udara pagi yang cukup hangat. Jungkook menggerutu, memutuskan kembali berbaring dan memeluk bantal. Ingat bahwa ia memiliki pekerjaan dan harus berangkat ke kantor, Jungkook beranjak menuju kamar mandi. Persetan dengan Jeongsan yang selalu berhasil mengklaim ibunya dengan memasang wajah cemberut, malam nanti Jungkook juga akan mendapatkan perhatian lebih.
🌷🌷
“Oppa pulang jam berapa?” tanya Lisa sembari memasang dasi untuk Jungkook.
“Kenapa? Kau ingin melakukan sesuatu?”
“Hanya bertanya.”
“Ada pertemuan di sebuah hotel—”
KAMU SEDANG MEMBACA
MPB|SEASON2✔
Fanfiction[M] You'll always be mine, Dear. Cover designed by @nmcrsika