Eleven

28.8K 2.3K 438
                                    

Mereka masih di dalam mobil. Jungkook kesulitan bergerak, Lisa tetap membenamkan muka dan memeluknya dengan erat. Ia tidak tahu mengapa Lisa seolah betah melakukannya hampir menuju satu jam, tapi Jungkook tidak menolak, ia hanya mengusap sesekali rambut istrinya, lalu tertegun ketika menunduk dan matanya melihat potongan berantakan itu. Wanita itu sama sekali tidak memperbaikinya meski tahu itu jelek. Mungkin takut Jungkook memotong itu semakin pendek jika ia nekat menyerahkan rambutnya pada penata rambut.

Lisa kemudian mengurai pelukan, matanya masih menyisakan bekas tangisan. Jungkook mengusapnya lalu mengerutkan dahi tatkala Lisa menatapinya dengan tatapan tak bisa dibaca. Wanita itu menunduk, memainkan dasi Jungkook lalu menatapnya lagi.

“Masih lapar?” tanya Jungkook. Lisa mengangguk dengan ragu-ragu.

“Jangan mie instan lagi,” peringat Jungkook ketika Lisa seolah ingin mengambil kembali cup mie yang belum ia buka di mini market.

“Mie dingin?” usul Lisa.

“Jangan makan mie lagi untuk hari ini. Makan yang lain, sesuatu yang bergizi.”

“Tapi aku ingin mie.”

“Lisa.” Jungkook mendesis pelan dan Lisa mengalihkan mukanya ke kaca mobil.

“Kita beli buah.” Jungkook menyalakan mobil.

“Aku tidak mau.” Jungkook menoleh, sementara Lisa setia memandangi jalanan dengan wajah murung.

“Kita akan membelinya.”

“Tidak mau!”

Jungkook tidak ingin terpengaruh, ia tetap membawa mobilnya menuju toko buah dan setelah sampai di sana, ia meminta istrinya ikut turun. Lisa menurut meski raut wajahnya mengatakan sebaliknya. Begitu menemukan banyak buah mangga kesukaan istrinya, Jungkook segera mengambilnya.

“Jangan cemberut, sayang,” ucap Jungkook menarik kecil pipi wanita itu dengan gemas.

“Ada pepaya, itu bagus untuk perut. Mau?” Lisa tidak menjawab, ia berjalan menuju deretan buah lainnya. Jungkook tetap mengambil buah papaya karena tahu khasiatnya bagus untuk wanita itu.

“LISA WILKINSON?” Jungkook menoleh, mendapati enam remaja berbeda jenis kelamin tengah mengerumuni istrinya.

“Kakak ha—hamil?” Seorang remaja laki-laki menunjuk perut Lisa lalu menyenggol tangan temannya.

“Dia masih dengan suami lamanya atau dengan Xukun?” bisik yang lain. Remaja wanita yang menyadari perubahan wajah Lisa segera menyenggol temannya.

“Kami penggemar berat! Apa kami bisa foto dengan Kakak?” tanya mereka antusias. Lisa yang tadinya cemberut segera menyunggingkan senyum.

“Tentu saja.” Tak disangka mereka berebutan mengambil tempat di samping Lisa.

“Aku di situ!”

“Aku dulu bodoh!” Lisa terkekeh geli. Ia kemudian berdiri paling depan lalu meminta ponsel mereka untuk ia potret dengan tangan sendiri.

“Wah, bagus! Lihat aku terlihat kurus!” pekik remaja perempuan berkaca mata.

“Kakak cantik sekali!” puji mereka. Lisa terkekeh ringan.

“Pergi.” Jungkook datang dengan aura menegangkan. Ia mendekap lengan Lisa dengan erat kemudian menatap penggemar istrinya dengan datar. Keenam remaja itu berjengit kaget.

“Itu suaminya yang menyeramkan itu!” teriak mereka takut.

“Lari bodoh!” ucap salah satunya kemudian berlari terburu-buru.

MPB|SEASON2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang